4

16 0 1
                                    

Aaron ?
Yes why ??
Aku ingin di lukis seperti wanita yang di lukisanmu itu
Apaaa ?
Aaron kikuk dan bingung harus menjawab apa
Kau mau kan melukisku seperti wanita yang di lukisanmu itu ?
Tapi ...
Ayolah aaron aku menyukai lukisan itu dan aku ingin di buatkan lukisan seperti itu
Tidak aku tidak mahir melukis nhara sungguh
Kau payah bahkan di saat seperti ini kau tidak bisa menghiburku .
Tapi nhara
Please , i want painted but naked ! Kalimat fulgar itupun keluar dari mulutku
Kau gila kau pasti masih mabuk ?
Tidak Aaron aku sedang tidak mabuk
Aku tidak bisa melakukan hal gila semacam itu
Ini tidak gila aaron , aku hanya ingin dilukis tanpa busana dan kau tau kalau itu seni
Iya tapi bagaimana dengan Rey jika dia tau bisa mati aku di bunuhnya
Tenang saja tidak ada yang tau tentang ini kecuali kita berdua
Kau yakin ?
Iya aku berjanji

Aku mulai melepasi gaun purple yang melekat di tubuhku tapi sial aku kesusahan membuka retsliting karena posisinya di punggung belakangku .
Aaron bisa kau bukakan retslitingku ?
Aaron pun berhenti sejenak melekatkan kertasnya di easel dan mendekat ke arahku menurunkan retsliting gaun ku .
Melorot sudah gaun yang kupakai ke lantai
Aaron hanya diam dan salah tingkah melihat badanku yang hanya di balut dengan bra dan underware
Kembali Aaron mempersiapkan alat-alat untuk melukisku dan menghidupkan beberapa lampu tambahan karena minimnya cahaya di malam hari agar hasil lukisan sempurna
Aaron melepas bajunya dan hanya mengenakan jeans .
Aku berdiri dan melepasi bra ku , buah dada ku yang cukup besar pun kini menggantung dengan indah dengan puting yang bewarna merah jambu selanjutnya aku melucuti underware ku vagina ku pun terlihat jelas mulus sehelai anak rambut .
Aaron yang dari tadi melihat aksi itu hanya bisa membelalakan matanya dan meneguk salivanya

Aku sudah siap Aaron sahutku sambil berbaring di atas sofa panjang menghadap ke arahnya sementara tangan kananku memangku kepalaku dan tangan kiriku berada di perutku .
Dengan gesit tangannya mulai bergerak dengan antusius ,matanya hanya tertuju pada dua object pertama tubuhku dan lukisan tubuhku .
Aku sangat menikmati setiap detiknya , aku sama sekali tidak merasa malu telanjang di depan sahabat pacarku sendiri lebih tepatnya mantan pacar karena problem yang tengah kami hadapi sekarang semakin memuncak.

30 menit berlalu
Keringat Aaron pun mulai terlihat di dadanya
And finally ends ..
Sungguh ? Tanyaku antusius
Aku segera mengambil selimut tipis dan membalutnya di badanku aku berjalan ke arah Aaron
Tanganku sebelah kanan memegang pundak Aaron dari belakang sambil melihat hasil lukisannya

Sungguh ini karya seni yang paling menakjubkan yang pernah ada .
Benarkah itu ?
Yes i like it's
Thank you babe aku berbisik tepat di telinga Aaron
Aaron pun menengok ke arahku dan muka kami saling bertatapan , dia semakin mendekatkan mukanya kepadaku dan bibirnya melahap habis bibirku tanpa sisa, melumatnya dengan gairah dan penuh nafsu
Tanganku semakin mengencang memeluk pundaknya
Aaron menarikku sehingga mengubah posisiku tepat duduk di atasnya selimut yang kupakai tadi pun telepas.
Seperti tidak ingin melepaskan ciumannya Aaron memasukan lidahnya ke mulutku dan aku mengisapnya dalam-dalam.
Mungkin ini yang di takutkan Aaron di awal sebelum hendak melukisku tapi kini sudah terjadi aku sudah telanjang bulat duduk di atas Aaron yang bertelanjang dada yang menciumiku
Aku mulai merasakan penis Aaron mulai mengeras dan rasanya sangat besar meski di dalam celana.
Tangan Aaron kini sudah di pantatku , dia meremas-remas pantatku yang berisi dan kejal
Aku melepas ciumannya dengan nafas terengah-engah karena kurangnya pemasukan oksigen
Kini mulutnya berpindah ke leherku
Aarggh ... Aku mengerang
Sungguh ini membuatku semakin terangsang karena lidahnya menjilat-jilat leherku di tambah lagi bau parfum maskulinnya membuatku mengerang semakin menjadi .

My BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang