'' Ibu..Ayah.. maafin aku.. Ya Tuhan ampuni aku, aku takut ..'' dalam hatiku terus berdo'a meminta ampun kepada Tuhan dan pada Ibu dan almarhum Ayah, mataku menatap kosong ke luar kaca Taxi yang aku tumpangi ini. '' aduh si mbak, masih muda, cantik...
Artha merasa lega karena masalahnya dengan Brenda dan Rena sudah selesai. Tingga tugasnya untuk membayar semuanya pada Leonel. Entah tugas macam apa yang akan ia terima nanti. Artha masih engga memikirkannya. Kini ia sedang berkonsentrasi dengan kanvas didepannya yang sudah setengah jadi. Sudah seharian ini ia menghabiskan waktu di Galery Kampus.
'' Artha..! '' tiba-tiba saja Anye sudah berdiri disampingnya. '' minum?'' Anye menawarkan Jus kemasan untuk Artha. Artha menerimanya dengan senang hati '' thanks''
'' oh iya, katanya lo mau cerita soal cowok yang waktu itu nganterin makalah lo?'' Ujarnya sambil mengunyah biskuit. Artha meletakan kuasnya . ia berputar dan mendongak kearah Anye yang berdiri disampingnya '' lo masih penasaran sama tu cowok siapa? Gak penting tauk '' Artha kembali melukis. Anye mendengus kesal, dan menarik kursi untuk duduk disamping Artha '' ya iyalah .. buruan kasih tau '' Anye mulai menekan sambil menggoyang-nggoyang lengan Artha, hampir saja kuas yang Artha pegang mencoret lukisannya
'' ih ... jangan sampai lo ngrusak lukisan gue !! oke oke gue cerita'' Artha pun menceritakan semuanya. Anye menutup mulutnya dengan kedua tangannya ''Gila lo '' ujarnya terkejut. Artha mengangkat kedua bahunya '' ya gimana lagi, habis gue kepepet sih.. '' ia kembali sibuk membubuhkan warna di lukisannya.
'' parah lo ''
'' tapi kan gue gak ngapa-ngapain sama Leonel. '' imbuhya.
'' hehe.. dari situ lo bakalan deket dong sama Leonel.. '' Anye menggodanya. Artha terdiam dan tersenyum kecut kearah Anye, '' makan tuh deket '' Artha mencoret hidung Anye dengan kuas. Cewek tomboy itu kemudian membalas Artha dengan menarik rambutnya ''aduh.. Anye !!!! ''
________________
Hari itu pun tiba, Artha baru saja sampai ke kost-an dan ia sempatkan untuk makan siang hanya dengan membuat mi instant dan telur ceplok setelah 3 jam di Kampus. Ia masih menunggu pesan dari Leonel.
Ting..ting..
Tak lama ponselnya berdering tanda ada pesan masuk.
Sender : Leonel
'', saya sudah tidak dihotel lagi, saya tinggal di teman saya rumah, alamatnya : Jl.Gatot Subroto numb 5A, Denpasar... ''
Artha tertawa kecil, Leonel masih saja terbalik-balik jika menggunakan bahasa Indonesia. Artha segera membalasnya.
