Bagian 3

126 4 2
                                    


Kini mereka berdua sudah ada didepan sebuah kamar hotel berbintang dikawasan nusa dua, '' masuklah '' Leonel mempersilahkan Artha masuk, namun Artha masih takut, namun tangan Leonel mendorong Artha masuk dan segera menutup pintunya.

'' duduklah dimana saja, temanku Austin memang pandai memilih hotel '' ujarnya. Artha melangkah kearah jendela dan membuka Kordennya, ia langsung disuguhkan pemandangan lautan dan tebing khas Nusa dua. Terdengar keran mengucur deras dari dalam kamar mandi, mungkin Leonel sedang mandi. Artha segera membuka ponselnya yang penuh pesan masuk dari Putri menanyakan bahwa tugasnya sudah benar-benar selesai atau belum. Artha mendengus kesal. ia menuju ke wastafel yang berada didepan toilet , ia membasuh wajahnya, menatap wajahnya didepan cermin. Ia ingin menangis. Artha teringat ibunga. Jarinya mengetuk ngetuk keran yang barusan ia matikan. Ia memutuskan untuk membatalkan perjanjiannya dengan Leonel dan Rena, ia lebih memilih mendapat hukuman dari Brenda daripada dari Tuhan. Ia sedang memikirkan bagaimana cara mengatakannya pada Leonel.

'' apa ada masalah '' Leonel menghampirinya, handuk putih masih menggantung di lehernya, ia mendapati Artha sedang melamun.

'' mm tidak.. '' Artha menggeleng pelan. Leonel mengembalikan handuknya digantungan kemudian duduk diatas kasur.Artha masih terpaku , mencoba merangkai kata bahwa ia tidak ingin melakukan ini, ia ingin pergi dari hotel ini dan mengerjakan tugas kuliah kemudian berurusan dengan Brenda.

'' Leonel.. aku..''

'' kau ingin kita melakukannya sekarang '' Artha tercengang , pertanyaan yang sudah diduga oleh Artha, pertanyaan dari seorang pelanggan. Leonel beranjak dari tempat tidur. Kemudian ia menghampiri Artha dan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya '' ini bayaranmu 10 juta..'' Leonel meraih tangan Artha dan menaruh amplop berisi uang itu ketangan Artha.. tubuh Artha terasa lemas, '' sepuluh ju juta ? ja ja di kita harus.. '' lidah Artha terasa kelu, '' yap.. kau pasti mengerti kan?'' ujar Leonel, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Artha, tangan kanannya dengan lembut meraih pipi Artha '' so let's do it '' bisiknya. Deru napas Artha semakin cepat. Wajah Leonel begitu dekat, bahkan Artha bisa mencium aroma mint dari nafas Leonel, nafasnya begitu hangat menerpa wajah Artha.. Leonel mendekatkan bibirnya ke bibir Artha.. '' aku tidak bisa '' ujar Artha ketakutan sambil melepaskan tangan Leonel dari pipinya.. Leonel tertawa kecil '' sudah kuduga.. bagaimana menurutmu? Kau fikir aku akan mencium mu?'' ia masih tertawa dan mengambil minuman dari kulkas yang tersedia dikamar hotel, ia menuang vodka kedalam gelas dan meminumnya sampai habis.

'' aku tau kau sudah tidak meginginkan ini dari awal bukan?'' katanya lagi. Artha semakin bingung. Leonel mengeluarkan sesnuatu dari tas ranselnya yang sudah ia taruh didalam lemari Hotel, sebuah Kamera. Ia mengambil tissue basah kemudian mengelapnya. Artha kemudian duduk diatas sofa menatap Leonel '' maaf, aku masih tidak mengerti'' Artha masih penasaran akan sikap Leonel.

Leonel berhenti membersihkan kameranya dan balik menatap Artha, '' kau lihat.. aku sibuk, tidak ada waktu untuk melakukan itu denganmu '' sambil menunjukan kameranya. Artha semakin bingung '' lalu kenapa kau memesan wanita disini?''

Leonel tertawa kecil dan menghampiri Artha kemudian duduk di Sofa kecil tak jauh darinya, '' temanku Austin yang memesan, sebagai hadiah ulang tahun, aku fikir dia sudah mengeluarkan banyak uang untukku, sebenarya aku tak ada niatan untuk berkencan dengan wanita disini , tapi aku penasaran saja wanita seperti apa yang seharusnya berkencan denganku '' jelasnya.

'' kau jangan khawatir, aku tetap membayarmu penuh, cek saja uangnya.. '' , namun Artha berniat mengembalikan uangnya. Ia taruh diatas meja '' maaf aku tidak pantass menerima ini , aku juga sebenarnya..''

'' tidak menginginkan ini? ''tebak Leonel, dia seperti bisa membaca fikiran Artha,

'' ya.. i can see that.. '' dengan tawa hambar dan kembali berkutat dengan kameranya, ia juga mengaktifkan laptopnya kemudian memasukan memory card kedalam Laptop.

'' kerjakan saja tugasmu,, kau bilang kau ada tugas kan?''

'' eeerhh.. iya.. tugas kuliah '' jawab Artha polos, '' disini free wifi, jadi kerjakan saja,'' ujar Leonel. Tidak ada basa-basi baginya ia segera mengeluarkan laptop dan setumpuk buku, Artha juga pergi ke toilet untuk mengganti pakainnya dengan kaus dan celana panjang super nyaman. Lagi pula rumah Anye jauh dari sini, kapan lagi bisa mengerjakan tugas kuliah di Hotel mewah begini.

Aroma Kopi menyeruak menggoda hidungnya, '' kopi.. dan ini aku punya roti, kau belum makan kan?'' Leonel menaruhnya dimeja. Artha menghirup kopi itu dan memastikan bahwa tak ada racun atau '' jangan berfikir aku menaruh obat tidur didalam kopi itu..'' kata Leonel. 

Spring in ClovellyWhere stories live. Discover now