Stuck In The Moment
Disclaimer: Naruto Milik MK
Pair: Gaara x Hinata
Rate: M (Chap ini masih aman)
Genre: Romance/ Hurt
Warn: DLDR! Mainstream, Masih prolog, banyak kekurangan (TYPO, EYD salah, dan lainnya) jadi yang tidak suka Gaara x Hinata silahkan tekan Tombol back! :D
Ini Fict GH pertamaku, requestan L-nee :3 jadi jika masih amatir mohon dimaklumi T_T #maaf kalau Ganjen, nee#
Story By: Hikari No Aoi
Happy reading ^_^
.
.
.
Hinata P.O.V
Langkahku berjalan dengan gontai, namun aku masih saja setia untuk menggenggam Red Wine di tangan kiriku. Asap rokok yang masih menyala juga menemani tiap langkahku-yang setiap saat ku hisap. Dan entah mengapa, efek rokok yang harusnya mampu menenangkanku malah membuat dadaku makin sesak! Damn.
"Hinata?" Meski dentuman musik DJ di diskotik ini cukup memekakkan telinga, namun aku masih bisa mendengar suara laki-laki yang memanggilku samar-samar. Ia memanggil namaku dengan nada penuh keraguan, lalu mendekatiku perlahan.
"Kau.. Hinata, kan?"
Aku memincingkan mataku untuk menatap pemuda ini agar bisa lebih jelas, sayangnya lampu diskotik yang berwarna-warni malah membuat mataku terasa sakit. Ditambah dengan cahayanya yang minim membuat tempat ini terlihat remang sekali, biasalah untuk Sex Party, Striptaese, and you know what i mean.
Aku hanya menggumamkan sebuah nama begitu aku tahu dia siapa. Sosoknya yang begitu femiliar membuatku merasa sudah mengenalnya lama. "Ga-Gaara?"Oh ya, benar! dia Gaara. Dia tinggal disini, Di Sunagakure. Aku berada disini karena lari dari Masalah hidupku, ahh...pengecut memang, tapi aku juga butuh waktu untuk melupakan pacarku yang telah menikah dengan gadis lain. Hell!
Brengsek, setan! Apapun itu... mereka bajingan.
"Apa yang kau lakukan!" Kudengar suaranya yang lantang, mencegahku untuk meminum Red Wine yang masih ku genggam, ada kekhawatiran disana. Ya, aku tahu. Tapi, kenapa dia begitu mencemaskanku, huh?
Aku hanya diam saja saat ia merebut minumanku dan membuang rokokku. Ohh Gaara, inilah mengapa aku meninggalkanmu. Kau itu terlalu membosankan...Dan juga baik. terlalu baik, untukku.
Ku langkahkan kakiku lagi untuk meninggalkanya. Bertemu dengan Gaara disini pasti akan memunculkan banyak masalah. Tsk, sialan! Dimana lagi agar aku bisa lari, hah?Namun beberapa saat kemudian, ku rasakan tubuhku menyentuh lantai dan semuanya terasa gelap, yang aku dengar sebelumnya hanyalah lengkingan suara Gaara-cinta pertamaku dahulu, Memanggil namaku.
.
.
.
Stuck In The Moment
.
.
.
Aku melenguh pelan, mencoba beradaptasi dengan cahaya terang yang terasa menyilaukan. Mulutku yang terasa aneh, segera membuat kedua manik Lavenderku terbuka.
Apa yang...
"Agh- syukurlah kau sudah sadar, B-bisa mundur sebentar?"
Mataku mengerjab selama beberapa saat, memandangi leher jenjang yang barusan aku 'makan'. Banyak sekali bercak merah disana, huh?
Eh?
"What the-" Gaara terlihat meringis Saat aku menyingkir dari tubuhnya dengan kasar. Wajahnya terlihat memerah dan ia segera mengusap lehernya cepat-cepat.
"Apa yang kau-hik, lakukan?" Aku memincingkan mata, meminta penjelasan. Meski aku tahu bahwa aku yang telah 'menyerangnya', namun terlalu tinggi harga diri seorang Hinata Hyuuga untuk mengakuinya, maaf saja.
Laki-laki berambut merah Maroon di hadapanku ini tampak membuang pandangan matanya ke arah lain. Dan meski hanya sekejap mata, Aku bisa melihat luka yang menganga di kedua iris Jadenya.
"Sebaiknya kita masuk."
aku mengangguk perlahan, kemudian meraba dinding Lobby Hotel yang terasa begitu dingin di tanganku. Begitu aku memutuskan untuk menghindar dari Gaara, aku tak lagi memiliki tumpuan.
Ah benar juga. Aku sudah tak memiliki apa-apa. semuanya yang aku miliki, telah sirna.
aku tahu, aku telah hancur sejak berbulan-bulan yang lalu. Kekasih Hatiku yang selama ini aku puja, begitu mudahnya melakukan ini semua. Cih, sekarang aku malah terlihat mengiba, huh? Aku tidak butuh simpatik! Buang jauh-jauh rasa itu! aku benar-benar tak butuh belas kasihan dari siapapun!
Tapi...
Saat aku sadar apa yang telah aku lakukan selama ini, aku tak bisa menyembunyikannya. bahwa Rasa itu masih ada, Dan semakin hari terasa lara. Sungguh, semua perasaan itu benar-benar membuatku tersiksa!
Hatiku... sakit.
Aku kembali merasakan pandanganku mengabur, kemudian tubuhku terasa terhuyung-huyung. Aku yakin aku akan pingsan lagi, andai Gaara tak sigap menolongku.
Telapak tangannya yang hangat, begitu kuat menopang tubuhku yang sudah sekarat. Sedekat ini dengannya membuatku bisa mencium aroma tubuhnya. Ahh... betapa wangi ini sangat aku rindukan.
"Hinata, kau tidak apa-apa?" suaranya yang masih seperti dulu, benar-benar membawaku untuk hanyut ke dalam masa lalu.
Bagaimana jika kita sedikit bernostalgia, hm?
"Antarkan aku pul-hik pulang, sayang."
.
.
.
TBC
Read And Comment please? :D
Salam hangat, Hikari No Aoi.
![](https://img.wattpad.com/cover/78649743-288-k743858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In The Moment (GaaHina)
RomanceKetika mereka dipertemukan kembali, dalam sebuah kondisi yang menyesakkan Hati./"Tapi kau kesakitan."/"B-bagaimana... rasanya?" / "Dan aku tak keberatan jika setelahnya, semua ini berakhir."/ Karena Matsuri tahu, dimana Gaara berada / Gaara meralat...