What Happens To My Brother?

3.8K 166 27
                                    


"Kak, temenin tidur yuk!" Ujarku pada satu-satunya orang dirumah ini selain aku.

Kulihat kakakku malah asyik memainkan ponselnya dengan terkekeh beberapa kali. Bisa-bisanya dia mengabaikanku. Menyebalkan sekali dia.
"Kak.." ucapku dengan nada memelas.

"Tidak, kamu tuh udah gede Jisung," Timpal kakakku, Taeil. Aku mengerucutkan bibirku dan kuyakin saat ini aku terlihat menggemaskan hihi..

Aku berjalan gontai menuju kamarku. Untuk saat ini aku takut tidur sendiri. Bukan karena aku penakut tapi karena temanku yang baru saja menceritakan urban legend yang sangat menyeramkan padaku siang tadi. Terlebih lagi kedua orang tuaku sedang menginap di rumah nenekku yang sakit. Entah kapan mereka pulang. Sebenarnya aku ingin ikut tapi ayahku melarangku dengan alasan sekolah. Kakakku lah yang ditugaskan untuk menjagaku karena kuliahnya libur tapi nyatanya dia tidak melaksanakan perintah orang tuaku dan malah bersenang-senang sendiri.

Oh ya, akan kuberi tahu beberapa hal..
Dia Taeil dan aku Jisung.
Saat kami masih kecil, kami sering sekali bermain bersama. Bersepeda, bertanding PS, menjahili anak tetangga, tidur bersama, bahkan kami sering mandi dalam satu bathup.

Semakin hari kakakku semakin dewasa. Kami sudah jarang bersama-sama lagi. Dia sudah memiliki dunianya sendiri. Tapi semakin dewasa kakakku, ia malah semakin aneh. Sering kali aku melihat kasur kakakku basah saat pagi. Dapat kupastikan bahwa ia mengompol. Aneh bukan? Aku saja adiknya sudah tidak mengompol lagi.

Dia juga sering membuatku terlambat ke sekolah karena terlalu lama menunggunya dikamar mandi. Sebenarnya dia mandi atau tidur?
Dan saat dia keluar dari kamar mandi, sering kali aku menjumpai sisa sabun yang  di lantai. Entah kenapa pula ia suka bermain sabun. Ayolah, dia sudah tidak pantas lagi menyandang gelar 'anak-anak'.

Tok.. Tok..
Kubuka pintu kamar kakakku dan terlihat jelas dirinya masih tertidur.
"Kak, antarin aku sekolah!" Pintaku yang berdiri diambang pintu.

"Ng?"

"Kak, anterin aku!"

"Tidak mau."

"Ayolah! Aku hampir telat karena menungguin kakak."

"Kalau begitu berangkat saja sendiri."

"Ayo ayo kak!" Titahku sembari menggoyang-goyangkan tubuh kakakku.

"Astaga, kau mengompol lagi, kak?" Tanyaku setelah melihat celananya yang basah.

"Halah bukan! udah kukatakan berapa kali kalau aku tidak mengompol. Kau itu masih kecil, kau tidak tahu apa-apa."

Ck, alasannya tetap sama. Dia selalu berpikir bahwa aku masih anak-anak. Tapi ayolah, siapapun yang melihatnya pasti tahu kalau dia mengompol.

"Ah, aku telat. Ya udah aku berangkat sendiri aja. Aku tidak mau diantar olehmu kakak tukang ngompol" Ucapku kesal.

"Hey dasar bocah!" Ucap kakakku menyumbat mulutku dengan kaos kaki baunya.

'Kakak sialan!' Umpatku dalam hati.

Aku berjalan lemas menuju rumah. Punggung dan kakiku pegal sekali rasanya. Sekali lagi itu karena kakakku. Aku dihukum membersihkan aula sekolah karena terlambat. Uh, perutku juga terasa kosong. Aku sangat lapar.

Aku melepas sepatu lalu memasuki rumah yang disambut pemandangan yang sedikit menaikkan rasa penasaranku
'Siapa kakak itu?' Pikirku setelah melihat kakakku duduk berdua dengan kakak yang kuakui cantik itu.

"Ehmm.. Kak, siapa?" Tanyaku yang membuat kakakku mengalihkan perhatiannya padaku sesaat.

"Kau tak perlu tau bocah," Timpal kakakku seakan tak menghiraukanku.

"Aku laper."

"Trus?"

Aku berdecak karena kakakku yang masa bodoh dengan keadaanku.

"Beri aku makan!" Aku berujar dengan kesal dan melempar tasku asal ke arah sofa.

"Bukankah kau sudah besar? Ambil saja makanan dikulkas yang bisa kau makan. Jangan ganggu aku!" Balasnya seraya berlalu pergi kedalam bersama kakak cantik itu.

Lihatlah, dia aneh bukan? Kadang dia mengatakan bahwa aku adalah anak kecil tapi dia juga sering mengatakan bahwa aku sudah besar. Dasar labil.

Aku melangkahkan kakiku menuju dapur dan membuka pintu kulkas namun nihil. Aku tidak menemukan apapun selain air putih. Tega sekali dia membiarkan adik termanisnya kelaparan.
'Ibu, kapan kau pulang?' Jeritku dalam hati.

Tok.. Tok..
Ah, ada tamu disaat seperti ini.
"Ya, tunggu sebentar!" Teriakku dari dapur.

Ceklek..

"Jisung bagaimana keadaanmu?" Tanya seseorang dibalik pintu.

"Ayah Ibu, aku sama sekali tidak baik. tak pernah aku merasa selapar ini." Balasku jujur seraya menghamburkan pelukkanku pada mereka.

"Baiklah, ayo makan dan panggil kakakmu!" Titah ibuku.
Aku mengangguk dan berlari menuju kamar Taeil hyung.

Ceklek..

Mataku membulat saat melihat apa yang ada dihadapanku saat ini. Kakakku.. dia sedang apa? Apa yang dilakukannya dicaruk leher kakak itu? Ya Tuhan, apa yang terjadi pada kakakku? Dengan segera aku mendekap mulutku dan sedetik kemudian aku berlari seraya berteriak panik

"IBU! KAK TAEIL SEORANG VAMPIR!"








•Epilog•

°Taeil pov°

"Astaga, mengompol lagi, kak?" Tanya adikku dengan muka polosnya.

"Halah bukan! Sudah kukatakan berapa kali kalau aku tidak mengompol. Kau itu masih kecil, kau tidak tahu apa-apa."

Dia itu tahu apa sih? Ayolah, aku tidak buang air kecil dicelana tapi, kau tahu lah aku ini seorang laki-laki yang telah mengalami pubertas. Itu bukan seperti yang adikku pikirkan.

Adikku itu sangat menyebalkan. Dia selalu memarahiku saat ia terlambat ke sekolah lagi saat dia mengatakan aku selalu bermain sabun cair. Ok, kali ini aku memang salah karena bermain sabun cair tapi sekali lagi bukan seperti yang adikku pikirkan. Umurnya masih terlalu dini untuk mengerti hal-hal seperti ini [NC mode on]

"Ehmm.. Kak, siapa?" Huh, dari dulu tidak pernah berubah. Dia selalu ingin tahu segalanya. Dia itu polos atau bodoh sih? Tentu saja ini pacarku.

"Kau tak perlu tau bocah," Timpalku muak. Lebih baik kutinggalkan dia dan pindah ke kamar daripada aku terganggu olehnya.

Aku memejamkan mataku dan merasakan leher pacarku. Lalu kubuka mataku perlahan.
Oh tidak, bagaimana bisa pintu kamarku terbuka? Dan kulihat Jisung mendekap mulutnya. Apa anak itu melihatnya tadi? Gawat.
"Ji-" belum sempat aku memanggilnya dia sudah berlari.
"IBUUUU!-" tunggu, ibu? Apa ibu dan ayahku sudah pulang? Apa dia akan mengadukanku?
"-KAK TAEIL SEORANG VAMPIR!" Hah? Apa dia sepolos itu? Yang benar saja, dia mengira aku menghisap darah? Ya Tuhan, apa yang terjadi pada adikku?

Jangan bingung karena ini absurd.. Jangan nyesel karena udah menyita waktu berharga kalian karena baca ini KKKK..
Kapan ya bisa bikin Fanfic yang bener?
Semoga silent reader dapet hidayah (amin)

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang