Letter

1.4K 116 14
                                    

"Kakak! Pokoknya aku ikut!" rengek Jisung memaksa agar Taeil mengajaknya pergi jalan-jalan bersama.

"Tidak-tidak, kau merepotkan tau!" gertak Taeil sembari menyemprotkan parfum dengan aroma meskulin miliknya.

Mendengar sang kakak melarangnya, Jisung mengerucutkan bibir mungilnya.

"Kalau begitu aku akan.."

"Memanggil ibu?" potong Taeil disambut anggukan oleh Jisung.

"Ck, ok ok kau menang. Cepat ganti bajumu!"

Taeil terpaksa mengajak Jisung ikut bersamanya daripada ia harus ditendang dari rumah oleh ibunya hanya karena membuat adiknya menangis.

"Jisung! Cepat!" Taeil berteriak karena adik satu-satunya itu tak kunjung keluar kamar sejak 10 menit lalu.

"Iya sebentar lagi kak," ujar Jisung dari balik kamarnya.

"Bisa tidak kalian tidak berteriak-teriak? Ibu sedang menonton Thapki!" ujar mrs.Moon dari ruang keluarga.

"Lalu kenapa jika menonton Thapki?" Taeil menimpali.

"Bihan cakep 😍"

"Ibu😑"

Jisung keluar dari kamar dengan wajah bahagia seperti mendapat balasan dari chat doi. Padahal cuman dibales 'oh' /Author curhat/

"Kau lama sekali seperti debutnya Johnny SMRookies," ucap Taeil sedikit kesal.

Taeil mengayuh sepedanya dengan Jisung membonceng dibelakang. Mereka tidak jalan-jalan terlalu jauh, hanya disekitar taman kota yang dekat dari rumah.

Tujuan utama Taeil awalnya adalah mengajak jalan-jalan Eunha, gadis yang ia suka sejak ia masih SMP. Tapi hanya Taeil yang tahu tentang itu karena dia hanya seorang 'secret admirer'. Eunha tidak tahu siapa Taeil. Padahal dulu mereka satu kelas saat taman kanak-kanak. Taeil tidak pernah lupa akan hal itu tapi Eunha tidak peduli.

"Turun kau curut!" titah Taeil. Taeil meminta Jisung untuk turun dari sepeda namun Jisung tidak menggubrisnya karena dia merasa dirinya bukan curut.

"Hei turun!" ulang Taeil.

"Siapa?" tanya Jisung dengan memasang muka siap ditampar.

"Kau lah!"

Jisung menuruti apa kata kakaknya itu. Dia menyesal telah ikut karena mereka hanya ke taman kota.

"Kenapa kesini sih? Membosankan sekali."

Taeil mendelik pada adiknya. Benar-benar menyusahkan, plin plan, dan juga hidup.

Taeil melangkah menuju pohon maple didekat bangku taman. Ini adalah markas rahasianya setiap sabtu sore. Eunha memang selalu mendatangi taman kota setiap sabtu sore.

Jisung mengekor dibelakang kakaknya dengan tatapan bingung.

"Siapa yang jaga? Aku atau kau?" Jisung berpikir kakaknya sedang bermain petak umpet.

"Jisung-_____-" Taeil benar-benar tidak tahu jalan berpikir adiknya itu.

"Kemari! Aku punya pekerjaan penting untukmu," Taeil menarik kaos Jisung agar mendekat kearahnya. Taeil mulai membisikkan sesuatu pada Jisung.

"Mengerti?" Jisung mengangguk lalu menerima kertas kecil dari Taeil.

Anak laki-laki itu mendekat ke bangku taman. Eunha yang menyadari hal itu tersenyum kepada Jisung.

"Duduklah disini!" Ujarnya ramah dengan menepuk-nepuk bangku sebelahnya.

"Makasih kak." Jisung duduk persis seperti intruksi Eunha.

Jisung menatap Eunha dengan seksama. Eunha tersenyum menanggapi apa yang dilakukan oleh laki-laki kecil disampingnya.

"Kakak, kau sangat cantik."

Dibalik pohon, Taeil menepuk jidatnya atas apa yang dilakukan adiknya.

"Hmm.. kau itu sangat lucu," Eunha mengelus rambut hitam milik Jisung.

"Terimakasih atas pengakuannya, semua orang mengatakan hal itu berulang-ulang," agaknya Jisung menyombongkan diri saat ini.

Sementara Taeil menjedotkan kepalanya pada batang pohon maple didepannya itu.

Eunha tertawa ringan karena ulah Jisung. Semakin lama Jisung melupakan tujuannya kemari. Hingga Taeil geram kemudian dengan senang hati ia melempar kerikil tepat ke kepala Jisung.

"Aduh!" Jisung mengaduh kesakitan kemudian baru menyadari keberadaan Taeil.

"Kenapa?" Eunha menautkan kedua alisnya.

"Ah.. ini."

Eunha menerima kertas kecil dari Jisung dan membukanya perlahan.

Hai Eunha,
Aku Taeil. Teman TK mu dulu. Kau ingat? Besok ada konser NCT, apa kau mau datang bersamaku?

"Itu dari kakakku," celetuk Jisung.

Eunha menerima bolpoint dari Jisung lalu menulis sesuatu dibalik kertas itu.

Eunha tersenyum lembut kepada Jisung kemudian mengembalikan kertas ditangannya.

"Jika boleh kakak tahu, dimana kakakmu?" Tanya Eunha.

Jisung tampak berpikir lalu menunjuk pohon maple terdekat. Taeil menutupi wajahnya sedangkan Eunha tertawa melihatnya.

•••

Sepanjang makan malam, Taeil menatap Jisung seakan ia bisa menelannya sekarang juga. Jisung sendiri merinding saat matanya menangkap sosok kakak didepannya. Ia benar-benar tidak tahu apa yang membuat kakaknya seperti sekarang ini. Seingatnya, ia tidak melakukan apa-apa.

•••

Aku tidak mengingatmu dan aku tidak suka NCT. Adikmu sangat lucu dan menggemaskan. Kalau boleh aku ingin mengajaknya jalan-jalan Minggu ini -Eunha-

•••

Huhu hiatus lama banget sampe lupa ini ff. Maafkan author😢

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang