Part - 8 Proses Penyembuhan

15 3 1
                                    

Kami semua ikut serta dalam proses penyembuhan Rey.

"Eh, kira-kira kita ngapain ya buat kesembuhan Rey?" kata Emily.

"Gimana kalo kita ngundang anak yatim piatu buat ngedoain Rey?" kataku semangat. Karna itu yang sering dilakukan seseorang pada saat seperti ini.

"Hmm, boleh juga idenya. Tumben lo pinter, Key." kata Theo.

"Emang gue pinter sejak lahir." kataku bangga.

"Yaudah, kita undang mereka aja hari ini buat besok." kata Shila. Kami pun akhirnya setuju dan kami langsung menuju ke rumah anak-anak yatim piatu itu.

Setelah sampai di rumah anak-anak yatim piatu, kami mengetuk pintunya terlebih dahulu kemudian masuk. Kami meminta ijin kepada ibu yang mempunyai rumah anak yatim itu.

"Terima kasih banyak, bu." kata kami, karna ibu itu mengizinkan, yang diketahui bernama ibu Ida.

Setelah itu, kami bermain dengan anak-anak kecil yang ada disini. Kami bermain kejar-kejaran sampai main ular tangga.

"Aduh, capek. Kita istirahat dulu ya, sayang." kataku kepada anak kecil yang lucu itu.

"Yah, kaka ayoh main lahi." kata anak itu dengan puppy eyes-nya. Aku pun tidak bisa menolaknya.

"Yaudah, ayo main lagi." kataku akhirnya. Kita pun bermain sampai sore.

"Bu, kami semua pamit pulang. Besok jangan lupa ya, bu." kata Theo.

"Hati-hati di jalan ya, nak. Terima kasih juga karna sudah bermain dengan anak-anak, mereka pasti sangat senang. Pastinya ibu ga akan lupa acara buat besok." katanya.

Akhirnya, kami semua pulang karna hari sudah sore.

Ketika sampai di rumah, aku langsung mandi, makan, dan tidur. Tidak lupa aku juga mendoakan Rey.

°°°

Pagi-pagi aku sudah bangun tidur, aku sangat semangat untuk acara hari ini, karna hari ini juga libur.

Setelah bersiap-siap aku langsung turun ke ruang makan untuk sarapan.

Kring! Kring!

"Halo,... Ya... Yah, kenapa ga jadi?.... Hah sama dia!.... Tapi...." kataku berbicara di ponselku. Aduh, kenapa Theo nyuruh dia buat jemput aku, sih?!

Tok tok tok

Ga salah lagi pasti itu dia.

"Selamat pagi, Keyra-nya ada tante?" kata orang itu. Ya, dari ruang makan aku masih dapat mendengarnya.

"Ada, tapi kamu siapa, ya?" jawab mamaku. Sudah pasti mamaku sangat protektif kepadaku.

"Saya temannya, tante. Saya juga yang bantu Keyra dan Rey ke rumah sakit.

"Oh, yang waktu itu, ayo masuk." kata mamaku ramah.

°°°

"Kita pergi dulu ya, tante." kata Vincent. Ya, yang menjemputku itu Vincent. Aku tidak tahu dia membawaku kemana karna jalan ini bukan jalan menuju rumah sakit.

"Lo mau bawa gue kemana? Jangan-jangan lo mau nyulik gue ya?!"

"Ga ada kerjaan banget gue nyulik lo. Gue mau beli buah dulu, ga enak kalo dateng ga bawa apa-apa." Iya juga sih, masa kalo dateng ga bawa apa-apa.

"Tapi anak yatimnya dateng sebentar lagi."

"Gapapa kali disana ada beberapa orang yang jagain Rey."

"Serah lu deh."

Kita pun sampai di toko buah. Kita membeli buah-buahan untuk Rey.
Kulihat di jalan macet sekali. Jadi, kemungkinan kami telah sampai di rumah sakit. Ketika diperjalanan keadaan di mobil itu sunyi bisa dikatakan akward, ga ada suara radio atau sekedar ngobrol. Akhirnya, kita sampai di rumah sakit dan segera ke ruangan Rey.

"Eh, anak yatimnya udah pulang ya?" kataku.

"Udah daritadi kali. Lagian lo kemana aja sih lama banget?" kata Shila.

"Tau tuh, soalnya kata si Vin belanja buah dulu, ya kan Vin?" kataku.

"Hmm." kata Vin.

Setelah itu, kami mengobrol dengan Rey, walaupun Rey gak bisa ngobrol sama kami tapi pasti Rey dengar apa yang kami ucapkan. Walaupun seperti orang berbicara dengan tembok dan mungkin dianggap sedikit g*la tetap kami ingin berbicara dengan Rey.

°°°

Hari ini, di sekolah ada acara pensi. Biasanya kita selalu bareng pas acara besar ini, sekarang kita juga bareng. Tapi, kami merasa ada yang kurang yaitu, ga ada Rey.

"Key, ke stand makanan itu, yuk!Gue laper nih." kata Mily.

"Ayok, gue juga laper." jawabku.

Kita pun menelusuri beberapa stand makanan yang harganya pas dikantong anak sekolah dan enak tentunya. Aku memilih memakan nasi haynam dan Mily memilih seblak. Kita pun makan bersama, sedangkan Shila dan Theo pergi ke stand lain katanya mau liat stand lain tapi aku pikir mereka bukan mau lihat stand lain tapi mau pacaran. Ya begitulah!

Setelah makannya selesai, pastinya kami buang bungkus makanan ditempatnya. Pas kita keliling lagi buat nyari makanan, tiba-tiba ada yang lari dan menabrakku, aku pun jatuh.

"Sorry." katanya. Dia pun mengulurkan tangannya untuk membantuku. Aku pun menerimanya.

"Gapapa kok. Makasih ....?"
Siapa ya namanya? Kayanya pernah liat.

"Hillary Thomas T. Panggil aja Hill, jangan sekali-kali panggil gue mas, entar gue dikira tukang siomay di kantin lagi." katanya. Aku dan Mily pun hanya tersenyum walaupun dalam hati udah mau ketawa ngakak. Oh ya, aku baru inget kalo dia anggota 'The Boys', mukanya lumayan lah.

"Sip, makasih Hill."

"Ngomong-ngomong nama lo siapa?"

"Emily." jawab Mily padahal yang ditanya siapa yang jawab siapa.

"Sorry, siapa nama lo yang disebelah Emily? Maksud gue itu."

"Ohh, yang disebelah gue itu Keyra temen gue." jawab Emily semangat. Awas Mily, entar Rey cemburu.

"Yaudah, gue mau beli makanan dulu. See you!" Hill pun langsung pergi dari hadapan kami. Emily pun langsung menyesal karna tidak menanyakan nomernya.

Akhirnya, kami pergi ke kelas karna sebentar lagi pulang. Setelah bel berbunyi, aku pun langsung menuju tempat les.

Ketika pelajaran akan dimulai datanglah seorang murid baru, yaitu Hill yang tadi menabrakku.

"Eh, ketemu lagi. Hai, Keyra." katanya setelah ia duduk di kursi.

"Hai juga, Hill." Ternyata dia juga les disini. Setelah selesai les pun aku diantar oleh dia. Kelihatannya orangnya baik banget. Dia juga bilang kalo dia udah anggap aku sebagai adiknya. Yah, otomatis aku sangat senang karena aku sangat ingin punya kakak walaupun dia bukan kakak kandungku.

Ketika sampai rumah ternyata keluargaku, merencanakan untuk makan malam di rumahku bersama keluarga Tarc mungkin menyangkut urusan bisnis. Sepertinya aku tau, keluarga Tarc terasa familiar.

Tok.. Tok.. Tok..

"Ma, biar aku aja yang bukain pintunya." kataku.
"Yaudah bukain pintunya, key." jawab papaku.

Aku pun segera membuka pintu.

"Loh, kok lo berdua ada di sini?"

"hmm, lo keluarga Robbins-kan? " kata mereka berdua.

"Iya. Emangnya kenapa?" jawabku bingung.

"Yah, kita keluarga Tarc." jawab mereka bangga. Aku heran mengapa mereka bangga.

VOTE DAN COMMENTNYA YA...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're The Best For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang