"Heh, punya mata ng-- ELOO!?" Ucapku ketika aku menoleh ke arah orang yang menyenggol ku tadi.
"Ya ampun. Kita jodoh kali ya? Ketemu mulu." Ucap Sarkastik cowok yang kini sedang berdiri di hadapanku. Siapa lagi kalau bukan Alvaro.
"Gue jodoh ama Elo? In your dream!" Ujarku ketus lalu pergi meninggalkannya menuju kasir.
"Mbak, ini semuanya berapa?" Tanyaku sambil menyerahkan barang belanjaan ku.
"Semuanya jadi Rp52.500,00 mbak." Jawabnya setelah menghitung jumlah harga barang belanjaan ku.
"Hah!? Serius mbak? Coba hitung lagi mbak!" Ucapku kaget.
"Udah bener nih mbak. Kalo gak percaya, hitung aja sendiri." Jawabnya sedikit kesal.
'Yah, gimana dong ini? Kurang nih uangnya. Kan malu kalo ngembaliin barangnya.' aku teringat bahwa aku tidak membawa apa-apa selain uang lima puluh ribuan yang bunda berikan tadi.
"Ehem." Terdengar suara bariton yang familiar di telinga ku. Lantas, aku menoleh ke belakang; ke asal suara.
"Lama banget sih. Kenapa lu?" Tanyanya.
"Udah deh, Lo gak usah ikut campur." Ucapku dengan nada ketus.
"Yah elah. Bilang aja kali, kalo duit Lo kurang." Ucapnya sambil menyeringai.
"E-enggak kok." Ucapku tergagap. Aku berusaha menutup-nutupinya.
"Keras kepala banget nih cewek. Ya udah deh. Mbak, berapa itu semuanya ditambah yang ini juga?" Ucapnya sambil menyodorkan sebuah keranjang berisi lima bungkus permen milkita.
'Njir, cowo makannya permen milkita. Gak salah tuh?' aku tertawa dalam hati.
"Semuanya jadi Rp87.500,00" ucap penjaga kasir tersebut.
Alvaro pun menyerahkan selembar uang seratus ribuan kepada penjaga kasir itu.
'lumayan baik nih orang.' Batinku.
Sesaat kemudian, ia menoleh ke arahku.
"Muka lo kenapa? Nahan boker ya?" Tanyanya sambil tersenyum kecil.
'anjrit. Gue berubah pikiran deh.' pikirku.
"Ya enggaklah. Oh iya gue baru tau cowok gagah kayak lo makannya permen milkita." Ucapku sambil menahan tawa ku.
"Jangan salah sangka, ini bukan buat gue. Ini buat ponakan gue," Ujarnya.
"Eh, bentar deh. Lu tadi bilang apa? Cowok gagah? Gua gak salah denger kan? Berarti tadi secara gak langsung Lo bilang gue gagah dong." Sambungnya bertubi-tubi. Aku baru sadar kalau aku tadi keceplosan.
'Njir. Kenapa tadi gue bilang gitu!? Jadi kegeeran kan orangnya.' sesalku.
"E-enggak kok. Lo paling salah dengar kali." Ucapku terbata-bata. Tidak tahu mau bicara apalagi, aku buru-buru pergi dari hadapannya setelah mengambil plastik berisi barang belanjaanku.
"Paling nggak bilang makasih kek. Dasar Cewek Sinting!" Ucap Alvaro melihat kelakuanku.
♦ ♦ ♦ ♦ ♦ ♦
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at Desk
Teen FictionViola Adara Aloysius. Cewek biasa yang suka membaca novel. Ia sangat membenci Alvaro Adinata, seorang badboy 'most wanted' menyebalkan yang sering mengganggunya. Apa yang akan terjadi jika mereka dipertemukan karena sebuah meja? Akankah hubungan an...