#SUDAH JALANNYA.
"yang... bagaimana dengan penawaran aku sebelumnya, apakah kamu mau ??". ini sudah kesekian kalinya laki-laki yang sekarang ada di hadapan Arin menawarkan untuk menghabiskan waktu semalam dengannya, tapi selalu Arin tolak.
" Stop Ji.. sudah beberapa kali aku tekankan sama kamu, kalo aku gak mau!. Apa kamu gak ngerti Ji, kamu boleh minta itu keperempuan lain tapi gak untuk aku Ji, seburuk-buruknya aku tapi jika untuk hal sejauh itu aku gak mau Ji". Dengan nafas memburu Arin menolak ajakan Aji untuk menghabiskan malam dengannya, Arin mulai terisak kecil dan memandang kekasih yang ia pacari 2 bulan belakangan ini.
Aji prakarsa laki-laki yang ia dambakan, laki-laki yang ia harapkan untuk jadi pendamping hidupnya, laki-laki yang kelak ia harapkan untuk menjadi sumber kebahagiaannya kini hanya menjadi bayang-banyangan kelam untuknya.
Sudah 3 tahun Arin diam-diam mengagumi Aji, Aji prakarsa teman satu kampus Arin. Teman yang ia doakan akan menjadi kekasihnya, teman yang ia doakan agar cepat putus dengan kekasihnya, teman yang ia doakan agar segera mengetahui isi hatinya. Tapi lihatlah sekarang baru 2 bulan berpacaran sudah meminta hal yang tidak Arin mengerti jalan fikiranya.
Mungkun orang akan mengatakan jika Arin terlalu lebay dalam menanggapi masalah yang lumrah untuk pasangan kekasih yang menginginkan saling memiliki atau dimiliki, dimiliki dalam artian disini adalah berhubungan saling memuaskna, Arin tidak munafik bahwa ia-pun menginginkan hal yang sama, tapi tidak untuk sekarang, ia menginginkan setelah kata "sah" muncul dari mulut para saksi di acara ijab kabulnya kelak.
" Cuma kamu perempuan yang berani nolak aku Rin, kalo memang kamu gak mau mending kita putus, untuk apa aku punya kamu tapi gak bisa aku gunakan". setelah mengatakan itu Aji meninggalkan Arin yang terisak dengan kedua tangan menutupi wajahnya.
Arin masih terisak dikamar kos yang ia tempati sudah 3 tahun ini, terdapat 2 orang sahabat yang memang teman satu kamarnya, Rina dan Selly. Kedua sahabatnya itu sudah tidak heran lagi jika Arin menangis karena Aji, sejak 1 bulan yang lalu kegemaran Arin setelah berpacaran dengan Aji yaitu "menangis" . entah Aji yang masih menyimpan foto mantannya, atau Aji yang masih mengirim chat untuk sang mantan atau yang berbau mantan yang membuat Arin menangis.
" Rin udah dong nangisnya, Aji ngapain lo lagi si rin? Perasaan setiap lo abis pulang jalan sama si Aji bucong nangis terus deh" ucap selly.Tidak ada tanggapan dari Arin, ia masih terisak, isakanya begitu pilu, siapun yang mendengarnya akan merasakan kepiluan itu. Sudah satu jam Arin menangis dan hanya isakan kecil yang terdengar sekararang, sahabatnya fikir mungkin Arin sudah mulai lelah, di biarkanya Arin sampai tertidur. Mungkin setelah bangun tidur nantin Arin akan menceritakan apa yang Arin alami saat bertemu Aji tadi.
Arin bangun dari tidurnya dengan mata sembabnya, kepalanya sedikit berputar, mungkin efek menangis tadi. Arin mulai teringat lagi akan percakapan tadi dengan Aji, kisah yang sudah ia bangun kini sudah hancur, tidak akan ada lagi Aji yang Romantis, tidak akan ada lagi Aji yang kekanakan, tidak akan ada lagi Aji yang posesif.
"Rin...Lo kenapa? Ada masalah sma Aji, cerita sama kita" Rina dan selly menghampiri Arin yang masih terduduk di tempat tidur. "Gue gak apa-apa ko" ucap Arin dengan tampang yang tidak meyakinkan kedua sahabatnya itu.
"Lo yakin rin gak apa-apa, tapi muka lo gak bisa bohong kalo lo ada apa-apa sekarang, Aji ngapain lo lagi Rin ?" desak selly, selly hanya ingin Arin berbagi kesedihanya dan tidak menutupi apapun dari nya. Selly dan Rina tahu Arin butuh tempat untuk mencurahkan rasa sakitnya sekarang, Arin butuh pelukan yang membuatnya merasa dikelilingi orang-orang yang peduli dan orang-orang yang sayang padanya.
Arin menghambur memeluk Selly dan Rina, isakannya semakin keras. Rina dan selly memeluk erat tubuh Arin. " gue sama aji udah berahir hiks..". dengan nafas tersengal karena tangisan Arin mulai membuka suaranya dan menceritakan pertemuanya dengan Aji yang membuatnya menangis sepilu ini.
" Emang bangke tuh si Aji, cowo macem apaan si tuh anak, yang difikiran nya tuh Cuma itu-itu aja, bisanya mainin cewe, kalo udah abis di tinggaliN. Ngeselin banget sumpah, rasanya kalo ketemu pengen gue begal tuh motor gedenya" maki Rina berapi-api. Rina teman Arin yang paling senewen dengan Aji, dia yang tidak pernah mendukung hubungan Arin dan Aji, karena ini yang ia takuti, Aji menyakiti Arin, dan sekarang terbukti. " kan gue dari dulu udah sering bilang Ar, jangan terima Aji. Tapi lo tetep kekeh kan dan gak mau denger nasihat kita, sekarng kejadian kan, Aji nyakitin lo". Sambung Rina dengan nafas terengal menahan emosinya.
" udah dong Rina, Arin lagi sedih masa lo omelin juga" tegur selly, Rina hanya diam menanggapi teguran selly. " Maafin gue Rin, Sell gue gak dengerin kalian dulu, gue terlalu buta sama rasa cinta gue yang besar buat Aji dan sekarang gue sadar Aji mema ng brengsek". Ucap Arin dengan isakan kecil. Rina dan selly memeluk Arin lebih erat "udah yah Ar, kita kaya gini karena kita sayang sama lo, mulai sekarang lo harus Move on dari si bragajul Aji itu, Hidup lo masih panjang kalo Cuma buat nangisin cowo dia. Inger Ar pacar bukan berati jodoh, jangan terlalu menggenggam pacar, kalo lepas kan sakitnya kaya gini, gue yakin Aji bakalan nyesel mutusin cewe sebaik lo".
Sudah satu minggu berlalu semenjak insiden pertemuan aji dan Arin yang berujung perpisahan, kini keduanya tidak terlihat saling menyapa, bahkan mungkin menatap-pun enggan. Arin sudah mencoba iklas teetapi disaat melihat wajah Aji yang sedang duduk di bangku kelas yang berada di ujung kelas membuatnya kembali luluh lagi, ternyata hatinya masih tidak bisa jauh, ternyata hatinya belum sepenuhnya iklas, ternyata hatinya belum bisa move on , Selly dan Rina bisa memaklumi tidak mudah bagi Arin untuk begitu saja melupakan kenangan bersama Aji, walau kisah mereka baru terjalin dua bulan belakangan ini tapi Arin sudah memendam rasa kepada Aji sejak tiga tahun yang lalu, saat Aji masih menjalin cinta dengan teman satu kelasnya, saat Aji menjalin cinta dengan kaka tingkatnya, bagaimana sakitnya Arin menahan gejolak cemburu, sakit hati dan rasa iri. Bagaiaman mereka bermesraan di depan matanya dan sekarang disaat Aji berada di genggamannya, kenapa hanya dua bulan kebahagiaan yang diberikan. Tetapi arin mencoba untuk tidak terlalu berlalut dalam kesedihanya. Arin selalu meyakinkan hantinya " iklas Ar, dia bukaan jodoh yang baik".
Arin haru banyak bersyukur karena hari ini hanya beberapa jam dikampus untuk mendiskusikan acara wisuda kita nanti, untuk ini Arin merasa bersyukur karena sebentar lagi akan berpisah dengan Aji. Rasa Arin ingin cepat hari itu datang, Arin ingin terbebas dari banyangan-banyangan Aji.
" Ariiiinnnn.....coba liat , ya Allah emang gila nih cowo, masa satu bulan putus dari lo udh gaet cewe baru lagi, mana sexy banget, emang terkutuk tuh anak" ucap rina, Arin pun mendekat mencoba melihat gambar yang ada di ponsel Rina, di dalam gambar itu terlihat jelas Aji merangkul seorang wanita yang berpakaian sexy dengan rambuh sebahu. " biarin aja rin, gue yakin ko suatu saat dia pasti kena karmanya" ucap Arin dengan tampang lesunya. Rina jadi merasa bersalah karena memberi tahu foto Aji bersama wanita tadi, pasti rin nangis lagi deh, ucap lina dalam hati.
Semenjak kejadian itu Arin semakin menekadkan hati untuk lebih dan lebih iklas, Arin harus lebih kuat. Mungkin sekarang Arin harus lebih mendekatkaan diri kepada Allah dan Arin harus memperbaiki diri. Melihat kisah cintanya dengan Aji membuat Arin selalu merenungkan diri. Bukankan Jodoh itu cerminan diri , lalu saat ia berpacaran dengan Aji itu adalah contoh jika dia belum memperbaiki dirinya dengan baik, apakah begitu ? entahlah, yang jelas mulai saat ini Arin benar-benar harus memperbaiki dirinya, memperbaki prilakunya dan memperbaiki ibadahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Cinta
Paranormal3 tahun waktu yang sangat lama untuk mencintai 3 tahun waktu yang aku habisi untuk mengagumi. 3 tahun waktu untuk merasakan sakit di hati. 3 tahun waktu merasakan ini bukan cinta yang haqiqi.