Mentega yang berada di atas meja, kemudian dibuka bungkusnya lalu isinya di tuangkan ke atas wajan datar yang sudah panas membuat wangi serta bunyi tersendiri. Meskipun hanya mentega yang dipanaskan,tetapi membuat kebanyakan orang akan bertanya-tanya apa akan diolah bersamanya.
Wangi ini sudah mengepungku sejak aku bangun. Dengan kata lain, tidur nyenyakku telah diganggu dengan wangi ini.
Didepanku sudah terhidang roti isi pisang yang selimuti telur kemudian digoreng yang dan dihiasi madu.
"Selamat pagi bu."
Wanita itu menoleh kepadaku dengan senyum cerianya seperti biasa ,"Selamat pagi, sayang."
Dia berjalan kearahku kemudian meletakkan dahinya ke dahiku.
Hidungnya yang mancung bersetuhan dengan hidungku yang pesek, aku dapat merasakan hembusan nafas wangi lemonnya.
Dia melepaskan dahinya yang menempel padaku, "kau sedikit hangat, kau tak perlu sekolah saja dulu ya."
"Tidak ibu," bantahku dengan lembut "aku sehat-sehat saja."
Tit tit,suara klakson mobil.
"Pak Jun sudah datang, aku pergi dulu ya bu."
***
Pria tua yang terlihat jelas dahulu adalah seorang pria tampan sedang mengemudi mobil sedan produk Jepang dimana ada aku didalamnya. Badannya yang tegap serta rambut berubannya yang tertata rapih dibungkus dengan setelan jas membuat seolah dialah pemilik mobil.
Pak Jun atau nama aslinya adalah Junaidi adalah supir keluargaku .
Tidak.
Aku tidak butuh diantar, Jarak antara sekolah dan rumah tidak jauh, sering kulihat banyak pemuda sepertiku berjalan sepanjang jalan menuju sekolah. Hal ini membuatku terlihat mencolok.
Ah tidak, seharusnya aku tahu alasannya.
Kejadiannya dua bulan yang lalu.
Saat itu semuanya terasa gelap dan dingin.
Apakah aku hidup?
Tidak aku pasti sudah mati.
Itulah yang aku pikirkan pertama kali. Tiba-tiba terdapat sebuah cahaya kecil yang semakin lama semakin besar. Dan sebuah tangan yang hangat dan lembut menjulur ke arahku, aku berusaha meraihnya. Terlihat siluet senyuman seorang wanita,senyuman yang sangat lembut dengan rambut yang menghiasi wajahnya dibalik cahaya itu.
"Kau sudah lama tertidur sayangku" ucap wanita itu membelai pipiku.
Aku terpesona atau bahkan takjub akan hal yang ku alami haya terdiam.
Dan seketika itu, aku merasa jiwaku ditarik kebelakang menjauh dari wanita dalam cahaya itu.
Deg deg deg, detak jantung berdetak dengan kencang.
Itu jantungku ?
Dengan perlahan dan berat aku membuka mata.
Mataku yang sudah lama tidak menikmati cahaya mulai menyesuaikan. Aku dengan perlahan menggerakkan kepalaku melihat seperti apa tubuhku.
Seperti apa tubuhku?
Aku tidak ingat seperti apa.
Tangan yang putih dan kurus serta berjari panjang dimasukkan selang yang tersambung dengan kantung bercairan putih yang tergantung di atas.
Serta terdapat sebuah sebuah benda berbentuk kotak menampilkan sebuah garis.
Tak lama seorang wanita berbaju putih datang , lalu terkejut melihatku. Kemudian wanita pergi kembali dengan tergesa-gesa.
Aku yang pada saat itu bingung akan semua hanya terdiam dengan posisi tidur di tempat tidur.
Datanglah seorang pria berjas putih dengan benda menggantung di lehernya mendekatiku diikuti dua orang, satu wanita yang tadi dan seorang pria.
Aku yang tidak bergerak hanya menatap lemah mereka.
Pria itu memasukkan masing-masing ujung alat itu ke teliga dan dadaku lalu mengatakan hal-hal yang aku tidak mengerti.
Lalu tibalah pertanyaan terberat dalam hidupku "Apa kau ingat siapa dirimu?"
Siapa diriku ?
Aku berusaha mengingat siapa diriku tanpa sadar mencengkram kasur dengan kuat. Semakin aku mengingatnya, semakin sakit kepala ku ini.
Dan saat itu dunia seakan berputar dan kembali menggelap.
Ketika aku tersadar kembali disebelah tempat tidurku terdapat seorang pria dan wanita menatapku. Mereka bilang, mereka adalah orang tuaku. Dan tak lama dokter datang.
Singkat cerita, pada saat itu aku tidak tahu mengetahui siapa diriku atau sekitarku bahkan aku tidak bisa berbicara selama beberapa minggu. Kemampuan bicaraku seakan hilang. Mereka mengatakan bahwa aku mengalami benturan kepala yang sangat keras dan itu bisa jadi salah satu dampaknya. Ibu berkata bahwa ku terjatuh daru tangga rumah dan tak sadarkan diri selama satu minggu. Sejujurnya aku tak mau ambil pusing apakah itu masuk akal atau tidak.
Intinya aku dirumah sakit selama sebulan dan itu sudah membuatku muak. Dan baru satu bulan aku sekolah atau bahkan tinggal disini. Ayah takut aku mempunyai trauma di rumah yang lama yang bahkan belum pernah kukunjungi. Sepulang dari rumah sakit aku langsung tinggal di rumah yang baru.
Citttt, mobilku yang berjalan mulus berhenti mendadak.
Bruk, mobilku sepertinya menabrak sesuatu.
"Tuan," ucap Pak Jun"kita menabrak seorang wanita tuan."
Aku tidak terpikir untuk mengatakan sesuatu langsung saja memuka pintu mobil dan keluar melihat kedepan mobil. Terlihat perempuan dengan rambut digerai panjang sepunggung bewarna gelap dan poni hampir menutupi mata terduduk dan wajah yang hanya setengah jengkal dari mobilku.
Perempuan berseragam sama denganku kemudian tiba-tiba tak sadarkan diri dan tepat saat tubuh langsing hampir menyentuh aspal aku langsung menangkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
FantasyOrang disekitarku banyak berpikir tentang bagaimana bahagia diriku. Terlahir kaya, nilai bagus, bahkan orang tua yang sangat baik. Tetapi, sebenarnya tidak semua adalah benar. Yang bahkan aku sendiri baru mengetahuinya.