Baru kali ini aku merasa bagaikan waktu berjalan begitu lambat.
Aku dapat melihat secara lambat bagaimana gadis itu kehilangan bobot tubuhnya.
Rambutnya yang begitu gelap dan indah seakan ingin terlepas dari ubun-ubun.
Aku tidak ingin rambut yang indah itu mengenai aspal jalan ini.
Tanpa sadar aku berlari dan sampai tepat pada waktunya.
Aku berhasil manangkap tubuhnya.
Tubuhnya begitu ringan dengan dengan kulit seindah cahaya bulan. Wajahnya yang tirus dihiasi rona merah yang membuatnya begitu manis.
Tidak!
Apa yang kupikirkan, aku harus membuatnya sadar.
Plak!
Sebuah tangan yang begitu lembut menghampiri wajahku dengan cepat sehingga menghasilkan sebuah momentum yang menghasilkan sebuah lukisan tangan indah di wajahku.
Gadis yang tadi kutolong tanpa kusadari sudah membuka matanya.
Gadis itu dengan cepat bediri dan menatapku dengan tatapan yang begitu dingin.
Sebuah cairan merah tertempel di hidungnya yang mungil. Mungkin dia tidak menyadarinya, dengan wajah dingin dia berjalan menjauh dariku seolah tidak terjadi apa-apa.
Entalah, aku tidak mengerti dengan gadis itu.
Apa aku mengenalnya?
Ya tapi sebenarnya tidak.Dia teman sekelasku oh bukan hanya sekedar kenal nama.
Aku tidak terlalu memerhatikannya selama ini.
Gadis itu dengan tenangnya berjalan membelah kerumunan yang ada, seolah bukan dialah korbannya. Rambutnya yang tergerai indah mulai menjauh dari pandanganku.
Apa gadis itu baik-baik saja?
Tanpa sadar kaki ku melangkah mengikutinya.
Tit tit,klakson mobil berbunyi. Bunyi itu yang menyadarkanku.
"Tuan" sapa Pak Jun.
Aku melangkah mendekati mobil. "Bapak pulang saja. Aku berjalan saja."
"Tapi tuan."
Tanpa menjawab apa-apa aku langsung pergi menjauhi mobil mengejar gadis itu.
**
Gadis itu hanya beberapa jengkal lebih pendek dariku.
Kami berjalan hanya beberapa langkah jaraknya. Dia depan dan aku dibelakang.
"Hei!" Teriakku.
Gadis itu tidak menoleh sama sekali.
"Hei!" Aku teriak yang kedua kalinya.
Dia tetap tidak menoleh.
Aku berlari hingga berada dihadapannya.
Wush, aku merasakan hembusan angin seolah melarang kami untuk mendekat lebih jauh.
Gadis itu mendongak kearahku.
Matanya yang dihiasi bulu mata itu menatapku dengan dingin dan tanpa ekspresi.
"Kita sudah terlambat" ucapnya dengan datar.
Apa? Apa dia tidak merasa telah mengalami sesuatu??
Mendengar itu aku emosi dibuatnya " Apa kau tidak menyadari keadaan mu?"
Dia menatapku dengan tanpa ekspresi.
"Hidungmu mimisan!" kataku "setidaknya kau bersihkan dulu."
Matanya yang bewarna gelap berusaha menatap hidungnya.
"Oh" ucapnya datar.
Dengan tangannya yang mungil dia berusaha mengelapnya. Sebelum tangan itu sampai aku menahannya dengan tangan kiriku. Lalu ku ambil sapu tangan yang selalu ku simpan disaku. Ku usapkan ke hidungnya dengan perlahan.
Tanpa sadar jarak wajah kami berdua hanya tinggal setengah jengkal.
Entah karena dikarenakan cuaca hari ini sedikit panas aku merasa wajahku sedikit panas. Begitu juga dengan gadis ini yang sepertinya wajahnya mulai berubah warna dan sedikit merah.
"Hentikan!" bisik gadis itu menatap kesepatuku.
"Hentikan" bisiknya sekali lagi.
Dengan tegas aku menjawab "Tidak akan! kecuali aku dapat memastikan bahwa kau baik-baik saja."
Dengan wajahnya yang tertunduk aku masih dapat melihat bibir mungil itu merengut dan perlahan wajah itu mendongak ke arahku dengan wajah yang dipaksakan seolah ingin terlihat bahwa dia baik-baik saja.
Entah kenapa aku tahu, bahwa itu dipaksakan.
"Hanya mimisan saja, serta lutut yang terluka dan juga sepatuku kau buat hancur." ucapnya.
"Lalu ?"
"Menurutmu apa yang dapat kau lakukan untukku ?" balasnya.
Sontak dengan wajah yang tersenyum aku langsung menggendongnya dengan kedua lenganku.
***
Hola!!!!
Author disini!! maaf ya aku jarang update wkwkwk...
maklum baru mulai ngampus dan masih adaptasi dengan daerah tpt author ngampus, hehehe,,,,
oh ya, jgn lupa vote dan jika ada saran silahkan di komen...
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
FantasyOrang disekitarku banyak berpikir tentang bagaimana bahagia diriku. Terlahir kaya, nilai bagus, bahkan orang tua yang sangat baik. Tetapi, sebenarnya tidak semua adalah benar. Yang bahkan aku sendiri baru mengetahuinya.