"Permisi"
Rani terkagetkan oleh suara seorang gadis yang tampak seusianya. Rupanya gadis itu penumpang yang baru saja naik dan hendak meminta sedikit bagian tempat duduk di sebuah angkutan kota yang dia tumpangi. Dengan cepat Rani menggeser tubuhnya memberi celah untuk gadis tersebut.
------------Hari ini adalah hari kelima dia menjadi murid baru di sekolah menengah atas yang tidak begitu populer di kota tempat tinggalnya. Rani masih belum percaya, bahwa dirinya menjadi salah seorang siswi di sekolah yang sebelumnya sama sekali tidak terpikirkan olehnya.
Sesampainya di sekolah
Rani sedang duduk di sebuah bangku kayu didalam kelas barunya sambil memainkan telepon genggamnya. Tiba-tiba tepukan kecil di bahunya membuat Rani menoleh dengan cepat.
"Ran, aku lihat PR bahasa Indonesia, dong. Semalam di rumah ada pemadaman listrik bergilir. Jadi gak bisa nugas"
Dia Andri. Teman sebangku Rani. Andri adalah teman pertama di kelasnya yang bersedia meminjamkan banyak catatan pelajaran yang sudah terlewati sebelum Rani menjadi murid di sekolah barunya.
"eh? jangan bikin kaget dong. Iya, tapi beberapa nomor belum aku isi. Bantuin, ya"
jawabnya sambil membuka ransel dan mencari buku yang ditunggu temannya tersebut. Tak sampai semenit, sebuah buku dia ambil dan lekas di alih tangankan kepada Andri. Dengan sigap Andri menerima dan menyelesaikan tugasnya di samping Rani.
"Dri..."
Rani memanggil nama Andri dengan nada khasnya.
"Hmm?"
timpal Andri yang tengah menari-narikan jemarinya di atas buku tugasnya
"aku nemu dompet ini depan warung seberang sekolah. Aku tadi mampir beli minuman ringan. penjaga warung minta tolong aku kembalikan dompet ini ke pemiliknya. Dia bilang, orangnya pake seragam baju sekolah kita. anak cowok, dri. Kali aja kamu kenal"
Jelas Rani kepada Andri
"Hah? masa? sini aku lihat"
Tangan Andri meraih sebuah dompet denim yang di pegang Rani. Dengan seksama Andri membuka dompet tersebut"Adrian. kayaknya pemilik dompet ini Adrian. Tapi foto orangnya gak ada" Kata Rani dengan intonasi kebingungan
"Gak apa-apa ya aku buka isinya. Kalo nama doang, kita susah nyari orangnya. Barang kali ada petunjuk lain. Berhubung aku juga belum kenal orang yang namanya Adrian disini. maklum, Meskipun udah 2 bulan sekolah, tetep aja semua siswa aku ga kenal semua" Jelas Andri dengan detil sembari membuka resleting-resleting kecil didalam dompet yang penuh teka-teki itu.
"eh Ran ada foto. yah tapi foto cewek" Seru Andri kepada Rani.
Baru saja Rani mendekati foto itu agar terlihat jelas, bel masuk berbunyi. Secepat kilat Rani dan Andri memperbaiki posisi duduk dan membereskan buku-buku di meja mereka. Beberapa saat kemudian, seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah guru mata pelajaran memasuki kelas dan duduk di tempat yang telah disediakan. Proses belajar mengajar dimulai seperti biasanya.---------
Keesokan harinyaRani sedang menyapu serambi kelasnya, belum banyak siswa siswi disana mengingat waktu masih terlalu pagi. Hari ini Rani mendapat giliran piket kelas sehingga ia datang lebih awal dari teman-temannya yang lain.
Selesai menyapu, Rani mencari lap pel di dalam kelas kemudian membasahinya dengan seember air yang sebelumnya telah ia siapkan. Sekali dua kali gosokan lap pel di atas lantai telah ia lakukan. Lalu tak diduga, Rani terpeleset. Kakinya tak sengaja menyenggol seember air di dekatnya. Seketika nyaris seluruh pakaian yang dikenakannya basah kuyup.
Rani kepayahan membereskan semuanya. Untung saja masih belum ada orang pikirnya. Kalau tidak, mau ditaruh dimana wajahnya. Pasti malu tak tertahankan.
Setelah membereskan tugasnya, Rani segera berlari kecil ke toilet untuk membersihkan pakaiannya. Ketika berlari melewati lorong kecil samping toilet, didengarnya suara seorang lelaki yang sepertinya bicara padanya
"Makanya, kalo ngepel yg bener. Jadi basah deh"
Rani spontan melirik ke arah suara itu. Dengan ekpresi kaget sekaligus malu, dia terbata-bata
"A-Aldi? kamu Aldi, kan?"
Rani terdiam beberapa saat."cepet ke toilet dulu ! kayaknya mulai banyak orang yg dateng. Bersihin dulu. Nanti aku cerita semuanya. Aku tunggu di kantin"
Lelaki itu pergi begitu saja meninggalkan Rani yang sedang basah kuyup. Dengan segera Rani berjalan cepat ke dalam toilet dan membersihkan pakaiannya.