Sepercik Harapan

25 1 0
                                    

Karena tak setiap orang akan mendapatkan kesempatan kedua, gunakan saat ini sebaik yang kau bisa

"Din, dompet aku mana, ya?"
Ucap seorang lelaki kepada seorang perempuan yg tengah berdiri disampingnya.

"lho? ga ada? Yaudah aku yang bayarin dulu ya" tanpa pikir panjang Nadin merogoh kantong jeans yang dikenakannya, kemudian dikeluarkannya beberapa lembar uang rupiah dari sana
"ini mas" Nadin memberikannya kepada seorang kasir didepannya. Sedangkan Adrian hanya bisa terdiam tanpa berbuat apapun. Kemudian mereka berdua berlalu meninggalkan sebuah kedai sederhana tempat mereka makan siang sekitar 20 menit yang lalu.

Di lain tempat...

"Aku masih ga nyangka, lho. Terus, kamu mau berapa lama disini?"
"Mungkin setahun, dua tahun, atau bisa jadi sampai lulus SMA" datar saja Aldi menjawab pertanyaan dari Rani tersebut. Nyaris tanpa ekspresi apapun.

Rani yang mendengar jawaban Aldi sedikit heran. Sebelah alis matanya terangkat, keningnya mengerut, bibirnya mengecil kemudian berkata pelan sekali.
"Dasar orang kaya. Pindah sekolah udah segampang beli gorengan"

"Hey ! kamu pikir aku gak denger !" celetuk Aldi sambil mendorong Rani dengan telunjuknya.
"hehe maaf" Rani tersenyum nyinyir.
"Tapi, Ran. Aku bisa sampai lulus disini kalau ada kamu"

Kalimat itu membuat Rani terdiam sejenak. Dia kebingungan harus berkata apa. Baginya, masa lalu dengan Aldi hanya kisah cinta anak ingusan yang belum mengerti banyak hal tentang kecewa dan ditinggalkan. Dia merasa telah sampai di garis finish dalam hal melupakan kisah itu. Belum sempat keluar jawaban dari mulut Rani, langkahnya terhenti beberapa detik sembari menengok ke belakang tubuhnya.

"kenapa, Ran?" Tanya Aldi keheranan.
"Eh? ngga, Di. Aku kayak kenal aja cewek yg barusan lewat. Tapi aku lupa kenal atau pernah lihat dimana" jawab Rani yang tak kalah heran dengan tingkahnya sendiri.

"Ran...apakah kamu sengaja mengalihkan pembicaraan kita?" keluh Aldi dalam hatinya

"Udah sampe nih. Cepet, D. Sebelum aku rese karena terlalu laper" Rani mempercepat langkah kakinya didepan sebuah kedai makan  . Aldi mengikuti Rani dari belakang sambil tersenyum melihat Rani yang gerak-geriknya tak berubah samasekali setelah setahun mereka tak bertemu.

The UnchangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang