Kamu #14 [Last]

138 12 3
                                    

Dengan berat hati gua harus merelakan kepergian Dita ke Riau. Langkahnya yang semakin dalam masuk ke bandara semakin membuat mata gua panas. Satu kedipan saja cukup membuat pipi gua basah. Oke, gua tau gua lebay, tapi asal kalian tau. Rasanya ditinggal pergi oleh orang yang kita sayang itu sangat sakit, apalagi ini kedua kalinya dia ninggalin gua. Mungkin beda kondisi, tapi tetep gua gak rela dia pergi.

Kadang gua bertanya sama Tuhan, apa yang sudah Ia tulis dibuku kehidupan gua? Apa mungkin Ia sedang menghukum gua hingga gua selalu berada dalam kondisi seperti ini terus? Ia mengangkat ku hingga ke awan dan tiba-tiba menjatuhkan ku hingga ke jurang.

Setelah Dita lenyap dari pandangan gua, akhirnya gua pun melangkahkan kaki kembali. Semua serasa aneh, baru aja gua mendapatkan Dita, tapi sekarang dia udah pergi lagi.

"Sst. Percaya sama Aku, kita gabakalan pisah kok. Dan Aku janji, setelah ini aku akan berenti kerja dan selalu ada untuk kamu. Disini. . ."

"Percaya sama Aku"

"Selalu ada untuk Kamu"

"Disini. . ."

"Disini. . ."

"Disini. . ."

Dada gua sesak waktu inget kalo dia janji bakalan selalu ada dihati gua. Semua serasa sirna! Buktinya dia ninggalin gua!

"Dim!"

Hah? Suara Dita? Oke gua mulai gila! Gua halu!

"Dimas! Kamu budek apa gimana sih?"

Oh God, itu bener Dita. Gua gatau alesan dia balik lagi kenapa, tapi gua harap dia gak jadi pergi. Akhirnya gua balik dan langsung lari menghampiri Dita.

Tiiiiiddd!!!

BRAK!

Kejadiannya begitu cepat. Gua gabisa ngegambarin suasananya. Saat itu juga kaki gua dingin, gua gak bisa gerakin seluruh badan gua dan rasa dingin mulai menjalar ke seluruh tubuh.

Kepala gua mulai pening dan gua rasa cahaya matahari mulai memudar. Kilauan putihnya sudah tidak bisa membuat gua merasa silau.

Semuanya berubah menjadi gelap. .

Gelap. .

Gelap. .

Gelap. .

Gua bisa merasakan genggaman tangan Dita dan dekapan nya yang sangat hangat.

Ingin rasanya memandang wajah cantik itu sebelum lenyap. Tapi gua tak kuasa. Mata gua terlalu berat untuk dibuka. Semakin gua berusaha, semakin besar pula tekanan yang terasa.

Akhirnya gua merelakan semua yang terjadi. .

Gua mencoba menenangkan diri gua sendiri. .

Hingga detik akhir, gua bisa merasakan tetes demi tetes air yang membanjiri muka gua. Merasakan hembusan nafasnya yang hangat.

Begitu nyaman berada didekatmu Dit.

Aku ingin seperti ini selamanya.

Tapi aku tak bisa.

Selamat tinggal Dita ku sayang. . .

Aku. .
Kamu. .
Kita. .
Tidak Mungkin. .

Kamu hanya manusia biasa. .
Begitu pula dengan aku. .

Aku selalu berdoa. .
Berharap pada Tuhan. .

Aku hanya ingin bersama mu. .
Hingga maut menjemputku. .

Tuhan telah mengabulkan doaku. .
Telah usai semua tugas ku. .

Terimakasih Dita. .
Terimakasih Tuhan. .





----------

Astaga gengs. Puji syukur ya! Gak sangka debut pertama gua di wattpad ternyata berjalan lumayan mulus meskipum masih banyak yang menjadi siders! Tapi gapapa kok karena siders juga sama membantunya dengan kalian yang suka vote dan komentar. Ibaratnya satu titik dibawah gitu lah haha.

Terimakasih buat kalian semua yang udah rela buang-buang waktu baca cerita recehan dari penulis yang gajelas ini. Terutama buat kalian yang sering vote dan selalu kasih komentar.

Sekali lagi gua bilang ya, kalo mau komentar sok aja, mau manis, asin, asem, pedes, hajar aja ya! Hayu! Hahaha.

Eh iya bahas ceritanya. Gimana nih keseluruham cerita gua? Atau gak episode ini aja deh.
Dapet gak feelnya? Nggak ya? Maaf ya.

Terimakasih buat para cast nya😊😊
Terimakasih buat votenya😊😊
Terimakasih buat komentarnya😊😊
Terimakasih buat arahannya😊😊
Terimakasih juga buat kalian semua yaa😊😊

Banyak banget kalo diurutin satu-satu apalagi kalo pake nama nya juga. Duh gaabis sepuluh episode deh😊

Intinya terimakasih buat readers setia yang udah ikutin debut gua dari awal ampe akhir ini😊

Tunggu karya selanjutnya yaa! See you.

Sekali lagi terimakasih semua😊

Dengan berat hati, gua tutup cerita ini.

SAH!
CERITA 'KAMU' DITUTUP!
TAMAT!

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang