Secangkir kopi dan suasana setelah hujan

50 5 0
                                    

Lagi . . . .

Kunikmati secangkir kopi saat rindu ini menyapa kembali.

Kupejamkan mata, kuhirup aromanya dan kunikmati saat cairan berwarna coklat menyentuh lidahku.

Dan yang aku rasakan sekarang adalah tenang dan hati yang dingin ini merasakan hangat meskipun kehangatan itu hanya sekedar menyentuh bukan menghancurkan bongkahan es yang sudah membekukan hati ini.

Secangkir kopi ditemani tetes hujan yang membasahi bumi dan dengan rasa yang merindu aku tersenyum, tersenyum pahit "Harus seperti inikah sakitnya merindu?".

Rindu yang entah dengan apa mengobatinya selain dengan bertemu dan berkomunikasi, bahkan dua hal tersebut pun belum tentu mengobati rindu ini.

Saat tetes hujan berhenti membasahi bumi diikuti secangkir kopi yang tak bersisa ku beralih melihat langit malam yang dipenuhi awan hitam yang menutupi sinar rembulan dan indahnya bintang.

Ku rasakan kesejukan dan aroma yang menyegarkan indera penciuman, ku nikmati perlahan, hal yang selalu aku lakukan ketika sang hujan telah pergi, hal yang selalu membuat pikiran dan hati ini kembali tenang dan nyaman selain menikmati secangkir kopi.

Satu tarikan nafas yang kunikmatai seakan membawa rentetan kata dalam pikiran yang membuat hati ini sesak pergi.

Dan aku tersenyum(pahit) lagi "Haruskah aku menunggu sang hujan pergi untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan itu, yang bahkan aku tak tau kapan sang hujan akan datang".

Perlahan awan hitam yang menghiasi langit malam pergi digantikan dengan cahaya rembulan, menerangi bumi yang masih basah akibat tetes hujan.

Tak ada bintang yang menghiasi tapi langit malam tetap memberikan keindahannya dengan cahaya rembulan yang begitu terang.

Dibawah sinar rembulan yang sama, di kota yang berbeda, aku disini masih dengan perasaan yang sama 'Merindukanmu'.

Akankah kamu juga merasakan hal yang sama? ah itu pertanyaan bodoh, bahkan untuk sekedar ingat pun mungkin mustahil.

Aku tak tau masih kah pantas aku dan kamu disebut kita saat jarak itu semakin jauh terlihat tanpa ada komunikasi. 

Ah bukan tak ada tapi kamu yang selalu hilang tiba-tiba lalu kembali lagi, memberikan hal yang membuatku tersenyum dan membuat hati ini hangat kembali.

Dan aku harus mempersiapkan hati dan perasaan ini lagi agar tidak jatuh untuk yang kesekian kalinya saat kamu kembali, meskipun adanya kamu disampingku menghilangkan rindu ini.

Dan aku akan terus menikmati secangkir kopi dan suasana setelah hujan sampai ketenangan dan kenyamanan itu ada yang menggantikan, entah olehmu(lagi) atau orang lain.

-Lateday_
21 Juli 2016

Expressions Of The LiverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang