Part 2

40.3K 1.2K 24
                                    

"Uncle, setelah ini aku ingin keluar, bolehkah?" tanya Ashley disela-sela makan siang mereka.

"Hm? Keluar? Kemana?" Sean justru menjawabnya dengan pertanyaan.

"Mmm, mungkin jalan-jalan atau kemana saja asalkan aku bisa refreshing." Balas Ashley

"Okay, akan kutemani setelah ini selesai." Saut Sean yang membuat Ashley mengerutkan keningnya.

"Kau akan menemaniku? Really? Bukankah kau sangat sibuk uncle?" tanya Ashley membuat Sean tersenyum miring.

"Aku juga ingin refreshing Ash, jika aku hanya bekerja saja wajahku bisa terlihat lebih tua daripada daddy mu." Ashley terkikik geli mendengar penuturan Sean.

"Kau benar uncle, okay, kita akan keluar bersama-sama." Ucap Ashley tak lupa dengan eyesmile nya.

Setelah mereka menyelesaikan kegiatan lunch berdua mereka, Sean dan Ashley pun memutuskan untuk bersiap-siap sesuai rencana yang mereka bincangkan ketika lunch tadi. Ashley keluar dari kamarnya dengan mengenakan sebuah croptee berwarna putih dengan bawahan hotpants berwarna dark miliknya, sangat kontras dengan warna kulitnya yang sangat putih. Sementara Sean keluar dengan setelan jeans panjang dan kemeja miliknya, membuat Ashley berdecak kesal.

"Uncle, are you kidding me?" Saut Ashley melihat penampilan Sean.

"Why? Is there a problem with my style Ash?" tanya Sean dengan wajah tak bersalahnya, membuat Ashley kembali berdecak. Ashley pun menarik Sean kembali memasuki kamar Sean.

"Maaf harus mengobrak-abrik walk in closet-mu uncle." Kemudian ia membuka pintu Walk in closet yang ada dikamar Sean.

"Dadd bilang, walaupun kau gila kerja sekalipun bahkan hingga kau lupa dengan rumahmu sekalipun, seharusnya kau juga bisa membedakan saat kau dalam waktu bersantai atau bekerja uncle." Cerocos Ashley membuat Sean terkekeh. Ashley pun mengeluarkan sebuah poloshirt berwarna hitam, dan sebuah celana jeans berwarna putih kemudian memberikannya pada Sean.

"Wear this quickly uncle." Suruh Ashley sambil mendorong Sean masuk ke kamar mandi nya. Sementara ia menunggu Sean di kamar itu.

Tak berapa lama kemudian, Sean pun keluar dengan setelan yang Ashley pilihkan tadi, dan membuat Ashley tersenyum senang.

"Perfect!" pekik Ashley seperti anak kecil, membuat Sean mengacak poninya gemas.

"Benarkah? Terimakasih untuk pilihanmu." Ucap Sean kemudian memberi sebuah kecupan di dahi Ashley.

"Okay uncle, let's we go." Seru Ashley lalu berjalan dengan semangat menuju pintu keluar yang disusul oleh Sean, Sean pun merangkul bahu Ashley agar mereka dapat berjalan beriringan, membuat Ashley kembali tersenyum kearahnya.

-

Setelah menempuh perjalanan yang tak terlalu lama, Sean dan Ashley pun sampai di sebuah taman bermain. Ashley yang sangat antusias pun segera menarik tangan Sean setelah keluar dari mobil. Ia sudah 2 bulan tidak pergi ketempat ini.

"Uncle, kau ingin kita mencoba permainan yang mana dulu?" tanya Ashley dengan antusias

"Don't ask me about it, we will try it all now!" seru Sean kemudian menarik tangan Ashley untuk mencoba seluruh permainan di taman bermain tersebut.

-

Waktu telah menunjukkan pukul 7.08 PM saat Sean dan Ashley menyelesaikan seluruh permainan yang ada ditaman bermain tersebut. Keduanya masih mengukir senyum dibibir mereka dan berjalan bersama dengan tangan yang saling menggenggam, seringkali diselingi pula oleh tawa mereka karena lelucon yg saling mereka lontarkan. Saat berada di dekat taman bunga yang tersedia di taman bermain tersebut, Ashley menarik tangan Sean untuk duduk direrumputan yang ada di taman tersebut.

"Uncle, I'm very happy today!" seru Ashley dengan senyum lebarnya, ikut menularkan senyum pada bibir Sean. Pria itu meraih kepala Ashley untuk membawa gadis itu bersandar di bahunya.

"Really? Aku juga bahagia bersamamu hari ini." Balas Sean sambil menatap Ashley, membuat gadis itu membalas tatapannya masih dengan senyum yang senantiasa setia bertengger di bibirnya.

"Thank's for today uncle" ucap Ashley, membuat Sean tanpa sadar mulai menghapus jarak antar wajah mereka ketika menatap bibir mungil Ashley yang sedari tadi nampak sangat menggodanya. Keduanya masih belum sadar dengan jarak diantara wajah mereka yang semakin menipis hingga ketika hidung dua insan tersebut bersentuhan, keduanya mulai menutup mata. Kedua belah bibir itu hampir bersentuhan jika saja sebuah gangguan tak datang menghampiri.

Uncle My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang