[Sekarang]
Senja yang dulu nggak seperti yang sekarang. Tiga tahun lalu, gue memang beralih status dari reader menjadi author. Kalo dulu gue suka-suka baca dan suka-suka nulis, sekarang gue selalu berusaha memaknai dan memahami semua hal dengan dasar.
Kayak arti dari pembaca dan penulis itu sendiri. Kalo menurut KBBI yang kepanjangannya Kamus Besar Bahasa Indonesia:
pem·ba·ca n 1 orang yg membaca; 2 orang yg gemar dan berbakat membacakan (puisi, cerita, dsb); 3 Graf orang yg oleh pencetak diberi tugas untuk membaca cetak coba dng kopinya untuk meyakinkan bahwa semua pembetulan sudah dikerjakan dng baik; 4 orang yg menggunakan bahan bacaan di perpustakaan; anggota perpustakaan yg sering meminjam buku;
pe·nu·lis n 1 orang yg menulis; 2 pengarang: ~ naskah; 3 panitera; sekretaris; setia usaha; 4 pelukis; penggambar;~
Dari situ gue paham satu hal, pembaca dan penulis nggak pernah bisa dipisahkan. Penulis, kalo nggak ada yang baca ya nggak akan berhasil menyampaikan tulisannya. Pembaca kalo nggak ada bacaan dari penulis ya nggak akan punya banyak pengetahuan dan imajinasi.
Setelah gue pernah mengalami fase menjadi pembaca, gue tahu suka dukanya jadi reader. Hal yang gue pegang dari situ: jika gue jadi penulis, gue, Senja Cintasmara, bakal menghargai pembaca tulisan gue. Karena tanpa mereka gue cuma Senja si penjaga warnet honorer.
Kritikan yang masuk di kolom komen cerita gue, ya gue terima semisal emang secara teknis membangun tulisan gue. Kalo kritik yang nggak berhubungan sama cerita ya gue lewatin aja.
Ya ampun, tumben gue jadi dewasa gini ya. Makan apa gue semalem? Kayaknya masakan emak ya gitu-gitu aja.
Satu tahun melanglang buana di dunia per-mattpad-gan. Menjadi reader dan mengevaluasi cerita-cerita yang disajikan pertama kali gue nginstall tuh aplikasi lalu bersemangat membikin cerita berbekal imajinasi dan pengalaman orang-orang terdekat dengan bumbu percintaan serta kehidupan sosialita yang kebanyakan gue dapat sumbernya dari mbah gugle. Berinteraksi dengan reader yang itu-itu aja komen dan heboh sendiri promo cerita ke wall-wall author lain.
Dua tahun kemudian terpaksa hiatus karena sebuah alasan antara emak, aku dan mattpad. Gue jadi tahu makna follower, vote dan komen itu sendiri. Dulu mungkin gue terlena dengan kepengenan cerita gue dibaca banyak orang. Lebih banyak lebih bagus. Tapi sekarang, setelah gue makin tambah usia dan makin dewasa, gue tahu maknanya.
Kayak Bang Al yang selalu gue tanyain tiap gue mau update cerita, udah pas apa belom ceritanya. Bang Al ini punya segunung koleksi buku-buku roman klasik macem punya pengarang Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu dan lain-lainnya.
"Percuma punya banyak follower tapi cerita yang lo sajikan dan dibaca banyak orang nggak bermanfaat."
Ya ampun, rasanya kayak mau mandi kembang di pojokan baca ulang cerita yang gue bikin sejak zaman baheula ini. Baru ngasih sinopsis aja udah dibantai semua-muanya. Yang plot hole, tanda bacanya berantakan, namanya berubah-ubah, nggak konsisten sampai disuruh buka buku pelajaran bahasa Indonesia lagi gara-gara kalimatnya berantakan.
Ya elah, tahu sendiri, kan. Gue seumur-umur jarang baca buku pelajaran. Apalagi yang bahasa Indonesia. Bahasa Inggris hewes-hewes lewat, bahasa Jepang iyes-iyes, tapi nggak tahu kenapa nih pelajaran satu susahnya minta ampun. Apalagi pas ujian, beuh, soalnya bikin peluh berguguran karena susah jaga mata biar tetep melek.
Gue sering molor waktu ujian, maklum lah kalo nilai bahasa Indonesia gue lebih rendah dari yang lain. Bukan berarti gue nggak cinta Bahasa. Gue cinta kok, cuma ya gitu. Saking cintanya perlu waktu seumur hidup buat gue memahaminya. Eaaakkk.
![](https://img.wattpad.com/cover/78809573-288-k444070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinangan (Mas) Editor
Humor#5 in Humor 18/08/2016 #3 in Humor 07/09/2016 #2 in Humor 08/09/2016 Gema said : Halo, Mas @kelincibinal Perkenalkan nama saya Gema dari penerbit AksaraCinta. Saya sudah membaca cerita anda yang berjudul Kawin Paksa. Say...