Seohyun tengah memandang makanannya tak minat, kejadian kemarin benar - benar membuat selera makannya hilang. Wanita mana yang tidak sakit hati melihat tunangannya tengah bercumbu dengan wanita lain, sementara pernikahan akan dilaksanakan satu minggu lagi.
"Aaaaaaarghhhhhhhh!!!!" Teriakan Seohyun mampu mengagetkan semua orang rumah, Ibunya segera mengetuk pintu kamar Seohyun, dari kemarin dia mengunci diri dikamarnya, tadi pagi ibunya memaksa Seohyun untuk makan, tapi hasilnya makanan itu terlempar di lantai kamarnya.
"Sayang, buka pintunya, ayo kita bicara" Sang Ibu mencoba membujuk Seohyun, sementara sang Ayah memandang pintu kamar Seohyun khawatir.
"Aku malu Eomma!!! Aku sudah salah memilih lelaki!!!" Seohyun berteriak didalam kamarnya, Ayah dan Ibunya hanya menatap iba pintu kamar Seohyun
Seohyun mengabaikan semua panggilan dari tunangannya, bahkan semua panggilan dan pesan yang masuk diponselnya tidak dia respon.
Tok tok tok
"Seohyun~ie, keluar lah, ada yang mencarimu"
"Aku tidak ingin bertemu siapapun"
"Kalau aku yang ingin bertemu masih tidak mau membuka pintu?" Seohyun beranjak setelah mendengar suara yang tidak asing dari luar pintunya, dia segera membuka pintunya tidak peduli dengan rambutnya yang acak - acakan dan wajahnya yang terlihat sangat lusuh.
"Minho Oppa" Seohyun menghambur ke pelukan lelaki bermarga Choi itu.
"Kau kenapa hm?" Seohyun menangis meraung - raung sembari mengeratkan pelukannya, sementara Minho hanya menepuk punggung Seohyun dan tangan satunya ia gunakan untuk membelai lembut rambut Seohyun.
"Kim Junmyeon brengsek!! Aku tidak akan sudi menikah dengannya, hiks..."
"Bisa ceritakan kepadaku alasan apa yang membuatmu mengatai lelaki - yang kemarin masih kau puja - puja saat terakhir kau menghubungiku - dengan sebutan brengsek?"
"Masuklah"
"Tidak, aku tidak mau mendengar ceritamu di kamar yang terlihat seperti kapal pecah itu, mm bagaimana kalau di ruang makan? Aku lapar"
"Tapi aku tidak ingin makan"
"Aku tidak menyuruhmu makan, aku yang lapar"
"Baiklah"
Mereka berdua berjalan menuju ruang makan, Ayah dan Ibu Seohyun terlihat lega, daridulu Minho memang bisa diandalkan untuk membujuk Seohyun, Minho bisa dibilang kakak bagi Seohyun, jadi semenjak umur 9 tahun orang tua Minho meninggal akibat kecelakaan, setelah itu Minho tinggal dengan paman dan bibinya, tapi malang nasibnya karena paman dan bibinya hanya mengincar semua harta warisan yang ditinggalkan oleh orang tua Minho, akhirnya saat umur 10 tahun Minho kabur dari rumah paman dan bibinya dan bertemu dengan orang tua Seohyun yang mana mereka adalah teman dekat orang tuanya, dan akhirnya Minho tinggal bersama keluarga Seohyun sampai sekarang. Untunglah perusahaan dan semua harta warisan orang tua Minho bisa diselamatkan dari keserakahan paman dan bibinya berkat bantuan orang tua Seohyun, dan karena umurnya sudah 25 tahun perusahaannya sudah kembali ke tangannya.
Minho dan Seohyun sangat dekat sejak dulu, mungkin karena mereka seumuran, tapi Seohyun memanggilnya Oppa, itu karena dia ingin Minho menjadi kakak yang selalu menjaganya, Seohyun adalah pribadi yang tertutup jadi dia tidak mudah bergaul, hanya dengan Minho dia bisa terbuka dan menjadi dirinya sendiri.
Seiring waktu mereka tumbuh bersama, mereka berdua semakin dekat, Minho selalu menjaga Seohyun, dia berperan sebagai kakak lelaki yang selalu melindungi Seohyun, dimanapun dan kapanpun Minho akan selalu ada untuk Seohyun, contohnya sekarang, Minho sebenarnya harus mengurus beberapa hal di Jepang terkait dengan perusahaanya, tapi begitu Seohyun tidak bisa dihubungi dan membuat Minho menghubungi orang tuanya, Minho langsung mengambil penerbangan tercepat untuk kembali ke Korea setelah diberitahu jika Seohyun mengunci diri dan mogok makan.