Selena POV :
Kata kata itu sangatlah sakit. Tapi aku mencoba untuk melupakannya. Air mataku mulai bercucuran. Mengapa saat aku mencintainya sangat dalam disitu aku harus melupakannya.
Melupakannya? Tidak. Aku tak akan bisa melupakannya. Aku akan terus mengejarnya. Tapi bagaimana jika dia akan melupakanku demi ibunya.
Aku langsung berlari lalu aku langsung pergi ke Apartemen melalui mobil. Tiba tiba Kendall terkejut melihatku.
"Selena whats wrong with you? Maskaramu luntur. Sekarang kau tak bisa membohongiku. Kenapa kau menangis?"
"Apa hubunganmu dengan Justin?!"
"Selena? Mengapa kau bertanya dengan nada seperti itu?"
"Jujur padaku! Aku pernah melihatmu menampar Justin? Sebenarnya aku tak ingin bertanya. Tapi aku sangat bimbang dengan semua teka teki ini!"
"Selena, apa hubunganmu dengan Justin?"
"Jangan bertanya balik Kendall. Jawab saja dengan cepat. Aku butuh jawabanmu."
"Baiklah, aku adalah mantan keksihnya. Aku pernah menduakannya."
"Menduakannya?! Apa yang kau lakukan? Apakah kau tak tau dia sampai trauma!"
"Iya maka dari itu aku masih mencintainya."
Mencintainya?!!
"Mencintainya? Apakah kau tau hubunganku dengan Justin?"
"Apa? Bukannya kau hanya sebatas teman?"
"Sebatas kau bilang? Aku adalah kekasihnya yang diusir oleh ibunya karena ibunya tak ingin Justin trauma dan kehilangan semangat hidupnya."
"Justin hampir kehilangan semangat hidup hanya karena aku?! Ternyata dia masih mencintai aku."
"Sekarang dia sudah bisa melupakanmu karena aku."
"Baiklah, jika dia mencintaimu aku tak peduli aku hanya becanda. Tapi tolong Selena jangan marah marah lagi nanti kau akan kehabisan tenaga. Lebih baik kau tidur saja."
Akupun langsung pergi ke tempat tidur.
Keesokan harinya...
"Sel aku ke Supermarket bentar ya."
"Iya, jangan lupa beliin aku chips ya."
Bagaimana kabar Justin? Apakah aku harus menelfonnya? Tidak beberapa lama setelah aku berfikir Justin menelfonku.
"Justin!!!! Aku sangat sangat merindukanmu babe."
"Selena! Bagaimana kabarmu? Apakah aneh jika aku sangat sangat merindukanmu?"
"Bagaimana jika kita bertemu di taman jam 05:00 sore?"
"Baiklah."
Aku mengganti baju. Dan mengambil kunci mobil. Setelah sampai di taman aku melihat Justin.
"Justin!!!"
"Selena!"
Aku langsung memeluk erat Justin! Sangat sangat erat seperti aku tak ingin kehilangannya.
"Aku sangat merindukanmu Justin."
"Aku juga, sangat merindukanmu."
Tiba tiba datang sebuah kecupan lembut dan manis dari seorang Justin.
"Hey you! You took my first kiss."
Ucapku sambil mendorong dada Justin.
"Aku tak ingin kita berpisah."
Kresekk... kreseekk...
"Siapa itu Justin?"
"Kendall?!"
Aku dan Justin berlari mengejar Kendall.
"Tunggu, aku sangatlah lelah. Bisakah kita berhenti sebentar?"
"Ayolah Sel, kita akan kehilangan dia."
"Seberapa besar kau mencintai dia?!"
"Apa maksudmu?"
"Aku tau bahwa kau pernah sampai putus asa hanya karena dia. Apakah kau masih mencintainya?"
"Tentu tidak. Aku hanya mencintaimu."
"Aku sangat mencintaimu Justin. Jangan kecewakan aku. Aku hanya ingin berada di hatimu."
"Sama aku juga sangat sangat mencintaimu. Aku ingin kau jangan berhenti menghubungi ku."
"Aku tak akan pernah tak akan menghubungimu. Tapi apakah kau tau, sebentar lagi kita akan mengalami sebuah kesibukan yang membuat kita sedikit mejauh."
"Jangan membuat alasan itu membuat kita jauh. Berjanjilah padaku kau akan selamanya menjadi milikku."
"I promise it babe."
Justin mengantarkanku pulang. Dan aku langsung memeluknya begitupun dengannya dia memelukku sangat erat sampai aku kesulitan bernafas.
To be continued...
Yeay bentar lagi mau tamat. Tapi masih Selena POV dulu ya. Habis itu baru Justin POV. Key???
Vommentss
KAMU SEDANG MEMBACA
Wifi [Jelena]
FanfictionSelena tersesat lalu dia tidak mempunyai pulsa. Dia mempunyai kuota tapi tak punya sinyal, dan ketika ia dapet sinyal kuotanya habis. Ketika ia mencari wifi ia menemukan wifi, dan wifi itu punya Justin. Ketika ia ingin mengabari temannya, eh wifinya...