Sepuluh

231 32 0
                                    

Selena POV :

Untung disana ada Justin. Kalau tidak mau jadi apa aku. Aku tak bisa berbuat apa apa jika aku keluar menggunakan itu dan minta tolong bajuku seperti ini.

Disepanjang jalan Justin terus menggodaku. Rasanya seperti ingin bersamanya selamanya.

"Justin mengapa kau tak melamarku saja. Dengan seperti itu aku akan menjadi milikmu selamanya."

Tiba tiba mobil berhenti. Justin mengerem sangat kuat.

"Apa? Melamar? Jika kita menjalin cinta saja ibuku tak setuju. Bagaimana kita menikah?"

"Kita menikah diam diam."

"Sebegitu inginnya kau menikah denganku ya?"

"Aku serius Justin! Dengan begitu kau bebas bersamaku bahkan sampai kau mati. Lagi pula umurmu sudah 30 an dan sekarang aku sudah 27 tahun kan? Kau sudah mapan dan aku sudah siap. Tunggu apalagi? Bagaimana kalau kita menikah diam diam?"

"Menikah diam diam?"

"Ya, disana hanya ada kau aku penghulu dan sedikit tamu."

"Tidak bisa. Aku ingin pernikahan kita yang megah Selena. Dan banyak tamu. Bagaimana jika ibuku mengetahui lalu ibuku pingsan."

"Kau memang selalu memikirkan ibu mu, ibumu dan ibumu."

"Apakah salah aku mementingkan ibuku?"

"Justin aku tau. Tapi mengapa kau selalu  memikirkan ibumu saat bersama aku. Kalau ibumu ingin kita pisah bagaimana?"

"Aku tak tau Selena. Aku bimbang aku bisa gila jika aku meninggalkanmu dan aku bisa durhaka jika tidak mematuhi ibuku. Lalu aku hatu berbuat apa?!"

"Bimbang karena ibumu dan aku atau karena Kendall?!"

"Kendall? Dia tidak mencintaiku."

"Oh, selamat kalau begitu. Kendall bilang dia sekarang sangat mencintaimu dan ingin kau kembali ke pelukannya."

Tak tau kenapa air mataku mulai mengalir.

"Mengapa kau malah membicarai Kendall? Aku hanya cinta padamu. Tolong jangan menangis sayang. Aku sangat sangat tak bisa melihatmu menangis."

"Kumohon Justin sekarang Jauhi aku demi Kendall."

"Selena apa maksudmu?! Kata katamu itu sangat berbahaya."

"Ya, aku bilang itu! Jauhi aku demi Kendall."

"Selena!"

Aku turun dari mobil lalu aku membanting pintu dan masuk ke apartemenku.

Tiba tiba Kendall tersenyum padaku.

"Harry melakukan apa padamu hingga kau menangis seperti ini? Apakah dia sudah menciummu?"

"Tidak! Mengapa kau terlalu bersemangat?! Dan kau tau darimana soal Harry?!"

"Oh, jadi itu pas aku lewat taman aku ngeliat ada Harry nyelametin kamu. Eh dia suruh aku pergi. Terus dia bilang aku akan mengantarkannya ke apartemennya."

"Jadi bagaimana kau bisa pergi dari Harry? Apakah dia sudah mengapa apakanmu? Dia sudah memelukmu?"

"Tidak! Ada Justin, dan dia menyelamatkanku sebelum dia mengapa apakanku. Sudahlah aku tidur dulu. Aku lelah. Apakah ac sudah hidup? Sudah kok, daritadi."

To be continued....

Vomment silent reader and active reader.

Wifi [Jelena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang