Yuki Kato as Yuki Anzani
Stefan William as Stefan Liamzay
ini story aku ambil dari kisah aku sewaktu aku SMK awal mula kenal sama cinta pertamaku hihii flash back masa sekolah dan mantan (cieilah mantan:D) bedanya kalo di story bukan sekolah melainkan kuliah ya dan alur ceritanya aku tambahin dikit:) bukan ngegantung story yang lain atau so,aku tau kok story" aku belum baik semua dan aku juga baru penulis amatir .tapi apa salahnya dicoba hihi :)
Jangan lupa vote dan comen
Happy Reading
****
Lima orang pria berkumpul di sebuah lapangan , salah satu fasilitas milik Gunadarma University. Sinar yang cukup menyilaukan masuk saat pintunya terbuka, karena saat ini matahari sedang terik-teriknya di luar sana. tidak lama kemudian seorang pria masuk dan menghampiri teman-temannya yang sudah menunggunya sejak tadi di tengah lapangan. Sebuah lapangan bola basket tepatnya
Pria itu melangkah ke tengah lapangan. Memposisikan dirinya bersiap-siap untuk pemanasan sebelum latihan mereka mulai.
"kenapa baru datang?" Tanya seorang temannya
"ada sedikit urusan" Jawabnya singkat. Tapi itu tidak mengurungkan niat temannya yang lain untuk ikut bertanya
"apa para gadis itu kembali menghalangi jalan lu" Pria dengan jambul diatas kepala itu tersenyum tipis
"sudahlah, tidak usah membahas itu" katanya sambil beranjak menjauh dari teman-temannya untuk mengambil bola. "Lebih baik kita mulai latihan"
"aish, kapten kita terlalu cool" Ucap salah seorang di antara ke empat pria tersebut
.
.
.
.cukup sulit keluar dari kerumunan gadis-gadis tadi, dan akhirnya dia bisa bernafas lega saat sudah sampai di depan lokernya. Menoleh ke belakang, memastikan kalau-kalau ada yang mengikutinya. namun sebuah tepukan pelan di pundaknya cukup membuatnya terlonjak kaget. Di dapatinya Veby tengah mengernyitkan alisnya menatap Yuki heran
"Veb ! kamu mengagetkanku"
"lu kenapa" Tanya Veby. tidak mempedulikan hardikan Yuki barusan. "wajah lu terlihat ketakutan. Apa ada hantu yang sedang mengejar lu"
"bukan hantu. lebih tepatnya monster yang berwujud gadis" Ucapan Yuki semakin membuat Veby mengernyit bingung
"bicara yang jelas. Apa maksud lu"
Yuki akhirnya menceritakan kronologis kejadian yang baru saja menimpanya, lengkap hingga nasib bokongnya yang terpaksa harus mencium lantai dan mendapatkan sakit yang lumayan cukup membuatnya meringis berkali-kali
"memang siapa pria yang bertabrakan dengan lu"
"aku tidak tau namanya. Dia pria tinggi dan memiliki rambut kebule-bulean, yang pernah kamu sebut Ice Prince" Veby terlihat berfikir
"Stefan maksud lu ? Yang menjadi kapten basket sekaligus ketua badan eksekutive di kampus kita" Yuki menggedikan bahunya
"mungkin. Kan ku bilang aku tidak tau namanya" Jawabnya sambil membuka kunci lokernya dan memasukan buku-bukunya ke dalam. Sebelum menutup lokernya kembali, dia mengambil sesuatu yang di temukan di dalam lokernya
"Surat lagi?" Tanya Veby yang di jawab dengan anggukan oleh Yuki. "Wah, lu benar-benar popular rupanya. Belum ada satu tahun lu menjadi mahasiswa di sini tapi lu udah memiliki penggemar" Yuki tersenyum tipis
"pengirim surat ini hanya satu orang. Jadi aku tidak sepopuler seperti yang kamu bilang"
"tapi tetap aja lu itu hebat. lu memiliki penggemar" Lagi-lagi Yuki hanya bisa tersenyum dan memasukan suratnya ke dalam tasnya untuk di buka saat dia sampai di apartemennya nanti