"Selamat pagi, Draco." Sapa Pansy ketika Draco menuju ke meja Slytherin di aula besar dan duduk di sampingnya keesokan harinya.
"Selamat pagi, Pansy." Jawab Draco dengan sopan, ia menerima segelas teh hangat yang dituangkan Pansy ke cangkirnya.
Draco menghirup tehnya dengan tenang, rasanya manis dengan sedikit aroma mint di dalamnya, Pansy benar-benar tahu bagaimana selera tehnya di pagi hari, Earl Grey adalah yang terbaik. Ia melihat semua anak yang ada di meja Slytherin tengah menyiapkan sarapan mereka dengan tenang atau mengobrol dengan suara lirih, benar-benar pagi yang tenang dan damai sampai Potter dan kawan-kawannya masuk ke dalam aula besar lalu duduk di meja asrama mereka, dari sudut matanya Draco melihat Nott membuat atraksi heboh mengenai bagaimana Potter pingsan di kereta api karena 'serangan' dementor sebelum hampir semua orang yang ada di Slytherin tertawa karenanya, kecuali Draco dan beberapa orang yang menganggap kalau lelucon yang dibuat oleh Nott atau mungkin Potter yang pingsan kemarin adalah hal yang bodoh. Draco meletakkan cangkir tehnya yang setengah kosong di atas tatakan, ia mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Pansy yang menyiapkan roti bakar bersama selai Blueberry di atas piring porseleinnya, mungkin Pansy melakukan ini karena gadis itu tahu kalau Draco jarang sekali menyentuh makanannya, oleh karena itu Pansy memastikan temannya itu memakan sarapan yang telah dihidangkan oleh peri rumah yang bekerja di Hogwarts. Dengan tenang dan bak seorang raja, Draco memotong roti bakar itu dan melahapnya dengan tenang, tanpa terburu-buru seperti yang dilakukan Weasley yang makan seperti orang kesetanan.
"Nott benar-benar membuat dirinya seperti seorang orang bodoh di depan semua orang." bisik Pansy, "Kudengar dia selalu ingin menjadi yang terbaik, menggantikan kedudukanmu sebagai pangeran slytherin, Draco!"
Draco meletakkan pisau dan garbunya untuk melihat Nott secara sekilas sebelum membalas Pansy, "Bukankah dari dulu ia menginginkan jabatan yang bodoh itu? Biarkan saja ia mendapatkannya, aku tidak begitu peduli."
"Benarkah? Kemana perginya anak laki-laki yang selalu ingin mendapatkan perhatian dari semua orang itu?" tanya Pansy menggoda topeng draco tahun lalu.
"Anak itu telah pergi bersama aktingnya ke kuburan dan tidak akan pernah kembali." jawab Draco dengan tenang, ia kembali melahap roti bakarnya. "Apa ada masalah dengan itu?"
Pansy meringis pelan memikirkan diri Draco dalam acting selama dua tahun mereka berada di tempat ini, ia sulit membayangkan kalau Draco yang sesungguhnya adalah orang yang begitu dingin dan serius dengan humor yang tidak bisa ditebak seperti ini, sedikit menakutkan. Ia melihat Nott sekali lagi sebelum menyeringai kepada Draco, acting Draco memang seperti nyata. Bahkan Nott yang benar-benar gila akan kedudukan Draco sebagai pangeran Slytherin tidak bisa menyaingi Draco yang sebenarnya seperti ini, tenang namun memiliki karisma yang tinggi, bak seorang pangeran yang sebenarnya. Pansy memutar bola matanya dan menggumamkan sesuatu dengan suara lirih, tidak bisa didengar siapapun kecuali dirinya sendiri. Tentu saja Draco bertingkah seperti pangeran karena dia memang salah satunya, bagaimana mungkin gadis itu bisa lupa.
"Selamat pagi Ms. Parkinson dan Mr. Malfoy." Sapa Snape yang berjalan menghampiri kedua remaja itu. Jubah Snape seperti biasanya, melambai dengan kesan misterius yang begitu dramatis. Draco masih menginginkn jubahnya seperti itu, mungkin ia bisa menemukan Charm yang bagus untuk memberikan sentuhan efek mendramatisir seperti itu pada jubahnya.
"Selamat pagi, professor." Balas Pansy, Draco hanya memberikan anggukan singkat kepada Snape sebelum melanjutkan sarapannya, dan tentunya memikirkan Charm yang bagus untuk jubahnya.
"Aku ke sini ingin memberikan kalian jadwal kegiatan selama satu tahun pelajaran penuh." Kata Snape, ia melihat tempat kosong di samping Draco sebelum berkata, "Kurasa Mr. Zabini tidak mempunyai jadwal pagi ini, tapi bisakah kalian menyampaikan jadwal kegiatannya pada anak itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heir Of Darkness
FanficAuthor by Just-Sky Draco dan Harry saling menyadari kalau mereka mempunyai perasaan untuk satu sama lain. Namun, apakah mereka memutuskan untuk tetap bersama meskipun keduanya memiliki takdir dan ramalan yang berbeda? cover by April Ps. Beberapa ch...