Chapter 2

9.8K 826 25
                                    

Draco adalah bagian dari keluarga Malfoy, dan Malfoy tidak takut atau menyembah pada apapun apalagi pada penyihir berdarah setengah muggle yang tidak layak untuk diikuti seperti Tom Riddle aka Voldemort, walaupun begitu bukan berarti mereka akan menyukai muggle ataupun sependapan dengan Dumbledore. Tidak, keluarga Malfoy mempunyai prinsip sendiri yang memilih untuk netral, terlebih lagi karena keluarga Malfoy adalah keluarga yang sangat tua dan sangat dihormati di dunia sihir, seperti keluarga Reed dan yang lainnya.

Kereta kuda yang membawa Blaise, Draco dan Pansy akhirnya tiba di Hogwarts. Kastil tua itu sama sekali tidak berubah semenjak tahun kedua mereka berada di sana. Blaise menggumamkan sebuah mantra di mulunya, dengan ayunan tongkat sihirnya membuat barang bawaan mereka bertiga menyusut menjadi kecil dan ringan. Draco mengambil barangnya yang telah menyusut dan mengantonginya, ia bersama kedua temannya turun dari kereta kuda. Tempat itu menjadi lautan hitam karena murid-murid yang telah mengenakan seragam memenuhi tempat itu. Dengan mengikuti murid-murid lainnya mereka bertiga masuk ke dalam Hogwarts dan menuju aula besar tempat penyeleksian berlangsung.

Draco melihat beberapa hantu Hogwarts terbang berseliweran untuk menyambut murid-murid lainnya, ia menangkap bayangan dari Baron berdarah, hantu slytherin yang paling misterius serta menakutkan. Draco tersenyum tipis sambil memberikan anggukan singkat pada Baron, teman-temannya memberikan tatapan aneh ke arahnya kemudian membelalakkan mata mereka saat Baron memberikan anggukan balasan. Jangan salahkan Draco bila ia melakukan itu, ia selalu merasa curiga dengan masa lalu hantu asrama Slytherin tersebut kenapa selalu terlihat begitu moody.

"Wow, baru pertama kali kulihat Baron berinteraksi dengan seorang murid." Ujar seorang murid Slytherin yang berada di kelas atas.

"Sangat mengesankan, Malfoy."

"Terserah." Jawab Draco singkat, mereka duduk di bangku panjang Slytherin. Draco mengambil tempat duduk di antara Blaise dan Pansy.

Di hadapan mereka telah terhidang makanan yang sangat banyak, dijamin membuat mulut Crabe dan Goyle berair. Bicara mengenai dua besar yang idiot itu, Draco menemukan mereka berada di dekat Theodore Nott sejak tahun lalu, ternyata Theo akan mengambil perannya sebagai duri dalam daging bagi Potter dan kawan-kawannya. Nott terlihat begitu senang saat memperagakan cara pingsan Potter yang ada di kereta, membuat anak laki-laki bertubuh kecil yang ada di bangku Gryffindor memberikan tatapan ganas pada Nott. Sebuah seringai kecil muncul di wajah Draco, ia akan menikmati tahun ini, kali ini ia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa harus menyembunyikan sifatnya yang sebenarnya.

Draco dan anak-anak Slytherin lainnya memberikan tepuk tangan saat beberapa anak tahun pertama masuk menjadi slytherin yang baru, ia mengedarkan pandangannya menyapu aula besar. Di meja para professor terlihat seorang laki-laki yang sama sekali tidak Draco kenal, ia mengansumsikan kalau laki-laki yang kelihatan sangat lesu dan kumal itu adalah professor baru di bidang pertahanan terhadap ilmu hitam. Bukan rahasia umum lagi kalau posisi itu adalah memberikan kesialan, setiap tahun mereka harus menerima professor baru yang menggantikan professor lama.

Laki-laki yang kumal itu terlihat sedikit ceria saat Dumbledore membisikkan sesuatu pada telinganya, Draco menghiruakan itu dan terus mengedarkan pandangannya. Kali ini ia melihat kepala asramanya yang tidak lain adalah severus Snape, professor di bidang ramuan yang sangat ditakuti oleh semuanya karena keberingasannya, memberikan tatapan membunuh pada laki-laki yang Draco asumsikan adalah professor baru.

Sebuah senyum kecil muncul di bibir Draco, ia bisa menebak kalau di dalam pikiran Snape tengah memberikan sumpah serapah pada Dumbledore karena tidak memberikan posisi itu padanya. Semuanya sudah tahu kalau sedari dulu Snape mengincar posisi professor itu namun tidak pernah terjadi sebab Dumbledore selalu menolaknya dan memberikan posisi itu pada orang lain. Entah apa alasannya semua orang tidak tahu hal itu. Dalam hati Draco merasa sedikit kasihan pada Snape, semuanya memang tidak adil pada Slytherin sehingga tidak heran kalau mereka yang berada di asrama Slytherin selalu berdiri bersama menghadapi semuanya.

Heir Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang