Part V

1.7K 142 7
                                    

Haiiiii my beloved readers....see you again, really sorry for super late update....semoga part berikutnya bisa di update lebih cepat...big thanks for @evavioletta, @ImeldaLukitasari, @Syuhadaaminah, @ariningtyasrury, @erminasari080376, @Iinmarlina, @karenxchow yang sudah meninggalkan jejak, soooo happy to read your comments 'n hope still support this story with your vote 'n comment...oh ya sekedar info YaTH akan ditamatkan di wattpad hanya saja tidak akan selengkap versi cetaknya termasuk scene hotnya hanya ada di versi cetaknya jadi maaf sebelumnya bagi my other readers, soooo enjoy read this half part...love you (A.G)


ALEXA membalikan badannya dan mencoba untuk memejamkan matanya namun bunyi yang terus menerus terdengar membuat pikirannya terjaga dan dipastikan ia tidak akan bisa mendapatkan tidur yang diinginkannya, kepalanya menoleh ke asal suara yang terhalang jendela kamar tidurnya seakan matanya bisa menembus penghalang yang ada didepannya dan langsung dapat melihat penyebab suara bising yang sedari tadi didengarnya.

Saat pertama kali menginjakkan kakinya di Villa miliknya managernya itu ia langsung merasakan ketenangan yang sudah sejak lama ia butuhkan, tempatnya yang jauh dari keramaian terlebih dari jalur lalu lintas yang padat membuatnya langsung jatuh hati dengan tempat itu dan berutang terima kasih kepada lelaki yang sudah dianggapnya sebagai keluarganya itu.

Namun ketenangan yang dirasakannya hilang dalam sekejab ketika terdengar bunyi ketukan berulang-ulang yang terdengar tidak begitu jauh darinya dan menyadari asal suara berasal dari bangunan setengah jadi yang berada di seberang kediamannya, rasa penasarannya berubah menjadi kejengkelan saat bunyi ketukan itu tidak juga berhenti.

Alexa melirik jam yang tergeletak di atas meja dekat ranjang dan menjerit dalam hati menyadari waktu sudah menunjukkan tengah malam dan siapapun yang sedang melakukan apapun yang sedang ia kerjakan benar-benar sangat mengganggunya, kejengkelan makin menumpuk dalam dirinya. Ini waktunya bagi orang normal manapun untuk beristirahat namun tetangganya itu malah memutuskan untuk meneruskan renovasi rumahnya.

Bagaimana ia bisa menikmati liburannya jika ternyata keadaannya seperti ini? Ia merasa ingin sekali melempar sesuatu ke asal suara dan berteriak histeris kepada tetangganya untuk menghentikan ketukan bertalu-talu yang mengganggu waktu istirahat orang di sekitarnya.

Merasa tidak ada gunanya lagi mencoba tidur, Alexa turun dari ranjang dan melangkah menuju dapur sambil berharap segelas kopi akan mampu meredakan kejengkelan dan membantunya untuk rilex walaupun sejenak. Mungkin ia akan mencoba menyelesaikan naskahnya, bukankah ia sudah biasa untuk mengorbankan tidur malamnya untuk merampungkan novelnya.

'Jika sampai aku tahu kamu masih tidak memanfaatkan waktu istirahatmu dengan tidur, aku akan menyeretmu menemui psikiater.'

Peringatan itu terngiang lagi ditelinganya dan membuat Alexa meringis namun berusaha membela diri dengan menyalahkan tetangga di seberangnya yang sudah membuatnya tidak dapat beristirahat dengan tenang lagipula managernya pasti tidak akan tahu apa yang ia lakukan sekarang jika ia tidak membuka mulutnya dan mengadukan keributan yang berasal dari tetangganya.

Dengan segelas kopi panas di tangannya, ia menuju ke sudut ruangan yang ia buat sebagai tempat kerjanya. Lebih baik ia menenggelamkan pikiran dalam imajinasinya daripada memikirkan pengganggu diseberangnya.

Sesuatu yang hangat terasa di wajah Alexa memaksanya membuka mata dan langsung kembali menutup mata saat menyadari ia berhadapan dengan sinar matahari yang berhasil menembus sela-sela dedaunan dan dinding kaca, Alexa menegakkan tubuhnya dari kursi kerja dan melemaskan otot-otot tubuhnya yang kaku. Ia tidak tahu berapa lama ia tertidur menelungkup di atas meja namun setidaknya ia berhasil menutup mata dan mengistirahatkan tubuhnya.

Alexa memejamkan mata berusaha meresapi kesunyian yang dirasakannya namun hanya sekejab saat telinganya kembali menangkap ketukan yang berasal dari tempat yang sama yang membuatnya tidak bisa beristirahat sama sekali, kesenangan yang baru saja ia rasakan terengut begitu saja dan meninggalkan kejengkelan luar biasa yang sudah ditahannya sejak pertama kali ia berada di Villa.

Tanpa memikirkan apa-apa lagi, Alexa melangkah cepat menuju pintu dengan kedua tangan terkepal. Darahnya menderu dengan cepat di kepalanya, ia akan menyelesaikan ini hari ini juga sebelum ia mati karena kesal akan tingkah tetangganya yang tidak tahu aturan itu.

Kedua mata Alexa menyipit saat langkahnya mendekati bangunan yang hampir setengah jadi itu dan semakin mempercepat langkahnya ketika mendekati pintu bangunan dan mengetuk dengan keras berusaha mengalahkan ketukan yang berasal dari dalam bangunan.

Alexa hampir menyerah saat merasakan telapak tangannya hampir terasa kebas akibat pukulan di pintu untuk menarik perhatian siapapun yang ada di dalam bangunan, ia sudah berbalik ketika pintu tiba-tiba terbuka dan kejengkelan yang dirasakannya semakin menggebu-gebu hingga ia membalikkan badannya dengan penuh amarah.

Alexa mematung, matanya terbelalak menatap lelaki yang ada di depannya yang balik menatapnya dengan dingin.

"Kau...." emosinya seakan meluap tanpa bekas begitu menyadari siapatetangga yang sudah merebut waktu istirahatnya, segala perkataan yang sudah iasiapkan terhapus begitu saja.



----> to next part....don't forget to klik star 'n leave you comment. ^.^


You are The Reason (pending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang