Kasyaf

28 2 0
                                    

Kasyaf, istilah yang biasa digunakan orang banjar jika seseorang bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. Mungkinn sederhananya seperti itu. Kembali di mulai dengan datangnya malam-malam yang membuatku terbiasa. Aku masih di depan komputerku sampai dia menyapa. "Masih kerja?". "Masih" ku jawab dengan ketus. Suara cantik perempuan itu membuyarkan konsentrasiku. Dengan gaun panjang, dan rambut yang selalu di sisirnya. "Tidak keluar malam ini?" Dia bertanya lagi. "Nanti.". Ku bilang. Kemudian dia hanya tertawa dan pergi ke dapur. "Sialan!" Umpatku.

Setelah selesai dengan urusan komputerku langsung aku bergegas untuk bersiap keluar rumah. Kemana? Mungkin jalan-jalan. Asal tidak di rumah pikirku. Aku bosan melihat dia yang selalu tertawa dan makan sisa-sisa ikan di rumah. Ku keluarkan motorku, ku kunci rumahku. Langsung aku pergi tanpa tahu kemana tujuanku. Langsung terpikir "nongkrong di depan mini market seperti biasa aja deh, daripada bingung.".

Santai nongkrong di depan mini market memang menyenangkan bagiku. Menghilangkan penat seharian di depan layar komputer. Dengan segelas kopi panas di depanku. Mungkin bagi beberapa orang terlihat membosankan. Tapi aku hanya ingin mencari keramaian. Karena sendiri itu menyakitkan. Tapi kadang sendiri tidak terlalu buruk. Ada sesuatu di dalam diriku yang menyenangi kesendirian, suka terhadap sesuatu yang tidak ada bagi mereka orang awam. Dalam kasusku, bukan karena aku ingin, tapi aku tidak bisa menghindarinya.

Tidak terasa mini market itu sudah waktunya untuk tutup. Ku lihat layar androidku, Waktu menunjukkan 23.54. langsung ku habiskan kopiku dan bergegas untuk pulang. Sebelum diusir oleh pegawai mini market itu pikirku. Bahkan dia sudah mematikan lampu depan mini marketnya. Benar-benar membuatku kesal karena aku harus kembali ke rumahku.

Sesampainya di rumah, dia menungguku di teras dengan tersenyum. Sambil membawa surui (sisir) emas kesukaannya dan menyisir-nyisir rambutnya. Ku acuhkan saja, ku masukan motorku ke dalam rumah dan kembali ku kunci rumahku. Akupun menyalakan lampu kamarku, ku berbaring di ranjangku yang berantakan dengan sprei yang tidak karuan. Dan tanpa sadar dia sudah berada di kamarku. Dia berkata "mau mencoba tidur lagi ya?". Aku bilang "mungkin, asal kau kembali mengurusi urusanmu.". Kemudian dia tertawa sambil berjalan mundur menembus tembok itu. Hal yang mengerikan akan terjadi lagi, tapi aku harus tidur. Walaupun itu membunuhku.

Terakhir ku lihat waktu di androidku menunjukkan 00.37 WITA. Sampai akhirnya aku terlelap, dan kembali terbangun. Dan melihat diriku yang sedang tertidur. Kehidupan keduaku pun dimulai.

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang