Love Story - Part 3

8K 315 0
                                    

Selama beberapa minggu ini Delana terlihat ceria, dia masih terbayang dengan kejadian di taman waktu itu.

Hari ini, pagi-pagi sekali di kampus yang masih sepi, dengan semangat Delana menuju kelas Nathan karena mereka sudah berjanji untuk bertemu. Delana sama sekali tak berpikiran kalau pertemuannya sekarang mungkin akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan orang yang dicintainya.

"Gue out dari tantangan itu."

Delana tau itu suara Dimas, salah satu sahabat Nathan.

Delana yang baru saja sampai si depan kelas Nathan langsung menyingkir untuk menguping.

"Kenapa? Lo jatuh cinta sama perempuan udik itu? Makanya lo mundur dari tantangan gue?" Terdengar sekali kalau Dimas meremehkan Nathan.

Delana yang mendengarnya berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. Dia tau akan seperti ini, jadi kalau dia sakit karena jatuh, itu semua juga karena dia yang tidak mau berhati-hati.

"Kenapa lo ngomong kayak gitu? Apa kita ada masalah?" Nathan yang menyadari nada tak bersahabat dari Dimas yang biasanya ramah malah heran.

"Ya! Sejak awal gue benci sama lo! Nyokap lo udah ngambil boka gue dari nyokap gue. Nyokap gue nangis terus sampe akhirnya depresi dan bunuh diri! Sekarang gue akan balas dendam semuanya ke lo!" Nathan maupun Delana yang mendengarnyapun kaget sekaget-kagetnya. "Gue sengaja bikin tantangan itu biar bikin lo malu karena jalan sama cewek kampungan, udik dan cupu itu, tapi ternyata selera lo emang rendahan, sama kayak nyokap lo yang murahan!"

Bugh

Delana mendengar suara tonjokkan dan seakan lupa dengan sakit hatinya karena takut Nathan kenapa-napa. Hampir saja ia ingin masuk, tapi suara Nathan lebih dulu terdengar.

"Lo boleh maki-maki gue, mukul gue, marah sama gue, tapi jangan pernah sekalipun lo ngehina nyokap gue dan Delana!!" Nathan berteriak mengeluarkan semua emosinya.

Delana yang mendengar pembelaan dari Nathaj merasa hangat. Ya, selama ini dia merasa kalau Nathan tak pernah bohong dengannya, dan sekarang dengan pembelaannya, Delana tambah yakin kalau ternya dia tidak salah mencintai Nathan. Tanpa sadar senyuma terukir diwajahnya yang agak bulat.

"Woww.. Demi seorang Delana, lo mukul gue! Hebat lo.." lalu terdengar lagi pukulan, kali ini terdengar ringisan Nathan.

Delana menahan diri untuk masuk. Bukan sekarang saatnya.

"Dia lebih berharga dari apapun. Walaupun semua orang bilang dia cupu, udik, atau kampungan, gue gak peduli. Banyak hal yang orang gak tau tentang siapa Delana sebenarnya. Gue bangga jadi satu-satunya orang yang tau tentang Delana!" Hati Delana kembali menghangat setiap mendengar perkataan Nathan.

Ya, Delana sudah menceritakan tentang kisah hidupnya pada Nathan sehari setelah kejadian di taman, dan dia sama sekali tidak merasa menyesal, dan sekarang dia yang akan membela Nathan di teman busuknya itu.

Kampus mulai terlihat sepi, dan dengan cepat orang-orang berkumpul melihat perkelahian sahabat karib itu denga semangat.

Tak ada seoranpun yang sadar dengan kehadiran Delana walaupun dia sudah berubah, karena mereka terlalu sibuk dengan kehebohan dipagi hari ini.

"Emang kalau udah rendahan, mau dikasih permatapun akan tetep milih batu!" Tak ada satupun yang bersuara diantara kerumunan itu sampai datanglah 2 orang sahabat lainnya, Arya dan Kemal.

"Dim! Lo apa-apaan sih?!" Teriak Arya mendekati mereka, begitu juga dengan Kemal. Sedangkan Delana masih asyik di tempatnya.

"Kalian berdua gak perlu ikut campur! Ini urusan gue sama pria rendahan itu." Kata Dimas sambil menunjuk wajah Nathan dengan jari telunjukknya.

Nathan berusaha menahan amarahnya yang terus membakarnya. Dia masih berpikir jernih kalau Dimas masih sahabatnya. Dia hanya tidak terima dengan keadaan dan akhirnya melampiaskannya ke dirinya.

"Apa sih masalah yang kalian ributin? Delana? Karena tantangan itu?" Tanya Kemal dengan nada agak tinggi melihat kedua sahabatnya yang masih tenggelam dengan amarah masing-masing.

Kerumunan itu mulai berkasak-kusuk karena ternyata selama ini kemesraan Nathan dan Delana hanyalah karena tantangan dari Dimas untuk Nathan.

"Kalau emang Dela masalahnya. Kita selesain baik-baik. Apa yang buat lo marah sama Nathan?" Tanya Kemal lagi.

Dimas tak ingin mengatakan yang sesungguhnya, begitu juga dengan Nathan. Tak mungkin mereka membocorkan masalah keluarga mereka.

"Gue gak nyangka aja kalau ternyata selera Nathan turun! Dia jatuh cinta sama perempuan cupu itu!"

Jujur saja kenyataan ini lebih mengagetkan dibandinkan kenyataan kalau Nathan hanya berpura-pura pacaran dengan Delana.

"Lo beneran cinta sama Delana?" Tanya Arya tak percaya.

Nathan terkenal dengan lelaki berkriteria tinggi. Aneh saja mendengarnya mencintai gadis yang JAUH dari kriterianya.

Delana sudah mendengar semuanya. Dia tersenyum, menarik napas dalam dan meyakinkan dirinya kalau apa yang akan dia lakukan adalah sesuatu yang benar.

Dengan langkah pasti Delana melewati kerumunan itu dan masuk ke dalam kerumunan masalah inti.

"Siapa lo?"

*****

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang