Seusai aku berbelanja bersama Ranti, aku segera pulang kerumah dengan mood yang nggak enak. Loh jadi dropmood begini cuma garagara tuh Dokter.
Sesampainya dirumah aku sesegera mungkin untuk ke kamar dan berencana langsung tidur namun rencana tinggal rencana seusai aku mandi tiba tiba bunyi bel.
"Ganggu banget ah" ucapku kesal sambil berjalan ke pintu. Aku setengah niat untuk membukanya namun setelah tau siapa orang di balik pintu ini tiba tiba
"Sore" ucap suara bass yang tak asing lagi.
"Loh, Dokter ngapain disini?" Tanyaku tanpa menjawab ucapan salam darinya
"Saya nya nggak disuruh masuk dulu?" Ucap Dokter Andrea
"Yaudah masuk" ucapku setengah malas
"Duduk Dok! Mau minum apa" tawarku padanya
"Engga usah, saya cuma mau ngasih ini" dia menyodorkan kantung yang bertuliskan nama sebuah restoran.
"Gausah repot repot Dok, saya tadi udah makan bareng Ranti" tolak ku kepadanya
"Saya tau itu, tadi saya melihat kamu dengan perawat lain sedang di food court" ucapnya. Loh loh kan ngeselin banget, calon tunanganya ada tapi gak ditegor.
Ya jelas lah nggak mau negor, orang bawa cewek lain. Mana berani dia negor sambil bawa gandengan.
"Ya berarti Dokter tau dong tadi aku udah makan? Kenapa dibawain lagi" kuberikan alasan untuk menolak pemberianya.
"Tadi itu makan sore, nanti malam pasti kamu lapar lagi. Bunda kamu bilang kamu orang nya cepat lapar" ucapnya.
Apa apaan nih Bunda bilang bilang kalo aku orang nya suka cepet laper, udah engga ada alasan buat nolak lagi nih.
"Yaudah makasih banyak Dok" ku berikan sedikit senyumku untuknya
"Yasudah kalau begitu, saya pamit dulu" ucapnya sambil berdiri
Aku mengikutinya dari belakang untuk mengantar nya kepintu. Setelah berhasil mencapai pintu tiba tiba Dokter Andrea berbalik badan menghadap ku.
"Saya pamit dulu, salam untuk Bunda dan abang kamu." Ucap nya dan tiba tiba dia mendekatkan bibirnya ke kening ku sambil berbisik
"Ini hukuman kalo kamu masih manggil saya Dokter di luar rumah sakit" cicitnya
OMG!!! Entah kenapa aku merasa jantung ku akan keluar sebentar lagi. Aku masih terus berdiri di depan pintu padahal Dokter Andrea sudah memasuki mobilnya dan mulai meninggalkan pekarangan rumah ku.
Sadar apa yang terjadi aku segera kembali ke kamar ku dan merebahkan diri ke kasur. Kalo Dokter Andrea semanis ini gimana cara nolak untuk engga jatuh cinta. Ahhh Bunda tolong netta....
-----
Dia mencium kening ku
Dia memegang tanganku
Dia membawa tanganku untuk merasakan detak jantung nya"Detak ini punya kamu" ucap pria itu
"Ya punya Tuhan lah, kamu gimana" balasku
"Tapi tuhan kasih untuk berdetak saat terus bersama kamu" ucap pria itu lagi
Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapanya
"Jangan tinggalin aku, kamu harus tunggu aku kalau aku pergi" ucapnya sambil mencium kening ku.
"Hhhhh... Hhhhh..." Tiba tiba aku terbangun dari tidur ku. Sekelebat bayangan tentang mimpiku kembali datang. Tapi aneh mimpi itu seperti nyata. Padahal orang dalam mimpiku buram wajah nya.
Aku melihat jam dinding yang ternyata menunjukan jam 10 malam. Mungkin aku tertidur saat tadi memukirkan ciuman Dokter Andrea sehingga sampai terbawa mimpi
Kkrukk kkrukk..
Bunyi perut ku ternyata sudah tidak bisa dikompromi lagi. Aku segera turun ke dapur untuk melihat apa ada makanan yang bisa aku makan.
Aku teringat Dokter Andrea memberikanku makanan tadi sore. Bener juga engga sia sia ini makanan. Segera ku masukan ke microwave dan segera memakanya dan selanjutnya kembali ke kamar untuk tidur.
--------
Karena hari ini jadwal ku libur jadi pagi ini setidaknya aku bisa bersantai santai terlebih dahulu. Mungkin aku akan ke toko bunga Bunda untuk sekedar menghilangkan rasa penat sekaligus membantu jika diperlukan
"Bang Keynan, Netta ikut abang ya? Drop di toko Bunda aja" ucap ku pada Bang Keynan yang terluhat bersiap siap untuk berangkat ke kantor
"Yaudah cepet masuk ke mobil" balasnya sambil merapikan letak dasi nya
----- selama perjalanan ke toko Bunda aku hanya termenung memikirkan mimpi ku semalam. Entah rasanya sulit untuk tidak memikirkanya apalagi melupakan mimpi tersebut-----
"Kenapa kamu Dek? Diem aja daritadi?" Tiba tiba suara Bang Keynan mengangetkan ku
"Ngagetin tau gak???" Ucapku ketus
"Ya lagian ngelamun. Mikirin apasii? Mikirin jorok yaaa?" Goda Bang Keynan
"Ya enggaklah, emang aku kayak Abang apaa? Aku cuma mikirin mimpi aku aja. Masa tadi malem aku mimpi aneh banget loh Bang" jelasku kepada Bang Keynan
"Mimpi apa?" Tanya Bang Keynan dengan antusias
"Kayak mimpi ada cowok, tapi aku ngerasa cowok itu ada dimasa lalu ku dan dia bilang aku harus tunggu dia kalau dia pergi, dan anehnya mimpi itu kayak nyata tapi aku nggak bisa liat siapa cowok itu" jelasku
*author pov*
Tanpa disadari Netta wajah kakak laki laki nya tiba tiba berubah menjadi menegang, entah apa yang dipikirkanya tapi terluhat tiba tiba kegelisahan mendatanginya
*Netta pov*
"Kok diem sih Bang?" Tanya ku kepada orang disebelah ku
"Hahh kenapa Dek? Sorry abang mikirin tugas kantor juga" kilah Bang Keynan
Tumben tumbenan Bang Keynan seperti ini, padahal setau ku Bang Keynan adalah orang yang profesional bisa membedakan masalah kantor dan malah rumah. Biasanya saat di rumah dia tidak mau mencampur adukan masalahnya yang dikantor.
Belum sempat aku bertanya ada apa dengan Bang Keynan, mobil sudah berhenti tepat di depan Toko Bunda
Aku segera turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada Bang Keynan dan bergegas untuk masuk ke dalam toko.
SORRY FOR THE TYPO
I NEED YOUR VOTE TO CONTINUE MY STORY
KAMU SEDANG MEMBACA
"BACK"
RomanceSorang perawat rumah sakit dikejutkan dengan kedatangan dokter muda baru yang tampan. Namun ada yang aneh dari tatapan dokter tersebut ke dirinya. Entah karena dia berbuat suatu hal atau tidak yang jelas terlihat dari manic matanya bahwa dokter ters...