Chapter 11 - It's Been A Long Day

445 19 4
                                    

Pagi ini aku nggak ada jadwal untuk ke rumah sakit. Tapi aku harus tetap ke rumah sakit untuk datang menemui Dokter Andrea.

Aku nggak enak sama perilaku yang aku tunjukin ke Dokter Andrea waktu dia kerumah dan aku sama Dimas pura pura pegangan tangan, lalu kuputuskan untuk meminta maaf sekalian mau berterimakasih atas bunga yang kemarin dia belikan untuku.

"Bundaa.... Aku berangkat yaa" ucapku pada Bunda yang sedang duduk di sofa depan

"Loh kan gak ada jadwal hari ini?" Tanya bunda

"Ada urusan Bun" jawab ku sambil mengenakan flatshoes

"Ahh bilang aja mau ketemu calon suami? Hihuhi" ucap Bunda yang tibatiba langsung lari masuk ke dalam kamar nya

Huhhh dasar emak emak suka nya begitu, tapi yaa emang bener siih hehehe

-------------- in hospital -------------

'Ketuk.. Engaa.. Ketuk.. Engga..'
Aku masih bingung antara mengetuk pintu ruangan Dokter Andrea apaa menunggunya. Tapi bisa jadi Dokter Andrea tidak lagi diruanganya, terus kalo aku nunggu malah sia sia. Jadi kupastikan aku mengetuk ruanganya untuk memastikan dia ada di dalam atau tidak

Belum diketuk oleh diriku tiba tiba pintu sudah terbuka dan terlihat lah sosok perempuan cantik menggenakan dress selutut berwarna merah terang dan mmmm agak sedikit berantakan di rambut dan kusut di dress nya. Ughhh aku jadi berfikiran yang engga engga

"Ehh, maaf mbak, mau keluar ya? Silahkan.." Ucapku sambil memberikan jalan

Dia hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum kecil lalu melenggang pergi dengan cepat. Baru sadar dari lamunan ku tentang perempuan itu tiba tiba dikagetkan Dokter Andrea yang sudah berdiri di depan ku.

"Mau masuk?" Ucapnya dingin

Kok aku jadi punya perasaan yang nggak enak ya liat perempuan tadi sama suara Dokter Andrea yang tiba tiba dingin gini.

Otakku langsung berfikir cepat untuk tidak jadi masuk ke ruangan Dokter Andrea karena takut dengan situasi saat ini.

"Ehhh mmm engga Dok, saya cuma lewat. Permisi" ucapku dan buru buru pergi

Belum sempat melangkah tiba tiba tangan ku ditarik dan diseret masuk ke ruanganya

Aduhh mau teriak juga gimana? Ini kan rumah sakit, aku takut ganggu yang lain jadi mau tidak mau aku memasrahkan diriku diseret oleh nya.

*cklek* pintu tertutup dan terkunci

"Lohh Dok, engga usah dikunci juga" ucapku memohon kepadanya

Dan balasan dia hanyaaaaa 'Diam'

"Aku tau kamu nggak ada jadwal disini, jadi kamu kesini pasti menemui aku" ucap dirinya dengan percaya diri

"Ahh orang engga, saya mau ketemu sama Rianti kok, ngapain saya ketemu sama Dokter" balas ku menanggapi ucapanyaa

"Aku kamu Nettaa.." Ucap dia mendekat padaku

"Ahhh iyaa iyaaa saya-eh aku lupa" ucapku gelagapan

"Lagian kalo kamu mau ketemu temen kamu ngapain nyarinya di depan ruangan aku? Emang nya lupa dimana tempat perawat dimana ruangan aku?"  Ucapnya panjang lebar  dan tiba tiba tanganya terulur untuk mengambil helaian rambut ku yang jatuh dan diselipkan dibalik telingaku

Yaampunnn jantung kuu ayodongg jangan beginii, kamu gak kasian sama aku yang udah gelagapan begini. Jawabanya dia juga bener lagi, kenapa aku bodoh banget

"Okee iyaaa aku mau ke ruangan kamu, mau bilang makasih" ucapku jujur akhirnya

"Untuk?" Tanya nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"BACK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang