Introduce~
"Dia akan tinggal disini?" Jungkook menunjuk gadis blonde di sampingnya, dengan tatapan tak suka, mungkin lebih terkesan jijik.
Ia melihat gadis sekaligus sepupunya itu dari bawah hingga atas.
"Iya, keluarga Son pindah ke italia. Jadi dia mamah bawa ke Seoul aja. Dari pada harus tinggal di Gwanju sendirian." Tutur ibu Jungkook, seraya membantu Seungwan menggeret kopernya ke kamar.
Ah, wanita pembawa sial. Batin Jungkook
Jungkook membanting pintu kamarnya kasar. Sebenarnya ia tidak suka dengan sepupunya satu ini. Son Seungwan. Gadis 2 tahun lebih muda darinya, dan juga pembawa sial baginya. Sejak kecil mereka tidak pernah akur. Ditambah Jungkook yang selalu terkena musibah jika dekat dengan Seungwan. Dan Seungwan yang selalu membuat ulah, tapi Jungkook-lah yang disalahkan.
Pembawa sial kan?
"Nah ini kamar kamu sekarang." Jihyo membukakan pintu kamar yang akan di tempati Seungwan nantinya.
Gadis itu tersenyum cerah. Ia suka dengan kamarnya. Luas, bersih, ada TV, cat biru, dan yang paling penting. Kedap suara. Jadi dia bebas berteriak sekencang apapun.
"Dan satu lagi." Seungwan membalikan tubuhnya, menatap Jihyo-ahjuma dengan tatapan bertanya.
"Iya apa lagi tante?" Tanya Seungwan, mengulas senyum.
"Kamu udah tante daftarin di SMA yang sama dengan Jungkook. Jadi lusa kamu bisa mulai masuk sekolah jadi siswa SMA."
Seungwan tidak bisa menahan senyum bahagianya. Ia memeluk Jihyo-ahjuma, seraya mengucapkan terima kasih.
"Aku ga tau, kalo enggak ada tante mungkin aku udah bingung mau gimana tinggal di Korea sendiri tanpa mamah papah."
"Kamu juga kan anak tante. Hehe yaudah tidur gih, istirahat dulu baru beres beres."
Seungwan menganggukan kepalanya semangat. Lantas ia segera mengambil posisi siap untuk tidur. Karena sesungguhnya badanya sudah remuk karena perjalanan yang cukup jauh.
👯👯👯
"Lah terus aku berangkat sama siapa. Aku kan masih gatau letak sekolahnya dimana."
"Enggak usah sok manis. Sana naik bus atau taksi, enggak usah kaya orang susah." Jungkook hendak menyalakan motornya, dan pergi dari pekarangan rumah.
"Ah iya. Di sekolah jangan coba coba menyapa atau memanggil seolah olah kita kenal. Tidak ada boleh yang tau jika kita ini saudara."
Jungkook segera menancapkan gas nya, buru buru menghilang dari hadapan Seungwan, takut tiba tiba ia sial lagi karena Seungwan. Dan Seungwan hanya bisa memandang kepergian Jungkook dengan amarahnya yang meluap. Sumpah serapah ia ucapkan untuk sepupunya yang kelewat menyebalkan. Kalo bukan karena dia anak dari tante Jihyo yang sudah mau menampung dia di rumahnya. Mungkin dia sudah membakar habis lelaki bernama Jungkook.
Seungwan melirik jam tangannya. Sial, dia bisa terlambat jika terus diam. Ini semua karena Jungkook.
Untung dewi fortuna masih memihaknya. Ia sampai di sekolah sebelum bel berbunyi. Walau berbagai rintangan harus ia hadapi. Akhirnya ia sampai di sekolah barunya.
Seungwan mencari-cari kelas barunya. 10.3
Kelas yang teletak di pojok dekat kantin, tidak terlalu jauh dari toilet, dan jauh peradaban dari ruang guru. Strategis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M]istake
RandomMature Content! Cerita ini murni punya @Rie_eunHye / @jiny29 Disini @hyessimi cuman sebagai publisher doang! Makasih!