Dua

112 3 0
                                    

Hari ini Katrina lemas bukan main, masalahnya ia tidak sempat sarapan tadi pagi, ia telat bangun lagi gara-gara semalaman begadang nonton drama korea.

Dan ia ditimpa sial, istirahat pertama ia disuruh oleh pak Lilik untuk remedial ulangan matematika, dan istirahat kedua ia gunakan untuk menyalin pekerjaan rumah yang lupa ia garap.

Pupus sudah harapannya untuk menyantap semangkok bakso dan es teh manis segar.

“Kat, gue balik duluan ya, cepet balik gih! Biar nyampe rumah langsung makan!” ujar Oddie, sahabatnya.

“Awas jangan sampe lemes, ntar lu ditabrak becak” Stevie juga ikut-ikutan.

“Ih, tenang aja kali, gue bukan anak kecil! Sono pulang!” jawab Katrina.

Stevie dan Oddie buru-buru ngacir sebelum diamuk oleh Katrina.

Katrina berjalan ke depan sekolah untuk mencegat angkot.

Cepetan lewat dong angkot! Maag gua keburu kambuh nih, batin Katrina dalam hati, ia sudah lebih lemas dari tadi.

Tiba-tiba ada yang menyapanya, “Eh Katrina, nungguin angkot juga?”

Rupanya itu Diana, dan ia tidak sendiri, ia bersama Alvin.

“E-eh, iya ehe he he” ujar Katrina canggung, shit, maag-nya kambuh

“Muka lo kok putih gitu, gak papa?” tanya Alvin.

“Lu kira muka gua tembok apa, gak papa kok” jawab Katrina menyembunyikan rasa sakitnya.

Ya ampun, ini abang angkotnya minta gue jitak kali ya, plis deh lama banget!, ucap Katrina dalam hati.

Mata Alvin seperti bisa mengetahui kebohongan Katrina, ia melihatinya dari tadi.

“Apa liat-liat gue?” tanya Katrina.

“Sumpah lo gak papa? Kayak orang nahan boker tau” ujar Alvin polos.

Anjir, orang lagi kesakitan malah dipikir nahan boker, Katrina mengomel dalam hati.

“Naik angkot apa Kat?” tanya Diana

“Nol dua” Katrina menjawab tanpa banyak berbicara, ia masih berusaha menyembunyikan rasa sakit.

“Loh kan angkot nol dua hari ini gak lewat sini, lo mesti nunggu deket halte bis kalo mau naik” jawab Diana.

“SHIT!” ujar Katrina lalu berjalan meninggalkan Diana dan Alvin.

Baru dua langkah berjalan, lututnya goyah, ia terjatuh, badannya bukan lemas lagi namanya, melainkan seperti tidak ada tenaga.

“Ya ampun Kat!” ujar Alvin dan Diana bersamaan.

“Lo kenapa?” tanya Alvin panik.

“Maag gue kambuh”

“Tunggu, gue cariin obat maag dulu” ujar Diana mengobrak-abrik tasnya.

Alvin membantu Katrina duduk di kursi depan sekolah, “Duh lo ini, bukannya bilang dari tadi!”.

Katrina hanya diam, lalu memegangi bagian perutnya.

Diana memberikannya obat maag dan sebotol air mineral, segera ia minum obatnya, “Thanks Di” ujarnya, Diana mengangguk dan tersenyum.

“Udah mendingan?” tanya Alvin, lalu Katrina mengangguk.

“Kayaknya gue mesti nganterin Katrina pulang, lo balik duluan aja Diana, kita nontonnya kapan-kapan aja ya” ujar Alvin

Lah, gara-gara gue, rencana mereka jadi gagal begini. Katrina berkata dalam hati.

“Oh yaudah” terpancar sedikit ekspresi kecewa di wajah Diana, “Lo berdua hati-hati ya, daaah”, ucap Diana sebelum pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Are Made For Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang