Soo Kyo melangkah masuk melewati gerbang sekolah di mana dia belajar. Seperti biasa dia selalu datang lebih awal dari murid lain, mungkin yang paling pagi. Bukan karena dia murid teladan tapi karena sang pengantar sekolah.
Ya orang yang mengantar jemput sekolah tak lain adalah Cho Kyu Hyun kakak tirinya. Soo Kyo harus pasrah tiap hari bangun lebih pagi. Karena Kakak tirinya juga masih harus pergi ke sekolahnya sendiri, yang terbilang cukup jauh dari tempat Soo Kyo belajar.
Soo Kyo sekolah di Seoul Internasional School, siswanya kebanyakan anak campuran. Soo Kyo sendiri asli Korea hanya saja dia lahir dan tumbuh di Australia. Baru saat menginjak kelas delapan dia kembali ke Korea bersama ibunya. Ayahnya meninggal karena kecelakaan ketika Soo Kyo duduk di awal kelas tujuh.
Soo Kyo memasuki kelasnya yang berada paling ujung di lantai dua. Seperti biasa belum ada teman sekelasnya yang datang. Soo Kyo mengambil hand phonenya dan mulai main game ke sukaannya, happy fish. Tiba-tiba ada yang masuk kelas dengan tergesa.
"Aku tau kau pasti sudah datang." Rie teman sebangku Soo Kyo langsung duduk disebelahnya.
"Ya! Tumben kau jam segini sudah datang?" Tanya Soo Kyo heran.
"Aku belum mengerjakan tugas yang kemarin, pinjam bukunya." Soo Kyo mengambil buku yang Rie maksud. "Tumben kau belum memgerjakan tugas." Rie hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Kemarin sore Watashinochichi (Ayahku) pulang dari Jepang. Kau tau sendirikan bagaimana keluargaku." Itu bukan pertanyaan tapi pernyataan. Tentu saja Soo Kyo tau, Rie adalah blasteran Korea -Jepang. Mereka pindah ke Korea tiga tahun yang lalu. Kim Yun Mee adalah nama aslinya tapi dia lebih suka memakai nama Rie.
Kelas mulai ramai, murid yang lain sudah mulai berdatangan. Ada beberapa yang menyapa Soo Kyo, dia membalas sapaan mereka dengan senyuman.
"Arigatō." Rie menyerahkan kembali bukunya. Dia bukanlah siswa yang suka menyontek pekerjaan rumah temannya. Hanya saja kalo Ayahnya kebetulan pulang pas hari biasa seperti ini bisa di pastikan Rie tidak menyentuh tas punggungnya, kecuali besoknya ada test.
"Sssstttt, Ini untukmu." Rie menyerahkan boneka gantung kecil berbentuk Hello Kitty.
"Huwaaa...cantiknya." Soo Kyo kegirangan dapat boneka Hallo Kitty itu. Apalagi boneka itu original, asli dari Jepang.
"Gomawo Rie-chan." Soo Kyo memeluk Rie dengan gembira.
"Ckckck... Kau ini.Taa Daa...." Rie mengeluarkan boneka satu lagi yang sama persis dengan yang tadi dia berikan pada Soo Kyo. Kemudian mereka tertawa-tawa gembira. Mereka menggantungkan boneka itu di tas sekolah masing-masing.
Bel tanda masuk berbunyi, semua murid yang masih di luar satu persatu mulai masuk dan duduk di bangku masing-masing.
"Si biang onar and the gank belum kelihatan batang hidungnya." Rie menggumam pelan. Soo Kyo menoleh ke bangku sebaris dibelakangnya agak ke kanan. Kosong! Begitupun ke lima bangku lainnya yang di maksud Rie.
Si biang onar and the gank yang di maksud Rie adalah Rome dan teman-temannya. Lima orang yang lainnya adalah Siwoo, Ray, Kang Jun, T.K, dan Maru. Rome adalah leadernya, banyak yang segan dan membuat masalah dengan mereka.
Mereka berenam adalah biang keributan di seantero sekolahan. Siapa yang tidak tahu dan tidak mengenal mereka, di samping wajah mereka yang memang tampan, mereka juga boyband sekolah. Mereka adalah anak-anak orang kaya.
Tepat ketika guru pengajar sudah di ambang pintu mereka berlima berhamburan masuk kelas. Cuma berlima tanpa si leader aka Rome, yang pastinya hari ini juga bolos sekolah. Oh Ji Hyun Seonsaengnim mulai mengabsen satu-persatu siswanya. Guru yang satu ini meski orangnya kelihatan santai tapi sangat di segani oleh murid-muridnya.
YOU ARE READING
Something You Must Know
FanfictionSoo Kyo kehilangan ingatan saat usianya delapan tahun karena trauma. Ibunya menikah lagi dengan duda beranak satu yang justru menyukainya.