Sekolah sudah mulai sepi, hanya terlihat beberapa siswa yg masih tinggal melakukan kegiatan extra. Rome keluar dari ruang guru, kelima temannya sudah menunggunya di depan pintu.
"Oethe?" Tanya Siwoo. Mereka melangkah menjauh dari ruang guru.
"Arghhhh...!" Bukannya menjawab pertanyaan Siwoo Rome malah mengacak-acak rambutnya.
"Ya! Kenapa kau tidak bilang ke Jang Seonsaengnim kalau semua hanya ulah Lee Mi Na." Kang Jun ambil suara.
"Sudah clear, tadi Mi Na sudah menjelaskan semuanya di ruang guru." Jawab Rome.
"Hey...bukannya itu PinoKyo?" Maru menunjuk ke arah samping. Rome menoleh ke tempat yang di tunjuk Maru. Seperti yang Maru bilang yeoja yang sedang bersandar di tembok gedung dekat lapangan basket itu memang PinoKyo. Sedang apa dia sendirian di situ.
"Kalian duluan, hari ini kita off latihan. " kata Rome, lalu melangkah ke arah Soo Kyo yang sedang mengetuk-ngetukkan sepatunya ke tanah. Siwoo dan yang lain tidak langsung menuruti perkataan Rome. Mereka hanya sedikit menjauh dari tempat Rome, merasa penasaran apa yang akan terjadi pada dua orang yang tidak pernah akur itu.
Rome memandang ke arah kaki yang masih mengetuk-ngetuk tanah. Rome sengaja berjalan pelan, sebentar lagi kaki kanan itu akan menendang sesuatu. Dan benar saja, kaki sebelah kanan Soo Kyo menendang kerikil yang ada di depannya. Rome tersenyum, kebiasaan itu tak pernah berubah.
Soo Kyo tidak menyadari kalau Rome sudah semakin dekat dari tempatnya. Barulah ketika matanya tertumbuk pada sepasang sneaker warna hitam di depan kakinya dia mendongakkan kepalanya.
"Sedang apa kau di sini? Jangan katakan kau sedang menungguku." Tanya Rome sambil tersenyum di kulum.
"Jangan ke geeran." Jawab Soo Kyo ketus.
"Yaa...uri pinoki tidak pernah berubah." Rome tertawa kalem. Tiba-tiba kakinya di tendang Soo Kyo di bagian tulang keringnya.
"Appo!!
"Siapa suruh kau ngomong seenaknya. Siapa yang kau maksud uri pinoki? Nega?" Soo Kyo berkacak pinggang.
"Kau jinak sedikit kenapa sih." Rome sesekali mengelus kakinya.
"Jinak!! Memang aku hewan apa jinak."
"Kau belum jawab pertanyaanku, apa yang kau lakukan di sini? " Rome mengulangi pertanyaan yang tadi tidak di jawab Soo Kyo.
"Ng..." Soo Kyo kebingungan menjawab pertanyaan Rome, di lihatnya teman-teman Rome sedang melihat dari jauh.
"Jadi benar kau menungguku." Rome tertawa dalam hati.
"Aku hanya ingin tahu kenapa kau diam saja di perlakukan tidak adil oleh Jang Seonsaengnim?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari bibir Soo Kyo di sertai pipi yang sedikit merona karena malu.
"Aa...jadi kau menungguku karena itu. Kau tahu yang sebenarnya? Dan kau peduli padaku?" Dalam hati Rome senang bukan main.
"Siapa yang peduli, aku hanya tidak suka ada orang yang seenaknya saja menghakimi orang lain, meski dia guru." Sahut Soo Kyo gemas.
"Na arra." Jawab Rome
"Mwo, tau apa?" Soo Kyo merasa bingung dengan jawaban namja di depannya. "Aisshh...sudahlah aku pergi." Kata Soo Kyo kembali ketus.
Rome menghalangi Soo Kyo yang ingin melangkah pergi. Dia semakin mendekat ke arah yeoja di depannya.
"Yaa!! Kau mau apa?" Soo Kyo berusaha melangkah mundur tapi tidak bisa. Punggungnya sudah merapat ke tembok. Sementara Rome semakin mendekat.
YOU ARE READING
Something You Must Know
FanfictionSoo Kyo kehilangan ingatan saat usianya delapan tahun karena trauma. Ibunya menikah lagi dengan duda beranak satu yang justru menyukainya.