Part 5

310 14 0
                                    

Gedung sekolah sudah sepi tapi Rome belum beranjak dari tempatnya. Dia sengaja menunggu Soo Kyo yang sedang berlatih Taekwondo, kegiatan extra yang dia ikuti setiap hari Rabu.

Rome sudah mengirim pesan ke hand phone Soo Kyo kalau dia sedang menunggunya. Sampai sekarang Soo Kyo masih tetap belum mengingat masa lalunya meski Rome sudah sering cerita. Di lihatnya bayangan gadis itu sedang melangkah mendekatinya.

"Ada apa kau menungguku?" Tanya Soo Kyo ketika sudah sampai di dekat Rome.

"Arra Noona menyuruh ku membawa mu ke rumah." Jawab Rome sambil mengibaskan celananya dari rumput yang menempel.

"Ke rumah?" Soo Kyo tidak paham maksud kata-kata Rome.

"Maksudnya ke rumah Arra Noona." Kata Rome gemas. Di sentilnya kening Soo Kyo pelan.

"Appo... Kau mau di tendang ya." Soo Kyo mengelus keningnya. Sejak kejadian Arra datang ke rumahnya waktu itu, Soo Kyo memang sudah mulai akrab dengan Arra.

"Aku tidak akan membiarkan kaki ku jadi sasaran kakimu." Tapi baru saja Rome selesai bicara kaki Soo Kyo sudah mendarat di kaki kirinya.

"Yaa!!." Rome meringis sambil memegangi kakinya. "Kau belajar taekwondo untuk menendang orang ya." Rome mengelus tulang keringnya.

"Itu hanya berlaku untukmu jelek." Soo Kyo ikut duduk di sebelah Rome. Lapangan rumput ini sering di gunakan para murid duduk-duduk di waktu istirahat.

"Terkadang aku mengira kau sudah mengingat masa lalumu." Kata Rome

"Waeyo?" Soo Kyo menatap namja di sebelahnya sekilas.

"Genyang. Ayolah, Arra Noona sudah menunggu." Rome berdiri lalu di ulurkan tangannya ke arah Soo Kyo. Ketika gadis itu menerima uluran tangannya, di tariknya gadis itu berdiri. Mereka melangkah Menuju gerbang sekolah. Kebiasaan Rome selalu memarkir motornya di luar. Baru saja mereka melewati pintu gerbang tiba-tiba dari arah kanan muncul dua orang namja yang langsung menghadang. Wajah keduanya sangat tidak bersahabat.

"Kau yang bernama Yu Barom?" Tanya salah seorang dari mereka.

"Mwogayo." Jawab Rome santai, baru saja Rome selesai bicara sebuah pukulan melayang ke mukanya. Soo Kyo terlunjak kaget.

"Hya!! Apa-apaan kau?" Soo Kyo maju ke depan Rome.

"Aku hanya ingin memberinya pelajaran. Jadi namja jangan suka plin-plan." Jawab namja di depan Soo Kyo tenang."Dan kau pasti Soo Kyo kan?" Soo Kyo mengepalkan tangannya, belum sempat Rome melakukan sesuatu, tiba-tiba Soo Kyo memukul perut namja di depannya dengan kuat, namja itu terhuyung ke belakang.

"Aku tahu siapa yang menyuruh kalian." Kata Soo Kyo, namja satunya maju ke depan Soo Kyo, tapi Rome keburu menengahinya.

"Sebelum aku melakukan sesuatu, lebih baik kalian pergi." Rome menatap tajam kedua orang di depannya. "Dan bilang pada orang yang menyuruh kalian, jangan macam-macam, arra!" Lanjut Rome, lalu di genggamnya tangan Soo Kyo dan berlalu meninggalkan dua orang yang masih penasaran itu.

"Neo...gwenchana?" Soo Kyo menoleh ke arah muka Rome. Ada sedikit bercak darah di sudut bibir nya.

"Hmm...gwenchana." Jawab Rome

"Jamkanman...kau tunggu di sini." Soo Kyo berlari ke arah toko yang ada di seberang jalan. Rome tidak sempat mencegahnya. Tak lama gadis itu sudah kembali dan membawa sesuatu di tangannya.

Soo Kyo menarik Rome ke arah bangku yang ada di taman kecil di dekat mereka. "Duduklah, aku akan mengobati lukamu."

"Ya...ini tidak apa-apa." Meski protes Rome menurut dan duduk. Soo Kyo membuka bungkusan plastik kecil dan diambilnya anti septic kemudian oleskannya pada sudut mulut Rome yang sedikit robek.

Something You Must KnowWhere stories live. Discover now