☆*:.。. o duizhang o .。.:*☆
Kyu Hyun menghempaskan tubuhnya di ranjang. Dia mengacak-acak rambutnya. Di kepalanya masih terbayang dengan jelas Soo Kyo bergandengan tangan dengan temannya tadi.
Kyu Hyun lama berkutat dengan hati dan perasaannya. Di satu sisi dia sudah janji pada dirinya sendiri akan perlakukan Soo Kyo layaknya seorang adik. Tapi di satu sisi dia tetap tidak bisa membohongi perasaannya.
Semakin lama semakin menyakitkan, di dengarnya suara Soo Kyo yang baru pulang. Kyu Hyun bangkit dan melangkah ke pintu. Di tunggunya Soo Kyo di depan kamarnya.
"Baru pulang?" Tanya Kyu Hyun begitu melihat Soo Kyo dari arah tangga.
"Eoh... Ne Oppa." Jawab Soo Kyo kelihatan menghindari pandangan Kyu Hyun. Kyu Hyun mengerutkan keningnya.
"Dari mana saja kau?"
"Hanya jalan-jalan dan makan." Lagi-lagi Soo Kyo menghindar dari pandangan Kyu Hyun yang tajam.
"Georom...jumuseyo Oppa." Tanpa menoleh Soo Kyo melangkah dan masuk ke kamarnya.
Kyu Hyun hanya terdiam di tempatnya berdiri. Ada yang aneh dengan adiknya.
☆*:.。. o duizhang o .。.:*☆
Soo Kyo merebahkan tubuhnya dengan pikiran kalut. Bagaimana mungkin Kyu Hyun menyukainya. Tadi Soo Kyo berusaha bersikap normal, tapi sampai kapan. Andai saja dia tidak tahu.
"Arggghhhh." Soo Kyo mengacak-acak rambutnya.
"Akan lebih baik kalau tadi aku tidak keluar." Batin Soo Kyo.
Soo Kyo masih berkutat dengan pikirannya, saat handphonenya bergetar.
"Bagaimana acara datenya? Dia menyatakannya? Kau menerimanya kan?" Text dari Rie, Soo Kyo hanya tersenyum.
"Amougutu anya. Besok aku cerita." Balas Soo Kyo.
"Watashi wa sore o matteomasu." (Gidarike)
Soo Kyo menaruh handphonenya di tempat tidur. Dia masih duduk termenung di ranjangnya.
Soo Kyo mengingat-ingat semua yang di lakukan kakaknya. Sikap protectivenya, pelukannya di kamar waktu itu dan hal-hal lain. Gadis itu menghela nafasnya dalam.
Bagaimana jadi begini, bagaimana dia menghadapi kakaknya sekarang. "Aishhh..." Gadis itu kembali mengacak-acak rambutnya. Sesaat kemudian dia melangkah ke kamar mandi.
☆*:.。. o duizhang o .。.:*☆
Rie menunggu Soo Kyo di gerbang sekolah. Dia sengaja datang lebih pagi dari biasanya. Rie penasaran dengan date temannya itu. Kemarin waktu main ketemu Rome di rumah tantenya, Rome tidak mau menjawab pertanyaannya sama sekali.
Dari kejahuan di lihatnya sahabatnya itu berjalan dengan kepala menunduk. Bukan kebiasaan Soo Kyo berjalan seperti itu, pasti terjadi sesuatu.
"Yaa...neo waegeure? Munje isseo?( Yaa...kamu kenapa? Ada masalah?)" Tanya Rie begitu Soo Kyo sampai di dekatnya.
"Ani..." Jawab Soo Kyo sambil tersenyum. Mereka melangkah bersama menuju ke kelas mereka.
"Tapi kau tidak seperti biasanya." Rie terus mengawasi sahabatnya.
Sampai di kelas yang masih terlihat sepi, Soo Kyo menceritakan semua masalahnya pada Rie. Rie menutup mulutnya karena terkejut.
"Mwo!! Jincayo?"
Soo Kyo hanya mengangguk, kemudian menunduk dan menyandarkan kepalanya di meja.
"Othoke." Keluhnya tak bersemangat.
YOU ARE READING
Something You Must Know
FanfictionSoo Kyo kehilangan ingatan saat usianya delapan tahun karena trauma. Ibunya menikah lagi dengan duda beranak satu yang justru menyukainya.