"Tuhan, aku sangat merindukannya"
Kota Yongin, 1997
Kota Yongin Mendadak menjadi gaduh oleh suara anak-anak yang berlarian di jalan setapak di samping panti asuhan itu, kaki-kaki kecil itu membuat debu-debu menjadi berterbangan. Seorang anak perempuan tengah berlari sekuat tenaga sambil sesekali menoleh ke belakang, pada seorang anak laki-laki yang mengikuti di belakangnya.
Anak perempuan itu berusia tujuh tahun. Ia mengenakan baju kaus kebesaran sampai lutut. Rambutnya tergerai berantakan, dengan tangan kotor penuh tanah.
"Ya-hei- berhenti kau!" Teriak anak laki-laki yang mengejar, umurnya sekitar sepuluh tahun.
Anak perempuan pemberani itu terus saja berlari tak memperdulikannya.
Anak laki-laki itu semakin naik pitam, seluruh tenaga yang tersisa ia kerahkan untuk meraih kaus yang digunakan Yura yang melambai-lambai tertiup angin. Satu, dua, tiga dan hup! Ia berhasil menarik ujung kaus itu dan membuat Yura hilang keseimbangan, hingga akhirnya jatuh tersungkur dengan tangan bertopang pada kerikil dan pasir halus yang berhasil melukai telapak tangannya.
Lelaki berbadan besar tadi tersenyum puas melihat gadis yang dikejarnya jatuh tersungkur. Yura hanya meringis menahan sakit di telapak tangan dan lututnya, sama sekali tidak menangis.
"Mati kau, beraninya kau melawan anak laki-laki! dasar rusa kecil!" Seru anak laki-laki itu dengan geramnya.
Yura malah menjulurkan lidahnya, "Week, aku tidak takut, dasar gendut!" Balasnya cuek.
Anak laki-laki itu makin naik pitam dan berjalan mendekati Yura. Namun, saat sudah dekat, tiba-tiba langkahnya terhalang oleh ibu panti yang dari tadi tengah mengawasi mereka.
"Ya! Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya marah.
"Tidak, aku tidak melakukan apa-apa." Jawab anak laki-laki itu tergagap. "Ia yang mengambil mainanku!" Tuduhnya, sambil menunjuk Yura yang kini mencibir kepadanya.
"Yura, benarkah?" Tanyanya sambil berkacak pinggang, terlihat marah mengingat ini sudah yang keberapa kalinya.
Yura meringis dan segera bangkit. "Oppa, ini mainanmu! Aku tidak berminat lagi!" Katanya pada anak laki-laki itu sambil melempar sebuah mainan mobil-mobilan.
***
Han Yoora atau kerap disapa Yura dan Kim Minseok tinggal di panti asuhan di kota Yongin. Mereka dirawat dengan penuh kasih sayang hingga saat ini. Mereka berdua selalu mengabiskan waktu bersama, walau terkadang mereka juga sering berkelahi seperti anak-anak pada umumnya.
Minseok yang tidak memiliki siapa-siapa selain ibu panti yang merawatnya sedari kecil, menjadi begitu tertarik pada Yura yang sangat lucu dan pemberani. Minseok diam-diam telah menempatkan Yura sebagai seseorang yang berarti dalam hidupnya. Ia ingin melindungi Yura dan menjaganya seperti menjaga diri sendiri. Mereka mungkin tidak pernah berfikir kelak mereka akan berpisah dan tidak dapat lagi bertemu seperti hari-hari yang mereka jalani selama ini.
Hingga tiba saat dimana panti kedatangan tamu sepasang suami istri yang terlihat asing bagi mereka. Mereka terlihat sangat kaya dengan mobil yang terparkir di halaman, begitu pula cara berpakaian mereka yang berbeda dari kebanyakan orang di kota itu.
"Oppa! Cepat kesini." Teriak Yura memanggil Minseok.
"Oppa, sepertinya paman dan bibi itu ingin mengasuh salah satu dari kita yang tinggal dipanti ini. Aku harap kita berdua dapat ikut bersama mereka." Ucap Yura yang berharap dapat di asuh oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye December Love; Xiumin Oneshoot
Fanfiction[Completed] Bintang-bintang indah itu membuatku teringat akan perkataannya, "Sayangilah seseorang yang memberimu sinarnya, seperti bintang yang selalu menyinari langit malam dengan cahayanya." Ya, aku telah menemukannya. Kini aku sadar aku mencinta...