Dokter Frans berniat menemui Pangeran ketika ia sudah mendapatkan hasil atas Putri, seperti kata Adam yang menyuruhnya untuk menemui Pangeran di kamar. Bukan kamar yang biasa dipakai Pangeran, melainkan kamar Putri Harper yang beberapa pekan menjadi tempat istirahat Pangeran. Seperti sudah protokol istana, ia mengetuk pintu kamar sebanyak tiga kali dan menunggu jawaban dari dalam sana. Matanya memandang kertas di tangannya dengan tidak sabar, hingga tiba-tiba matanya membulat ketika mendengar desahan dari dalam sana. Hari ini seharusnya Pangeran berada di acara paskah yang diadakan setiap tahun di halaman belakang istana, tapi mendengar desahan di dalam sana membuatnya menggeleng kepala.Tiba-tiba pintu terbuka dengan sosok Pangeran yang sangat rapi dan tampan dengan balutan tuxedo berwarna hitam, tapi tak menutupi aktivitas yang baru saja dilakukan Pangeran. Sangat terlihat rambut Pangeran yang berantakan juga dasi yang sudah tidak terpasang, matanya melirik mencari keberadaan Putri yang sesuai dugaannya. Tidak ada.
"Ada apa Dokter Frans? Saya harap anda membawa berita penting," tegus Pangeran begitu tajam menatap Frans karena menganggunya.
Dokter Frans memberikan kertas dengan cap istana pada Enrique dengan gemetar, tak berani menatap Enrique. "Ini hasil dari lab."
Harper muncul dari kamar mandi, terlihat sudah cantik dengan dress berwarna biru pastel dan headdress berwarna senada. Wajahnya terlihat cantik dengan menyunggingkan senyuman ramah pada Dokter Frans, melangkah mendekati Pangeran.
"Hey Dokter? Ada apa?" Tanyanya dengan penasaran, lalu memeluk Enrique dari belakang. Dokter Frans tampak bingung, karena tidak biasa melihat sikap romantis diantara keduanya. Ia langsung menunduk.
Enrique tak peduli dengan yang dilakukan Harper, ia membiarkan istrinya melingkarkan kedua tangannya di perutnya. "Apa ini sudah pasti?" Tanyanya pada Dokter Frans.
Dokter Frans mengangguk. "Ya, saya sudah pastikan Putri Harper hamil dengan usia kandungan empat minggu."
Harper terkejut, ia menutup mulutnya dan menjauh dari tubuh Enrique untuk melihat keseriusan Dokter Frans. "Kau serius Dokter? Aku hamil?"