Harper menggeleng pelan menolak ucapan pembawa acara yang memintanya untuk berdongeng di panggung, wajah menuntut dari King Marques, Victoria dan Enrique membuatnya pasrah. Dibantu oleh seniman yang diundang kerajaan, tangannya memegang boneka pemain utama. Anak-anak sudah memenuhi kursi panggung, menunggu pementasan special dari istri Pangeran.
Dongeng kali ini ia ceritakan tentang legenda Penipu yang beruntung, dongeng yang menjadi favoritnya semasa kecil. Tangannya bergerak lihai seperti sudah menjadi bagian dalam hidupnya, senyumnya tanpa beban ketika harus menceritakan Penipu yang ternyata mendapatkan jalannya untuk berhenti melakukan penipuan. Anak-anak terlihat antusias hingga akhir cerita, ia muncul bersamaan boneka tangannya dan diberikan sebuah hiasan kepala berbentuk telinga kelinci.
Matanya terfokus pada Enrique yang sedang berbincang pada Jelena, namun tak hanya itu yang membuatnya terkejut. Melainkan sosok Aaron yang terlihat kebingungan mencari sesuatu, Harper yakin Aaron mencari keberadaan Jelena.
*
"Aaron?" Panggilan itu membuat pria tampan bermata sipit membalik tubuhnya.
Sebuah senyuman terukir di wajah tampan itu. "Harper? Long time no see."
Aaron mengulurkan tangannya yang disambut oleh Harper dengan senang hati, bahkan Aaron sampai mencium punggung tangan Harper dengan lembut membuat Harper meringis risih. Mereka mengambil minum bersamaan, mencoba memulai sebuah percakapan.
Aaron menatap tubuh Harper dari atas hingga bawah, matanya sangat memuji bentuk tubuh Harper sejak pertemuan pertama kali dan Harper menyadari itu. Secara terang-terangan Aaron mencium punggung tangannya adalah sebuah tindakan seorang playboy terhadap salah satu wanita incarannya.
"Aku dengar kau di New York?" Tanya Harper mencoba memulai pembicaraan.
Aaron mengangguk seraya menenggak minumannya. "Ya... Baru saja aku tiba dan langsung ke sini."
"Mencari Jelena?"
"Tadinya, tapi sekarang aku tidak mencarinya." Aaron menjawab begitu santai, matanya menatap Harper begitu lurus dan tak berkedip seakan sedang membuat kontak diantara mereka berdua.
Harper mengangguk pelan dan membuang wajahnya tak ingin muntah di depan Aaron karena tatapannya, berulang kali ia menahan diri untuk tidak pergi dari Aaron karena rasa tidak nyaman semakin besar. "Wah mereka di sana!" Jarinya menunjuk keberadaan Jelena dan Enrique, membuat Aaron menggeser tubuhnya hingga tubuh mereka bersentuhan.
"So sorry..." Gumam Aaron namun dengan seringai menggoda.
Enrique menarik pinggang Harper ketika tiba, senyumnya begitu manis menatap Harper. "Kamu tidak apa?"
"I'm fine, Sayang." Harper memberikan senyuman manis, lalu matanya menatap Aaron dan Jelena yang berdiri di hadapan mereka. "Hey Jelena? How are you?" Tanyanya dengan ramah.