e m p a t

1.5K 150 10
                                    

ALFA menatap Alya yang pergi meninggalkannya tanpa pamit setelah mereka sudah sampai di sekolah. Cowok itu menggaruk kepalanya frustasi.

Alya benar-benar keras kepala, dengan cara apalagi ia harus meminta maaf? Semua ia cara sudah ia lakukan. Kenapa Alya berlagak seperti, dikasih hati tapi minta jantung?

"Eh broo!!" Sapa Andika sambil menepuk bahu Alfa dari belakang.

Alfa menoleh, dilihatnya keempat teman karibnya itu baru datang.

"Lagi ngapain disini Al?" Tanya Dito heran.

Alfa menatap punggung Alya yang perlahan menghilang. Cowok itu terdiam sebentar, membuat keempat temannya itu bingung.

"Oh gue tau Alfa lagi ngapain," celetuk Gerry sambil mengacungkan jari telunjuknya.

"Lagi ngapain?" Sahut Andika penasaran.

"Ya lagi ngelamun lah! Lo emangnya gak liat si Alfa daritadi bengong kayak gitu," jawabnya membuat Andika meneloyor kepalanya.

Gerry mengaduh kesakitan, "apaan sih Dik! Pagi-pagi udah kasar aja lo," gerutunya cemberut.

"Ya abisnya lo itu ngeselin!" Omel Dito sambil mengibaskan tangan ke udara.

Disamping Dito, Sydney hanya memperhatikan gerak-gerik Alfa yang sepertinya sedang sedih. Entah sedih karena apa atau karena siapa, Sydney hanya bisa diam. Karena biasanya, Alfa selalu bercerita kepada mereka.

Alfa mengabaikan Dito dan Gerry yang sibuk berdebat kecil, cowok itu pergi tanpa mengatakan apa-apa. Membuat Sydney, dan Andika mengikuti langkahnya untuk menuju kelas. Meninggalkan Dito dan Gerry yang sepertinya tidak sadar ditinggalkan.

".. orang lo itu ngeselin! Ya kan, Al?" Dito menoleh ke arah tempat Alfa berdiri tadi, namun ia tidak mendapatkan sobatnya disitu.

"Lah? Si Alfa kemana?" Tanya Dito keheranan.

"Ah bego! Kita ditinggalin sama mereka!" Gerutu Gerry sambil mengambil langkah meninggalkan Dito yang masih kebingungan.

"Gara-gara elo sih, ah!" Decak Gerry ketika Dito menyusulnya.

"Loh, kok salah gue? Suruh siapa elo ngeselin?!"

***

Rapat Mingguan kali ini membahas penuh tentang Turnamen Futsal antar sekolah yang akan diselenggarakan satu hari lagi. Klub Jurnalis SMA Pelita Global kalang kabut dan sibuk membagi tugas kepada setiap anggota dan pengurusnya. Ya, selain memiliki keunggulan di segi fasilitasnya, PG juga memiliki keunggulan dibidang multimedia. KJPG aja contohnya. KJPG atau singkatan dari Klub Jurnalistik Pelita Global adalah salah satu ekstrakulikuler yang terkenal di sekolah.

Pelita Global memiliki channel televisi sendiri yang aktif untuk menayangkan seluruh kegiatan di SMA Pelita Global. Semua kegiatan di sekolah seperti lomba-lomba, acara ulang tahun sekolah, memperingati 17 Agustus, Halal Bi Halal dan acara-acara lainnya akan ditayangkan khusus di channel PGtv.

Dan yang mengelola stasiun televisi itu adalah para anggota dari ekskul KJPG. Sekarang ini, semua anggota dan pengurus sedang berkumpul dibasecamp. Basecamp adalah sebutan khusus tempat berkumpulnya para anggota KJPG. Basecamp KJPG terletak disamping ruang penayangan. Basecamp itu sangat luas. Didalamnya, ada meja bundar besar untuk rapat, ada sofa berwarna coklat berukuran sedang untuk para anggota jika sedang berkumpul. Ada satu televisi yang ditempel di dinding, ada dua komputer, dan yang membuat para anggota betah dibasecamp adalah.. ada wifi didalamnya.

Raihan, si ketua di klub ini, sedang sibuk dengan anak-anak yang bertugas untuk mengedit dan membuat tayangan. Sedangkan rapat dipimpin oleh Sherly, wakil ketua KJPG. Dan ekskul ini dibina oleh Pak Juna dan Bu Oliv.

Rapat kali ini merupakan pembagian tugas kepada semua anggota agar semuanya berjalan dengan lancar sampai turnamen futsal selesai. Cewek berambut panjang itu mengipas-ngipas rambutnya karena merasa kepanasan. Rupanya, keberadaan AC di basecamp sama sekali tidak berfungsi jika semua anggota berkumpul.

"Oke, sekarang kita ke wawancara ya." Kata Sherly sembari membaca tugas-tugas yang harus ia sampaikan kepada para angggota.

"Oh ya, Agni sama Bila, kalian wawancarai Pak Hari ya! Dia kan termasuk panitia turnamen," ujar Sherly menunjuk Agni dan Bila. Kedua cewek itu kemudian saling berpandangan.

"Tio sama Adnan, kalian wawancarai tim futsal sekolah lain.."

"Puput sama Mayang, rekam keadaan sekolah.."

"Hani sama Alya, hmm...." Sherly menggantungkan kalimatnya, membuat Alya dan Hani mendongak menatap si wakil ketua yang sekaligus adalah senior mereka.

"Ah ya! Hani sama Alya wawancarai kapten tim futsal! Yaya, Alfa. Kalian harus wawancarai dia." Lanjutnya dengan pasti.

Hani mengangguk paham dan ia melirik Alya yang duduk bersebelahan dengannya. Mendengar itu, sontak membuat kening Alya berkerut rapat dan alis tebalnya bertautan.

Apa-apaan!? Batin Alya.

"Iya, Alya aja yang wawancarain Alfa. Dia kan deket sama Alfa!" Usul Hani sejurus kemudian. Dan itu nyaris membuat bola mata Alya keluar dari matanya.

"Eh! Enak aja! Kok gue yang disuruh ngewawancarain dia? Gue.. gak mau!!" Bantahnya tajam.

Mata Hani mengerjap heran, "kok gak mau sih? Kan lo kenal sama Alfa, lo juga deket kan sama dia? Yaudah kalo gitu lo aja yang ngewawancarain dia,"

Mata Alya menyipit dan bibirnya mengerucut, "Gak mau!" Alya menggebrak meja pelan. "Gue gak mau wawancarai dia! Emangnya yang harus diwawancarai itu kaptennya aja gitu? Terus, gimana sama pemain yang lain!?" Alya menatap Hani dan beralih menatap Sherly.

"Oh iya Sher, terserah lo kalo mau marah sama gue atau mau hukum gue gara-gara gue gak mau ngejalanin tugas dari lo." Tegas Alya sambil berdiri berhadapan dengan Sherly.

"Lo boleh suruh gue apa aja, lo boleh minta gue ini itu, tapi jangan Alfa. Gue mohon banget sama lo.." lanjutnya dengan nada memohon.

Sherly mengerenyit, ditatapnya Alya dengan bingung. Memangnya kenapa dengan Alfa? Bukannya cewek itu dekat dengan kapten tim futsal sekolahnya? Lalu, kenapa Alya sampai memohon begitu? Apa jangan-jangan mereka..

"Kalo gitu sebagai gantinya, gue bakal wawancarai pemain lain. Nanti hasilnya gue kasih ke elo," usul Alya cepat dan setelah itu pergi dari hadapannya.

Sherly masih tidak mengerti dengan Alya, cewek itu mengerjapkan mata heran dan menatap Hani yang juga bingung dengan partner nya. Lalu sesaat kemudian Hani pun pergi karena ingin menyusul Alya yang sudah pergi duluan.

Apa jangan-jangan mereka mantanan?

Kau (A)dalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang