d e l a p a n b e l a s

1.8K 165 27
                                    

Alfa                                                06.10
Cepet kesini!!!                                  *5

Alya menatap layar ponselnya dengan alis yang bertautan. Ada chat dari Alfa yang belum ia buka sampai sekarang. Karena tadi, ia sedang sarapan nasi goreng buatan mamanya.

Alya langsung membuka percakapannya dengan Alfa di aplikasi line itu.

Keningnya berkerut rapat, karena ada lima pesan yang masuk dan semuanya belum ia baca.

P
Alya
Udh bangun belum lo
Cepet ke rumah sini
Cepet kesini!!!

"Apaan sih!" Cetus Alya tanpa sadar.

Papa yang sedari tadi memperhatikan putri sematawayangnya itu bertanya. "Kenapa, Al?"

Alya mendongak, menatap Papanya yang kini sedang berada dihadapannya, sudah rapi dengan setelan kerja.

"Ah, ini Pa. Alfa." Jawab Alya lalu menatap layar ponselnya lagi.

"Oh." Sahut Papa singkat. "Kasihan dia. Tapi mudah-mudahan aja bisa sembuh dalam tiga bulan. Nggak patah permanen."

Alya mengulum bibirnya dan membuat pipinya terlihat lebar. "Semoga aja Alfa cepet sembuh."

"Itu pelajaran buat kamu! Kalo jalan tuh jangan rusuh, liat pake mata." Celetuk Mama kemudian.

Semenjak kejadian itu, Mama Alya jadi berubah sikap kepada anaknya. Entah kenapa, ia terkadang menyalahkan Alya karena sudah ceroboh sampai membuat tangan calon menantunya itu patah. Dan memang perbuatannya itu terbilang cukup fatal.

Tetapi Alya mengatakan kalau ia tak sengaja menabraknya waktu di tangga. Alya pun menegaskan, sebenci-bencinya dia pada Alfa, dia tidak ada niatan untuk menyakiti atau mencelakai cowok itu.

"Iya, Ma. Iya." Sahut Alya pelan sambil menatap piring nasi gorengnya yang sudah kosong.

"Yaudah Alya ke rumah Alfa dulu, ya." Pamit Alya kepada kedua orang tuanya. Ia menyalimi dan mencium tangan Mama dan Papanya satu persatu.

Setelah itu, ia langsung menyandang tas ranselnya dan memakai sepatu.

Di rumah, tepatnya di meja makan, keluarga Alfa sedang sarapan bersama. Semuanya tampak menikmati hidangan sarapannya masing-masing, kecuali Alfa, yang sedang bergulat dengan sendok di tangan kirinya.

"Ah!!!" Pekiknya frustasi sambil melempar sendoknya ke piring.

Abi, Bunda, dan Ayahnya langsung menatap Alfa dengan tatapan iba.

"Mau gue suapin, gak?" Tawar Abi yang tidak tega melihat adiknya itu.

"Gak usah." Sahut Alfa kesal.

"Beneran, mau gue suapinin gak nih? Mumpung gue lagi baik. Kasihan adik gue masa gak sarapan," tawar Abi untuk yang kedua kalinya.

Alfa menggeleng dan menatap kakaknya yang duduk di sampingnya. "nggak, Abi makasih."

"Atau mau Bunda suapin, Nak?" Kali ini Bunda menawarkan diri. Namun sama, Alfa menolaknya juga.

"Alfa, Ayah ngerti kok kondisi kamu sekarang. Tapi kalo kamu gak makan, emangnya kamu mau nambah sakit?" Ucap sang ayah kemudian.

"Ayah kan liat sendiri. Alfa gak bisa makan pake tangan kiri. Alfa bukan kidal, Yah. Dan Alfa juga udah kehilangan selera makan." Jawab Alfa panjang lebar.

Abi mendengus pelan dan kembali menatap adiknya, "udah deh jangan cari penyakit baru bisa gak, sih?"

"Assalamualaikum..." suara Alya terdengar di ruang makan. Cewek itu baru saja datang dengan langkah pelan dan kikuk.

Kau (A)dalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang