Welcome To Paris

11 0 1
                                    

• Welcome To Paris •


•••••


         Setelah perjalanan panjang dan sempat delay saat di Amsterdam, akhirnya pesawat yang di tumpangi Leo dan Sagita mendarat dengan selamat di bandara Charles De Gaulle, Paris.

Dengan wajah mengantuk dan bantal leher yang masih menggantung di lehernya, Leo berjalan keluar terminal sambil mendorong troli berisikan koper-koper mereka.

"Git, lo cari taksi deh, gue beli kopi di Starbucks dulu, ngantuk parah." Ucapnya sambil memberikan troli pada Sagita.

"Eh, tapi gue bilangnya apa?!" Serunya panik, Leo yang berjalan menjauh pun berbalik sambil menampakan wajah mengantuknya. "Bilang aja nama hotelnya, entar juga ngerti si abang sopirnya." Katanya, lalu ia berjalan menjauh.

"Eh, titip nih bantal gue." Dengan jarak yang agak jauh, Leo melempar bantal lehernya yang langsung di tangkap Sagita yang lalu di taruhnya diatas koper.

      
        Sagita menatap ke depan terminal, ada beberapa taksi yang berjejer di depan terminal kedatangan. Ia menghela nafas lalu mendorong troli menghampiri salah seorang supir taksi paruh baya.

"Monsieur!" Panggilnya, ia lalu menunjuk troli yang ia bawa dan sesuai yang Leo katakan Sagita memberitahu supir taksi tersebut nama hotel tujuannya dan juga meminta supir itu menunggu Leo, yang tentunya ia katakan dengan bahasa Inggris, untung saja supir itu mengangguk mengerti. Setelah itu ia menaruh koper-koper miliknya dan Leo ke dalam bagasi.

"Loh, tasnya Leo kok ada di troli? Masukin aja kali ya?" Sagita memasukkan tas punggung milik Leo ke dalam bagasi taksi. Kemudian, ia menunggu Leo di dalam taksi. Si supir sudah mulai gelisah, membuat Sagita ikut gelisah karna takut jika supir taksi itu malah menurunkannya karna lama.

"Monsieur, wait ok?" Sagita melepas tas ransel pinknya dan menaruhnya di jok samping. Ia memutuskan untuk berlari menghampiri Leo di dalam bandara dan menurutnya tas ransel itu akan menggangunya berlari, jadi dia lebih memilih untuk meninggalkannya.

"Wait here." Ucap Sagita ketika sudah keluar dari taksi. Ia lalu berlari kecang masuk ke dalam bandara dan mencari-cari letak kedai Starbucks. Ketika melihat logo hijau Starbucks, Sagita berlari mendekati kedai kopi tersebut dan di dapatinya Leo yang berjalan keluar sambil memegang dua cup kopi di kedua tangannya.

"Leo!" Panggil Sagita sambil ngos ngosan. Leo yang melihat Sagita menghampirinya pun menatap gadis itu heran. "Git?" Panggilnya balik dengan suara lebih pelan dari Sagita.

"Lo lama banget sih! Gue udah dapet taksi, barang-barang udah di mobil. Ayo, buruan!" Ajak Sagita sambil mendorong badan Leo supaya bergerak lebih cepat.

"Tunggu!" Seru Leo tiba-tiba.

"Apaan lagi sih?" Kata Sagita jengah, dengan nafas yang tidak beraturan ia berhenti mendorong Leo. "Lo bilang barang kita semua udah ada di dalam taksi?" Tanya Leo mengulangi penjelasan Sagita, gadis itu hanya mengangguk mantap.

"Ya ampun, Gita! Bego." Ucapnya dengan wajah meringis, ia lalu berlari duluan meninggalkan Sagita tanpa penjelasan apapun. Sagita yang bingung pun hanya memandang punggung Leo dari belakang dengan penuh tanda tanya.

Ada apaan sih? Lebay banget Leo, batin Sagita.

Dengan sisa tenaganya Sagita ikut mengejar Leo dengan berlarian kecil. Ia baru sadar orang-orang di sekitarnya sedari tadi melihatnya, namun ia tidak peduli, gadis itu tetap berlari mengejar Leo meminta penjelasannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STARGAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang