Dimana Surga-Mu?

5.4K 291 10
                                    

Aku berada di alam yang sudah tidak asing bagiku. Ya, aku pernah ke alam ini sebelumnya walaupun hanya satu kali. Alam yang memiliki dua tempat yang berbeda, satu menunjukan keindahan dan yang satu lagi menunjukan penderitaan.

Kali ini aku sangat penasaran dengan tempat yang sangat ditakuti oleh semua umat manusia, Neraka. Aku ingin lihat seperti apa dalamnya, mengapa orang-orang itu takut sekali untuk masuk kedalamnya. Aku memang tidak bisa masuk ketempat itu, tapi semakin aku berjalan mendekati semakin aku tahu apa saja yang terjadi disana.

"Allahuakbar"

"Allahuakbar"

"Allahuakbar"

"ampuni kami Ya Allah"

Kurang lebih semua orang berkata seperti itu. Ketika aku hendak melihatnya, Subhanallah aku melihat banyak sekali umat manusia yang dibakar hidup-hidup, disiksa sesuai dengan amal keburukan ketika masih hidup di dunia, tidak peduli siapapun orang itu semua diperlakukan secara adil.

Aku melihat ada seseorang yang lidahnya ditarik kemudian dipotong dengan besi yang amat panas. Aku melihat seorang wanita yang digantung dengan rambut dan (maaf) payudaranya sendiri. Aku melihat orang yang kelaparan namun hanya bisa makan sebuah bangkai. Subhanallah, betapa mengerikan melihat tempat itu, aku menangis, apakah kelak aku akan berada ditempat ini?

Aku semakin tidak kuat melihat siksaan yang diberikan Allah kepada manusia yang tidak bertakwa, untuk itu aku memutuskan untuk meninggalkan tempat ini. Kini aku ingin melihat betapa indahnya surga, aku berjalan menuju ke surga. Namun entah mengapa walaupun aku sudah berjalan dengan sangat jauh aku tidak bisa sampai kesana, seolah-olah surga menjauhiku. Aku tidak bisa lagi berdiri didepan pintu masuk surga, bahkan kali ini aku tidak bisa mencium wangi surga seperti yang dapat kulakukan dikunjungan pertamaku, kali ini aku tidak dapat melihat surga.

Ya Allah mengapa aku tidak bisa melihat surga?

Kalau tadi aku dengan begitu mudah dapat melihat apa yang terjadi didalam neraka, lantas mengapa saat ini untuk mencium wangi surga saja aku tak mampu? Apakah kelak aku tidak akan berada disurga-Mu?

Aku terbangun dan entah mengapa aku berkeringat, padahal ac dikamarku bersuhu 18 derajat celcius. Aku melihat kearah jam dinding. Waktu menunjukan pukul 02.30 WIB.

"Astagfirullahaladzim aku mimpi buruk"

Aku mencoba menenangkan diri, setelah merasa -sudah sedikit tenang- aku memutuskan untuk pergi kekamar mandi untuk mengambil air wudhu. Ya, aku yakin sekali kalau tadi aku mimpi buruk, aku seperti melihat bagaimana keadaan neraka itu.

Setelah aku ambil air wudhu, kubuka lemari pakaian, aku mengambil mukena yang sejujurnya jarang sekali aku pakai. Jujur saja aku lalai dalam shalat, jangankan untuk shalat sunnah (tahajud) seperti yang saat ini ingin aku lakukan, untuk shalat fardhu yang hukumnya wajib saja terkadang aku tidak melaksanakan.

Aku adalah seorang muslim yang lalai.

Astagfirullahaldzim.

Kukenakan mukena, sepertinya sudah lama sekali aku tidak mengenakannya. Bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku mengenakan mukena ini. Aku menghadap cermin, melihat seperti apa diriku ketika mengenakan mukena, aku terseyum.
Aku jarang sekali mengenakan kerudung, aku ini bersekolah disekolah umum yang hanya mewajibkan seluruh siswi muslim mengenakan kerudung dihari jumat, ya jadi aku hanya mengenakan kerudung dihari jumat, aku mengenakan kerudung semata-mata hanya karena peraturan sekolah.

Tidak ingin lama-lama membuang waktu aku segera melaksanakan shalat tahajud, aku melaksanakannya dengan sangat khusyu bahkan ketika selesai shalat aku berdoa kepada Allah hingga tak terasa ditengah-tengah doa aku menitikan air mata, teringat siksaan yang Allah berikan kepada manusia yang tidak bertakwa kepada-Nya. Astagfirullahaldzim, jika aku terus-menerus seperti ini tidak menutup kemungkinan aku akan menjadi salah satunya. Aku memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang sudah aku perbuat selama ini. Aku memohon ampun kepada Allah karena tak bertakwa kepada-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah karena tidak melaksanakan perintah-Nya serta tidak menjauhi larangan-Nya. Kemudian aku berdzikir, memohon ampun dan menyebut namanya.

Hidup Kedua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang