6

120K 7.9K 117
                                    

Masa MOS yang dijalani Vanya sudah selesai sejak kemarin, kini Vanya tengah mencari letak kelasnya. Kelas 10 IPA 5 adalah kelas yang akan menjadi kelasnya sekarang. Vanya melihat-lihat sekelilingnya tapi dia tidak menemukan orang yang bisa dia tanyai.

"Hai Vanya?"

"Hai dek?"

"Kelas berapa dek?"

"Mau kakak anterin nggak dek?"

Vanya menatap orang-orang yang berpapasan dengannya itu bingung, tapi dia tetap mengulum senyum ramahnya. Vanya bingung, dari mana mereka tahu namanya? Apakah setenar itu dirinya saat baru masuk SMA?

"Eh?!" pekik Vanya saat tiba-tiba ada yang merangkul pundaknya.

"Pagi" sapa Vanno dengan mengedipkan sebelah matanya.

Vanya langsung menjauhkan tangan Vanno dari pundaknya, "Apaan deh sana jauhan!"

"Nggak boleh gitu sama pacar"

"Bodo amat"

"Nama lo siapa sih? Vani?" tanya Vanno bingung.

Vanya memutar kedua bola matanya malas, sudah 3 hari mereka berdua berpacaran tapi Vanno dengang leletnya tidak menghafal nama pacarnya sendiri.

"Nama gue Vanya you know!" sewot Vanya, gadis itu langsung meninggalkan Vanno.

"Oh Vanya, eh tunggu" teriak Vanno saat melihat pacarnya itu meninggalkannya begitu saja.

Saat Vanno berlari banyak yang melihatnya takjub, jarang-jarang seorang Vanno mau meneriaki perempuan.

"Eh itu pacarnya Vanno?"

"Anjirr patah hati gue"

"Kak Vanno aku padamu"

"Cantikan juga gue!"

Cibiran-cibiran yang didengar Vanya semakin membuatnya kesal setengah modar. Ini semua gara-gara kak Vanno!, batin Vanya geram.

Kalau saja laki-laki itu tidak mengklaim dia sebagai pacar mungkin Vanya sekarang malah menikmati masa-masa kejombloannya dengan menatap kakak kelas cogannya. Tapi entah karena beruntung atau bagaimana, Vanya bisa berpacaran dengan salah satu idola di sekolahnya.

"Lo kira ini film india apa? Pakek lari-larian segala?!" Vanno menahan tangan Vanya.

"Gak usah pegang-pegang!"

"Kenapa nggak boleh? Lo kan cewe gue" tanya Vanno.

"Harusnya lo tuh seneng bisa pacaran sama gue" lanjut Vanno dengan pedenya.

"Idih, gue pacaran sama situ adalah suatu musibah" celetuk Vanya.

Tanpa banyak bicaran Vanno langsung mencium pipi kanan Vanya, sehingga gadis itu diam mematung.

"Anjir gila parah! Vanno ngegas anak orang!" Lano berteriak histeris ketika melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Kaget bego!" Cello mengelus dadanya. Lano hanya nyengir watdos.

"Aelah lebay lo nyet!" celetuk Lano.

"Van lo sama dia ada anu ya?" tanya Davin dengan menepuk pundak Vanno pelan.

"Bacot!" ucap Vanno.

Vanya menatap jengkel kakak kelasnya yang sudah seenaknya menciumnya dan juga melarang orang yang dekat-dekat dengan dia. Tanpa banyak omong Vanya pergi kekelasnya dengan wajah sebal.

The Most Wanted [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang