2

186K 10.7K 230
                                    

“Berharap ada kakak kelas yang ganteng, baik, dan perhatian. Tapi kayaknya itu cuma dinovel-novel aja.”

-----------


Vanya yang merasa ada yang memanggil namanya itu, dia langsung menghampiri kakak kelasnya dengan wajah tenang. Sampainya disamping jejeran anggota OSIS membuat Vanya panas dingin. Tapi Vanya berhasil membuat wajahnya seolah-olah dia biasa saja. Sedangkan Dania yang berada dibelakang Vanya kini tengah meremas-remas tangannya karena dia sangat grogi saat melihat pentolan sekolah itu berada didepannya.

Vanno menatap Vanya dengan wajah datarnya, "Lo tahu kesalahan lo apa?" tenang tapi menusuk.

Vanya yang merasa tidak membuat salah itu menggelengkan kepalanya. "Enggaklah orang lo belum ngomong!"

"Nggak usah nyolot sama gue juga lo!" ucap Vanno.

"Gue nggak nyolot" sergah Vanya.

Kini kedua orang itu menjadi pusat perhatian dari anak-anak MOS dan juga anggota OSIS.

"Van lo jangan kasarin adek kelas dong. Lihat tuh mukanya jadi pucet" lerai Lano.

Vanno menatap Lano jengah. Pucat darimana coba?! Orang wajah Vanya datar-datar saja, "Mukanya nyolot kek gitu lo bilang pucet?! Lo buta?!" semprot Vanno.

"Eh iya ya, terus masalah lo sama dia apaan deh? Buruan ini lo berdua jadi tontonan gratis elah! Iya kalau ada yang nyawer lah ini kagak" ucap Lano.

"Mending lo diem!" ketus Vanno.

Ganteng-ganteng tapi galak!

"Jadi gue disini ngapain?" tanya Vanya yang mulai diacuhkan.

Dania yang melihat ada aura permusuhan antara kakak kelasnya dan juga Vanya langsung menarik tangan gadis itu agar sedikit menjauh.

"Apaan sih Dan?" sewot Vanya.

"Anjir image lo bakal jatuh kalau lo berani sama dia" ucap Dania.

"Bodo amat, emang dia siapa? Gue aja nggak kenal!" ketus Vanya.

"Jelaslah! Orang lo baru kenal, orang lo anak baru!" ucap Dania heran.

Vanno langsung menatap gadis yang berceloteh itu dengan garang, "Lo lari keliling lapangan 20 kali!" perintah Vanno.

"Dan lo," tunjuk Vanno kepada Dania.

"Berdiri dipojok lapangan!" perintah Vannon tak terbantahkan.

Vanya yang mendengar perintah kakak kelasnya itu langsung terngaga lebar, "Nggak bisa gitu dong! Emang kakak tahu salah kita apa? Main ngehukum aja!"

"Inget gue ketos disini! Dan ketos itu selalu benar!" Vanno berucap dengan lantang.

"Mau gue tambah atau lo lakuin?!"

"Ish iya-iya! Bawel deh lo" geram Vanya.

"Sana buruan lari! Kenapa masih diem disini?!" Vanno menatap Vanya bingung.

The Most Wanted [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang