Tiga detik..

1.4K 96 7
                                    

"1..2..3.. matamu mengubah hariku yg berantakan. Dan membuat aku menemukan Cinta yang kunantikan".

Author pov
Cahaya Mentari berhasil menembus jendela kamar Lidya yg masih pulas tertidur. Bagaimana tidak semalam ia tidur jam 02.00 Dini hari untuk menyelesaikan project metting pagi ini.

Kring..kringgg...kringg..
Bunyi alarm Lidya yg sdh di set jam 07.00 namun lidya tidak terjaga dr tidurnya. Dan untuk kesekian kalinya alarm berbunyi sdh menunjukan pukul 07.30 pagi akhirnya lidya bangun. Dengan mata yg masih 5 watt dilihatnya jam itu. Kemudian lidya shock.
"MAMPUS!! UDAH jam segini telat deh gue" ucapnya yg segera bangun dr tempat tidur dan segera masuk ke kamar mandi.
15 menit kemudian ia sdh selesai memakai baju dan segera menyiapkan bahan metting dan segera pergi kekantor dengan menggunakan motor kesayangannya.

Lidya pov
Namaku Lidya Djuandar aku berkerja disalah satu perusahaan telekomunikasi di jakarta. Aku sdh berkerja selama dua tahun disini. Dan untuk kesekian kalinya aku berkutat dgn waktu. Hari ini aku berangkat kekantor dengan Buru Buru tanpa ku hiraukan sarapan pagi atau ritual olahraga dan semacam yg sering orang lakukan. Hampir setiap hari aku seperti ini ya terburu Buru. Metting dikantor mulai jam 08.15 pagi sedangkan ini sdh jam 07.45 apapun yg terjadi aku harus tepat waktu sampai kantor. Karna kalau tidak aku bisa mati diterkam para atasanku karna project metting semua ada padaku.

Kantor ku lumayan jauh dr kossan ku sekitar 45 Km kalau ditembus dgn kecepatan 90km/jam aku akan sampai kantor tepat waktu. Tapi tentu nyawa yg jadi taruhanya hahaha.. jd rossi sekejab nih.
30 menit kemudian aku sampai kantor dan segera keruang metting benar saja mereka sedang menungguku. Aku merapikan rambut dan bajuku dlm sekejab dan masuk kedalam ruang. Dengan tenang aku segera mengeluarkan notebook dan memulai persentasi.

Metting kali ini membahas tentang bagaimana kepuasan pelanggan terhadap pelayanan produk kami. Aku sdh melakukan riset selama 1 minggu dengan mengadakan survei. Dan kerja kerasku tidak sia sia presentasi ku berhasil dan mendapat banyak pujian.

Metting berjalan selama 1 jam dan cacing diperutku mulai dangdutan untuk meminta makanan. Segera aku menuju kantin kantor ku untuk memesan makan. Aku duduk dikursi panjang dan kantin terlihat sepi benar saja ini kan jam kantor tp aku tidak menghiraukan nya karna aku sdh kelaparan.

"Ppukk gimana presentasinya? Tanya jeje dgn menepuk bahuku"

Aku terkejut dan hampir tersedak karna dia muncul tiba tiba. Jeje adalah sahabatku kami sdh berteman saat jd MABA di univ kami.

"Lancar dong malah bisa dibilang sukses je" jawabku dengan menaikan alis untuk menyombongkan diri.

"Serius lid wah selamat ya sebagai perayaan lo traktir gue sarapan ya" ucapnya sambil menunjukan ekspresi yg imut.

Aku hanya mengangukan kepala ku tanda aku setuju.

Author pov

Ditempat yg berbeda ada seorang gadis cantik yg sedang sibuk tersenyum manis kepada nasabah nya.

"Selamat pagi Ibu ada yang bisa saya bantu" ucapnya sambil tersenyum manis.

Tanpa menjawab sapaan gadis tersebut sang Ibu langsung saja memberi kan slip setoran dan sejumlah uang yg sesuai dgn slip tersebut.

"Hmm inilah suka duka teller bank kita uda senyum manis malah terabaikan" ucap batinya.

Gadis itu langsung melaksanakan tugas sebagai teller bank.

Melody pov
Namaku Melody nurlaksani aku bekerja di salah satu bank swasta dijakarta sebagai teller disana. Aku sangat mencintai pekerjaanku karna ini sangat menantang dan penuh sandiwara haha bagaimana tidak tanpa menghiraukan sesuana hati kami di tuntut untuk selalu tersenyum manis kepada nasabah.

Hari ini bank terlihat sangat ramai padahal hari baru menunjukan pukul sepuluh pagi.

Hmm bakalan jadi hari yg melelahkan "batinku.
Aku lihat banyak sekali yg mengantri sebagian dari mereka ada yg sudah kukenal karna sdh sering bertransaksi disini. Tapi ada jg yg belum aku kenal.

Tapi ada seseorang yg baru saja datang dan langsung mengalihkan perhatianku.

"Cantik"

Satu kata yg tiba tiba keluar dari mulutku. Aku berusaha fokus agar tidak terjadi kesalahan transaksi pada nasabah yg ada didepanku saat ini.
Dia mengantri paling ujung dgn santai ia menggunakan earphone untuk menghilangkan jenuhnya. Dan menyelipkan rambut pada telinganya dan membuat wajah nya terlihat jelas. Dan aku makin terpesona olehnya.

Lidya pov
Hari ini aku kebagian giliran untuk menyetor uang tender perusahan ke bank. Ini adalah salah satu hal yg aku paling tidak suka. Karna nanti pasti aku akan mengantri dan membuang waktuku belum lagi pegal saat mengantri sangat menyebalkan.
Karna jumlah uang yg aku bawa cukup bnyak aku diharuskan memakai mobil kantor. Dengan ditemani seorang supir aku kemudian pergi ke bank yg ada disekitar kantorku.
Sesampainya dibank aku langsung menuju lantai dua karna teller ada di lantai dua.
Kulihat dari tangga sdh ada banyak nasabah yg mengantri.
Hmm sudah kuduga " ucap batinku.
Aku segera menuju ujung antrian kira2 ada 10 orang yg ada didepan ku.
Untuk mengusir kejenuhan aku mengeluarkan handphoneku dan mencolokan earphone untuk mendengarkan lagu favoritku.
Kemudian aku memperhatikan orang yg ada disekitarku. Ada yg sibuk menelpon seseorang ada yg sibuk memainkan game dan ada jg yg mendengarkan lagu sama seperti yg aku lakukan.
Kemudian aku mengalihkan pandanganku ke depan terlihat ada 2 orang teller disana tapi aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah mereka karna antrian yg cukup panjang.
Tidak terasa aku sdh dalam nomor antrian kedua. Kini aku dapat melihat jelas wajah teller yg ada didepan.
Dan dalam sekejab aku terpaku pada senyuman salah satu teller yg ada didepanku. Hatiku berdetak tidak karuan bahkan ini tidak pernah aku rasakan sebelumnya dalam hidupku.
Kini tiba giliranku dan tampaknya Tuhan mendukungku hari ini. Aku kebagian untuk berhadapan dengannya.

"Selamat pagi ada yg bisa saya bantu" sapaan nya sambil memberikan senyum manis padaku.

"Ppa pagi mbak ini tolong disetor ya" ucapku sambil terbata bata seraya jantung berdetak tidak karuan.

Aku memilih untuk menatap ke arah lain saraya dia menghitung uangku. Aku benar benar tidak kuat jika harus melihat wajahnya aku takut nanti wajahku akan memerah.
Setelah cukup lama ia meminta ku untuk melengkapi dataku karna aku lupa menulis nomor telpon di slip setoran.

"Maaf mbak ini boleh dilengkapi terlebih dahulu"ucapnya sambil menunjukan kolom nomor telpon.

Aku segera mengalihkan pandanganku dan tanpa sengaja aku menatap matanya dan dia langsung memberikan senyum manis itu lagi padaku.

"1..2..3.. jantungku semakin kencang berdetak aku melihat mata nya dia membalas tatapku dgn lekat dan dalam Tiga detik aku jatuh Cinta padanya."

Hai semua haha pede banget nyapa semua padahal belum tentu ada yg baca haha.
Ini ff pertamaku mohon bantuan dan bimbingannya.
Ini gara2 aku kena demam melids nih karna hampir semua cerita melids sdh aku baca jadi aku bikin cerita sendiri deh.
Hmm mohon vote untuk ff aku ini kalo banyak yg vote gue bakalan lanjutin cerita nya kalo gak yah gantung aja.
Aku tunggu saran dan vote di koment ya
See you

MY MELODY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang