Melody pov
Dia.. yg akhir2 ini mulai sering dtng kemari untuk melakukan transaksi. Kini dia dtng lagi hari ini. Entahlah sejak kehadirannya hari hariku menjadi sangat menyenangkan. Dia bagaikan energi yg selalu menguatkanku saat ini.
Saat tiba gilirannya aku selalu berharal bahwa akulah yg dpt berhadapan dgn nya. Karna disini bkn hanya aku yg menjadi teller ada kedua temanku jeje dan Adit yg menjadi teller disini.
Entah kebetulan atau memang takdir hehe dia selalu dapat giliran untuk berhadapan denganku selama ini. Itulah adalah hal yg membuatku sangat senang dan aku berharap ia juga begitu.
Saat ini uang yg ia setor cukup banyak sehingga aku menggunakan mesin untuk menghitungnya. Saat aku sibuk dgn kegiatanku dia melihat kearah wajahku. Aku purapura tidak mengetahui nya dan menetralkan jantungku yg berdetak lebih kencang. Entah apa yg ada dlm pikirannya.
"Sesuai ya mbak" ucapku yg membangunkannya dr lamunan.
Setelah beberapa saat aku sdh selesai menyetorkan setoran nya pada rekening yg ia tuju. Kali ini aku memberanikan diri untuk menyebut namanya sekaligus sebagia balas dendam karna sdh memperhatikan wajah ku secara diam diam.
"Sdh selesai mbak lidya. Ada yg bisa saya bantu lagi" ucapku namun ia malah diam beberapan saat dpt ku kulihat ekspresi nya yg begitu lucu. Kemudian ia sadar.
"Tidak ada terima Kasih"ucapnya sambil tersenyum malu.
"Terimakasih kembali mbak lidya. Selamat siang" ucap sambil menyatukan kedua tanganku 🙏 sebagai salam.
Dapatku lihat wajah nya dgn senyum yg permanen saat menuju tangan keluar bank.
Aku masih tersenyum dgn tingkah nya dan segera kulanjutkan untuk memanggil nasabah berikutnya"Silakan"ucapku
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MELODY
FanfictionTak apa jika kau tidak menyukaiku tapi aku minta kai tidak membenciku - Lidya Aku tidak akan membencimu tapi berjanjilah kau tetap menjadi dirimu - Melody