Prolog

38 0 2
                                    

Jangan tanya padaku apa arti dirimu, karena jawabannya adalah you're everything for me.

- 🌝 -

---------------------------------------------------------

" Lu jangan gitu sama dia, walaupun dia nggak kaya yang lo mau seenggaknya dia udah berusaha untuk jadi yang lo mau!!! " suasana menjadi panas saat terdengar ocehan kemarahan dari seseorang.

" Fea udah, gue nggak papa Ya. " terdengar lagi suara yang nampak menenangkan orang yang sedang emosi itu. Ia nampak lebih kalem dan sabar, tapi ia juga khawatir dengan sahabatnya ini.

" Lo diem aja, gue mau Kasih pelajaran ke Cewek uler kaya dia. " orang itu nampak menunjuk seorang wanita yang tepat berada di depannya dengan tatapan sinisnya.

" Eh, gue tau kalo lo itu cuma ngincer Harta dia aja kan?! Gue udah tau bitch!! So, go away from him!! Or you will gonna die on my hand!! " sentak nya marah pada perempuan yang tadi di tujuknya, wanita yang sedang berhadapannya hanya memandang remeh ke arahnya.

" Eh cewek PE'A! Lo nggak ada hak buat ngatur ngatur gue, karena donatur terbesar di sini adalah keluarga gue!! Jadi gue bisa dengan mudahnya ngeluarin lo dari sekolah ini dengan cuma petikan jari aja!! "

" Fea udah dong, lo nggak usah kaya gini ah. " ucap seorang itu yang sedari tadi menenangkan sahabatnya.

" Ok ok, keluarin gue aja. Gue ikhlas!! " sentak anak itu lagi.

" Fea! Lu gila ya! Kalo lo keluar terus gue gimana? Jangan gila deh! " jawab orang itu lagi.

" Ga, mending gue pindah sekolah aja daripada harus ketemu sama nenek lampir kaya dia! Urusan lo, terserah lo mau ikut atau enggak! " jawabnya dingin dan segera berlalu dari kerumunan itu.

Ia berjalan menuju halaman belakang sekolah dan mengambil tempat duduk di bawah pohon yang sangat rindang, di bawahnya kita bisa duduk di atas rerumputan hijau dengan pemandangan danau buatan yang sangat Indah dengan tumbuh-tumbuhan yang sangat menarik hati.

Ia mengeluarkan handphone dan earphone nya dari dalam saku kemejanya, ia memakai earphone nya dan memainkan lagu kesukaannya. Ia memainkan itu sekeras-kerasnya, berharap ia tak mendengar apapun selain lantunan dari lagu itu yang memenuhi kepalanya.

Yang ia butuhkan saat ini hanya menenangkan dirinya, dan ia mencoba untuk berfikir jernih untuk bisa segera menghilangkan segala macam masalah yang menghantuinya.

Ia mencoba untuk menyerap semua tenaga yang ada di sekitarnya, dan berharap bahwa tenaganya kembali pulih lagi dan bisa berfikir lebih jernih lagi.

Ia mengambil beberapa buah Batu kecil yang ada di dekatnya, ia melempar Batu Batu tersebut. Berharap bahwa masalahnya bisa ikut menghilang bersama dengan tenggelamnya Batu itu ke dalam danau.

" Kenapa nggak ada yang bisa menghargai itikad baik gue sih? Gue cuma berusaha nge belain dia, apa gue salah? " lirihnya pelan, sepelan angin berhembus tanpa suara.

Ia memjamkan kedua matanya, ia menikmati setiap kalimat dari lirik lagu yang sedang ia dengarkan. Lagu ini banyak membawa pengaruh untuk perasaanya, bahkan saat apapun ia terus menyanyikan lagu itu.

Sesaat terlintas bagaimana adegan pertengkaran tadi. Ia sudah berusaha untuk membela sahabatnya yang di jadikan seperti babu oleh mantan pacarnya itu, dan dengan teganya juga mencampakkan begitu saja orang yang benar benar menyayanginya. Tapi bukan itu titik masalahnya, tapi bagaimana reaksi dari orang yang baru saja ia bela mati matian. Apakah tidak ada rasa terima Kasih darinya untuk tindakannya tadi?

Katakan bahwa dia bodoh karena mau diperbudak oleh orang yang jelas jelas tak mencintainya secara tulus, tapi ia tetap saja membela orang itu dengan sikap lembutnya.

" Fe, maafin gue dong. Bukan maksud gue kaya gitu, gue cuma nggak mau lo kenapa napa Fe. " suara sesorang yang memohon itu tak terdengar oleh orang yang di panggil 'Fe' itu.

Orang itu sadar jika orang yang sedang ia ajak bicara hanya fokus pada lagunya sambil memejamkan matanya,karena itu ia mencabut earphone itu agar mengalihkan perhatian dari orang yang ia ajak bicara.

" Argh... Arga bisa nggak sih nggak udah ganggu gue dulu, gue lagi sumpek Ga! " sentak orang yang di sapa 'Fe' itu tadi oleh seorang Arga.

" Fea, lu jangan kaya gini dong. Gue kaya gitu karena gue nggak mau lo kena masalah Fe, lu tau kan Ega itu siapa? Gue takut posisi lo di sini terancam, kalo dia beneran keluarin lo gimana ? Terus gue di sini sama siapa? Siapa yang mau jagain gue lagi kalo lo pergi? Nanti gue di siksa mulu dong kalo gitu. " ucap Arga memelas. Ia tahu jika akhirnya pasti akan seperti ini, dan ia sudah terbiasa dengan sikap Fea yang seperti ini.

" Terserah lo aja deh, gue lagi capek! " jawab Fea dengan ketus. Arga hanya bisa menghela nafas panjang, ia memang harus ekstra sabar jika menghadapi Fea yang seperti ini.

Fea kembali memasangkan earphonenya kembali ke telinganya, ia tak peduli dengan ocehan Arga untuk meminta maaf dan merayu nya agar tidak marah. Saat ini ia hanya butuh ketenangan karena otaknya sudah sangat penuh.

" Fea, gue itu nggak bisa apa apa kalo nggak ada lo. Gue pasti bakal di jadiin babunya cewek cewek lagi Ya. "

" Terus itu jadi urusan gue? Nggak kan? Lagian itu semua salah lo tau, jadi cowok kalem banget. " balas Fea dengan nada acuhnya.

" Fe jangan marah napa sih, gue minta maaf deh. Gue tau seharusnya gue nggak kaya gitu, tapi gue kasian aja sama dia. " bukan jawaban ini yang sebenarnya di inginkan oleh Fea, tapi bagaimana lagi jika sahabatnya ini sudah sebegitu memohonnya sampai seperti ini.

" Ok ok. I got it. " jawab Fea datar, walaupun begitu Arga tetap bisa tersenyum lega karena berhasil membuat Fea memaafkan dirinya.

" Gitu dong, Fea kalo udah kaya gitu jadi cantik banget deh. Makasih ya Fea. " Arga memeluk tubuh Fea erat dengan senyuman yang mengembang Indah di wajahnya.

Fea hanya membalas pelukan Arga tanpa menunjukkan ekspresi apapun, karena ia merasa nyaman dalam pelukan Arga.

Gue ngerasa kalo pelukan lo bagaikan rumah gue. Kemanapun gue pergi, pelukan lo lah yang bisa buat gue ngerasa tenang.

- 🌝 -

Hey ho para penghuni wattpad sekalian 😀 ini adalah cerita aku setelah hiatus dan bertapa di gunung Lawu 😂😂. Silahkan vote and comment yakk, kalo enggak lu semua bukan sohib gue pokoknya 😂😂 Canda kok, tapi beneran.

Great Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang