Part 1

14 0 0
                                    

Tak tahu akan sampai kapan perasaan ini akan tersampaikan, yang pasti aku akan tetap berusaha membuat mu selalu bahagia

- 🌛 -

Matahari bersinar sangat terang siang ini, sampai rasanya kulit ini terbakar akibat panas yang sangat menyengat ini. Ini memang sangat panas, tapi tak menyurutkan semangat Fea untuk tetap berlatih di tengah lapangan basket.

Ia memantulkan bola bulat berwarna oranye dengan garis hitam yang mengelilinginya, peluh nampak di segala sudut wajahnya. Tapi hal itu tak membuatnya begitu saja menyerah, ia bahkan makin gencar memantulkan bola itu.

Ia mulai berlari ke arah ring basket dan melakukan Shooting dengan jarak pendek yaitu di depan ring itu, dan bola itu bisa melesat masuk dengan cantik.

" Fea istirahat dulu, jangan terlalu forsir tenaga. Ntar pas pertandingan lo malah tumbang lagi, nyesel ntar lo. " sahut Jegar sahabatnya di ekstrakulikuler basket, hanya saja mereka beda tim. Fea berada di tim Putri, sedangkan Jegar berada di tim Putra.

" Iya Gar, kejap lagi kelar kok. " Fea masih terus menerus melatih kemampuannya. Dan walaupun ia baru kembali aktif basket pada saat menginjak SMA, kemampuannya yang sudah ada semenjak TK itu tak pernah lenyap.

Fea terpaksa menghentikan hobinya mendribble bola oranye itu pada saat ia duduk di bangku SMP, karena ia harus mengalami cedera pada bagian engkel nya sehingga ia tak bisa ikut dalam pertandingan selama 3 tahun berturut-turut.

" Feaa!! " Teriakan itu mampu membuat konsentrasinya seketika buyar. " Iyaaa...!! " jawab Fea kesal.

Ternyata orang itu adalah Arga yang kini sedang menghampirinya dengan membawa 2 botol minuman dan juga handuk berwarna putih di tangannya.

" Jangan main basket terus dong, lomba nya tinggal bentar lagi. Nanti kalo cedera lagi kasian kan lo nya, nggak bisa main lagi. " ceramah Arga yang melihat aksi keras kepala dari Fea.

" Arga, gue latihan kaya gini biar waktu tampil nggak malu maluin sekolah. Lo nggak tau sih malunya kalo gue nggak bisa nyetak point, mau di taro mana nih muka. " Ujar Fea jengkel sambil menunjuk wajahnya.

" Ya di taro situ lah, mau di taro di mana lagi. " Arga menyodorkan minuman yang ia bawa pada Fea yang langsung menyambutnya dan segera meneguk habis isinya. Sedangkan Arga, ia membersihkan peluh yang membasahi wajah putih bersih Fea dengan handuk yang ia bawa.

" Kok minumnya nggak dingin sih, tau lagi panas beli minumnya yang biasa aja. " celoteh Fea sambil membuang botol kosong yang ada di tangannya ke dalam tempat sampah. Caranya pun tak jauh jauh dari hobinya, yaitu melempar bola. Dan ajaibnya botol itu bisa masuk di tempat sampah yang berada jauh dari tempat Fea saat ini keren!

" Kalo habis olahraga nggak boleh minum yang dingin dingin Fe, nanti bisa kram perutnya. " jawab Arga tanpa menghentikan kegiatannya sebelumnya.

" Yaudah deh Ga, lo nggak nge band apa? Malah nyamperin gue ke sini lagi. " tanya Fea sambil menepis tangan Arga yang ingin melanjutkan kegiatan mengelap peluh yang ada di wajahnya.

" Lagi enggak, pelatihnya nggak dateng soalnya. Lagian gue liat lo capek tau, lari terus dari sana kemari. Jadi gue samperin deh. " Jawab Arga dengan menampilkan senyuman di wajahnya.

" Hmm... Ok ok. " Fea kembali memungut bola oranye yang tadi ia biarkan lari ke sana kemari tanpa arah. Ia kembali melanjutkan kegiatan basketnya, sedangkan Arga kini duduk di kursi penonton yang tak jauh dari lokasi Fea.

Fea mendribble bola itu kesana kemari, sesekali ia mempraktekan cara menjaga bola agar tak di rebut oleh lawan. Setelah itu ia kembali mendribble bola itu dan melakukan shooting yang sangat Indah, Arga bertepuk tangan saat bola itu dengan Indah masuk ke dalam ring.

" Whooo...!! " teriak Fea girang. " Yeahh... Good Job Fea. " sorak teman teman Fea yang sedari tadi masih beristirahat.

" Fea jangan lompat lompat mulu, ntar cidera kakinya! " teriak Arga dari arah bangku penonton.

Kenapa Arga begitu khawatir dengan Fea, padahal Fea sendiri tidak begitu mempedulikan hal itu.

" Gak usah takut Ga, gue udah biasa kaya gini juga. " Jawab Fea sambil kembali mendribble bola tersebut.

Sudah sekitar setengah jam Fea melakukan hal itu tanpa berhenti, dan Arga masih dengan Setia menemani Fea latihan. Sesekali Arga melihat jika Fea sudah mulai kelelahan, tapi karena Fea yang dasarnya keras kepala sehingga ia berseikeras untuk melanjutkan latihan hari ini.

Fisik Fea memang nampak kuat, tapi tubuh Fea sebenarnya sangat ringkih. Ia bisa dengan mudah sakit hanya karena kelelahan, dan hal itu yang sebenarnya membuat Arga sering cemas dengan keadaan Fea.

" Fe, udah berhenti latihannya. Jangan di terusin lagi, ntar lo sakit Fe. " tegur Arga dari kejauhan.

" Ishh... Arga, 2 kali shoot lagi gue kelar deh ya. " jawab Fea tanpa memalingkan wajahnya dari ring basket yang ada di depannya.

Sudah 2 shoot yang Fea lakukan, dan dia melakukan apa yang ia katakan tadi. Ia duduk di samping Arga dengan wajah yang di penuhi oleh keringat.

" Tuh kan keringetan lagi. " Arga kembali membersihkan wajah Fea dari keringat yang sedari tadi mengucur di wajahnya.

" Arga, gue capek deh. " jawab Fea lemah sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Arga yang ada di sampingnya.

Arga menatap heran ke arah Fea, pasti ada yang tak beres dari Fea jika Fea sudah mengatakan hal itu.

" Kenapa Fe? Lo sakit ya? Nggak biasanya lo ngeluh capek. " tanya Arga sambil menatap Fea khawatir.

" Nggak papa Ga, cuma nggak enak aja jadinya. " jawab Fea yang nampak memejamkan matanya.

" Ampun deh Fe, makannya kalo di bilangin jangan ngeyel. Gini kan sekarang, habis ini lo harus nurut sama gue. " tegas Arga sambil memeluk tubuh Fea erat.

Arga memberikan waktu untuk Fea agar bisa beristirahat sejenak. Arga hafal betul apa yang di rasakan Fea, walaupun Fea tak mengatakannya pada Arga. Tapi Arga selalu tahu apa yang sedang terjadi padanya, ya karena sudah bersahabat sejak kecil sehingga Arga sudah tahu apa-apa saja tentang Fea.

" Pulang yuk Ga, pingin tidur gue. Nggak enak banget ini. " pinta Fea sambil mendongakkan wajahnya agar bisa berhadapan dengan wajah Arga.

" Ok, tas lo tadi udah gue beresin. Kita pulang sekarang yah. " ucapan Arga tadi langsung di sambut anggukan dari Fea. Arga mengambil tas Fea yang ada di sampingnya, dan ia membantu Fea berdiri dan memeluknya dari samping.

" Fe, lu kenapa? Tuh kan kalo di bilang jangan latihan terus malah di lanjutin, sakitkan jadinya. " omel Revo, salah satu sahabat Fea di tim basket Putra.

" Udah deh Vo, gue cuma butuh istirahat bentar. Udah ya, gue duluan. " pamit Fea pada Revo yang sempat berpapasan dengannya.

" Sipp, GWS ya sohib. " jawab Revo dan segera berlalu kembali ke lapangan.

Selama perjalanan mereka berdua ke halaman parkir, Arga tak pernah melepaskan pelukannya dari tubuh Fea. Dan pemandangan itu menjadi tontonan sehari hari dari murid murid di sekolah itu, karena menurut mereka Arga dan Fea merupakan BestFriend Goals di sekolah itu.

Saat sudah sampai di dekat mobil mereka, Arga membuka pintu mobil tersebut utuk Fea dan menuntun Fea agar masuk ke dalam mobilnya dengan sangat hati hati.

Setelah menutup pintu mobil Fea, ia berlari memutari mobilnya dan masuk ke dalam mobil di kursi kemudi. Arga menatap sendu wajah Fea yang sedang terpejam dengan raut wajah yang menurutnya sebagai pertanda bahwa Fea tidak baik baik saja, ia sangat khawatir dengan keadaan Fea yang belakangan ini. Jadwalnya sangat banyak, dan mungkin ini adalah akibat dari aktivitasnya akhir akhir ini.

" GWS ya Fe. " ucap Arga lalu mengecup kening Fea cukup lama, dan akhirnya Arga melajukan mobilnya menuju rumah Fea.

Hanya kau yang bisa menjadi sandaran untuk hati dan tubuh ini ketika dunia begitu kejam padaku, hanya dirimulah sandaran terakhir saat aku terluka.

- 🌛 -

Hey ho guys 👋, gimana nih gimana... Jelek kah story saya?? Please, vote and comment yah. Makasih lho ya guys, kalian buaaaikkkk buangettt deh 😂😂 #khasAnakMadiun #SalamDariMadiun

Great Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang