Four

441 61 2
                                    

Wendy menatap penampilannya dengan wajah bingung. Tiba-tiba pintu kamar Wendy terbuka dan menampakkan wajah ibunya.

"Eomma, apakah aku harus menggunakannya ?" tanya Wendy dengan wajah memelasnya pada ibunya.

"Ini pertemuan yang penting sayang. Jadi mau tidak mau kau harus memakainya. Dress ini cocok untukmu. Kau sudah cantik" Wendy menatap dirinya kembali. Wendy memekai dress selutut dengan warna biru. Dan highels tinggi.

"Apa ini tidak berlebihan hanya untuk makan malam ?" ibu Wendy menggeleng.

"Ani. Ayo. Kita harus cepat" Wendy menghela nafas dan mengikuti ibunya keluar dari kamarnya.

😼💘😺

Sehun menatap Luhan dengan wajah datar. Sehun membiarkan Luhan selesai berbicara sepuasnya. Baru Sehun akan mengajukan protesnya juga pada Luhan.

"Hyung, sudahlah. Kenapa jadi membicarakan si pendek itu. Dan berhentilah mengomel padaku" Luhan yang tadinya belum selesai beebicara akhirnya terdiam.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu diam saja. Minta maaf lah padanya saat ia datang nanti. Dan aku sarankan kau membantunya mengingatmu. Aku akan beritahu rahasia Wendy yang di beritahu padaku" Sehun hanya diam tak menjawab Luhan yang berbicara padanya. Sehun lebih memilih berkutat dengan bukunya.

"Yak. Oh Sehun. Kalau hyungmu berbicara seharusnya kau dengar. Kau mau jadi adik yang durhaka ?" Sehun mengalihkan perhatiannya pada Luhan.

"Hyung, kau akan pergi kekantor ?" Luhan menggeleng membuat Sehun mengerutkan dahinya bingung.

"Aku lupa. Ganti bajumu. Aku sudah menyiapkannya. Jangan protes. Kau harus memakainya. Kalau tidak, aku tidak akan pinjamkan mobilku. Palli" Luhan keluar sebelum mendengar ucapan Sehun. Sehun menatap ranjangnya. Disana ada satu setelan jas berwarna biru.

"Apakah ini acara penting hingga memakai jas ? Aish. Merepotkan sekali" Sehun berjalan mendekati ranjangnya dan segera mengganti bajunya.

😼💘😺

Sehun sudah rapi dan langsung keluar dari kamarnya menuju meja makan. Luhan yang melihat Sehun turun segera mamanggilnya.

"Sehun-ah. Cepatlah turun"

"Baiklah hyung. Kau cerewet sekali"

Sehun dan Luhan duduk di meja makan dengan suasana hening. Keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing. Sehun yang bosan menunggu pun langsung memanggil Luhan.

"Hyung. Kapan mereka datang ? Aku sudah lapar" Luhan mengendikkan bahu tak perduli.

"Sehun-ah" panggil Luhan.

"Wae hyung ?"

"Kenapa tak pernah cerita padaku kalau Wendy datang ke Korea. Apa kau sengaja menyembunyikannya dariku ?"

"Hyung, kau tidak pernah bertanya padaku. Lagi pula, si pendek itu tidak akan mengingatmu hyung. Cukup hanya aku yang tahu" Luhan mendengus kesal dan melemparkan ponselnya pada Sehun. Sehu  dengan sigap menangkapnya dan melupakan ponselnya. Alhasil ponselnya lah yang terjatuh.

"LUHAN HYUNG. GANTI PONSELKU" Sehun berteriak tanpa menyadari tamu  sudah datang. Bahkan keluarga Son kaget mendengar teriakan Sehun.

My Rival Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang