Taeyeon meminum soju nya, sambil terus berfikir tentang apa yang dikatakan professor itu, perkataannya mungkin terdengar sedikit gila, tapi inilah kesempatan paling akhir dari penantiannya.
Tapi jika alat itu tak berfungsi sempurna, apa yang akan terjadi padanya? Apa yang harus ia katakan pada keluarganya dan.. kangin. Kangin pasti sangat menentang pilihannya kali ini.
"Imo, yeogi soju han byeong juseyo (bibi, tolong satu botol soju lagi disini)" kata taeyeon pada pemilik restaurant itu.
"Agassi (nona) apa kau tak terlalu banyak minum? Apa ada orang yang Menjemputmu? " tanya pemilik restaurant itu.
"Eobseoyo (tak ada) ,aku bisa pulang sendiri" jawab taeyeon.
Taeyeon membuka botol soju ke 3 nya, meminum nya sambil terus berfikir. Apa yang ia lakukan ini benar atau tidak.
Taeyeon mengambil ponselnya dan menelpon ibunya."Wae? Kenapa kau menelpon larut malam begini?" Jawab ibunya dengan suara bangun tidurnya
"Eomma, maafkan aku ya" kata taeyeon
"Apa yang kau maksud? Kenapa minta maaf?" Ucap ibunya
"Aku hanya Ingin meminta maaf, mungkin aku selalu menyusahkan eomma dan appa. Aku minta maaf" jawab taeyeon
"Kim taeyeon jangan berfikir untuk melakukan hal aneh, kau dengar aku? Eomma tak akan memaafkan mu kalau kau sampai terluka lagi!" Kata ibunya
"Tidurlah eomma, aku akan menelpon lagi" ucap taeyeon menutup telepon nya.
Selanjutnya dia menelpon kangin, tapi ponselnya tak aktif. Jadi taeyeon mengirim pesan padanya.
"Oppa, kita terlahir sendiri kedunia ini. Memilih pilihan kita sendiri. I was really thankful for your love every each of my step. Thanks for always by my side"
"Aku tahu kau tak akan pernah berhenti mengkhawatirkan ku, aku tahu pilihan ini bodoh, tapi aku ingin melihatnya. Sekali saja. Walau sebentar aku ingin melihatnya.maafkan aku"
Taeyeon meminum segelas soju terakhirnya. Lalu kembali ke rumahnya,
Kim Taeyeon pov
Cerita lama, dan aku yang terjebak didalamnya. Dia yang terus datang dengan wajah sedih padaku. Pada waktu yang sama, aku hanya ingin menghentikan waktu dan menunggu keajaiban.
Cinta tak bisa terhenti hanya karena perpisahan, karena kenangan yang selalu ada bagai awan putih yang ada di atas kepala.
Yang tak bisa ku lupakan. Tatapannya, walau hanya sebentar aku ingin merasakannya lagi.
Dalam mimpiku, kau terus merintih, memanggilku. Apa yang ingin kau katakan?
Apa pilihan ini sudah benar, apa pilihan ini tak seharusnya ku pilih? Apa yang akan terjadi pada kita berdua dia sana. Aku benar benar ingin tahu.Aku masih berjalan di jalanan sepi, sekarang jam 2.35. Malam dengan angin yang begitu menusuk kulitku. Karena kau yang mengatakan bahwa janji itu akan tertepati, tapi ternyata dusta. Aku hanya berharap, bahwa 5 tahun penantianku ini hanya cerita bohong, dan kau bisa memelukku dari belakang seperti biasanya.
Ah, mungkin aku terlalu mabuk. Aku bahkan dapat melihatmu sekarang, tersenyum damai dihadapanku.
Apa yang membuatmu bisa tersenyum seperti itu disaat aku hanya bisa menangis disini?! Kau jahat! Apa yang kau lakukan disana?! Kenapa kau tak lari kesini dan memelukku?!
Berlarilah kesini dan kembali padaku, kwon jiyong.saat aku sadar aku sudah ada di pelukan seorang pria, badan tegap dan bahu yang lebar. aku membuka mataku untuk melihat wajahnya.
"kangin oppa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Machine √GTAE √COMPLETED
Fanfiction"So, I love you because the entire universe conspired to help me find you" ― Paulo Coelho, The Alchemist