You're My Love

20 3 0
                                    

Aku menemui klien pukul 12 siang yang tentunya ditemani oleh Reno juga.Dia bilang itu juga merupakan salah satu penjagaan dari pria bermata keranjang.Tapi,apa dia sedang menyindir dirinya sendiri tanpa ia sadari?

Setelah menemui klien Kak Juno,Reno mengajak ku ke apartemennya.Tapi,apa kalian tahu?Ternyata Kak Juno dan orang tuaku juga sudah mengetahui tentang kedatangan Reno,tapi mereka tak memberi tahuku.Mereka merahasiakannya dariku itu cukup kejam bagiku.Maksudku aku sudah menangis dan sedih setiap hari karena pria itu.(back to the point)

Aku kira apartemen yang akan dibeli nya berukuran sedang atau kecil,tapi ternyata aku salah apartemen ini terletak dilantai paling atas dan juga besar dan mewah.Dia selalu saja membuat ku terkejut dengan apapun hal yang dimiliki olehnya.

"Kau membeli apartemen yang terlalu besar jika untuk dirimu sendiri Ren."ucapku sambil masih terus berkeliling melihat barang barang disini.

"Sendiri?kau kan akan sering kesini.Jadi,aku membeli apartemen ini."

"Kau ini,membuang uangmu saja.Ish...Kapan kau akan dewasa dan serius dalam melakukan sesuatu?"ucapku kesal,aku bahkan yakin ia tak akan menanggapi perkataanku.

"Sampai kau bosan denganku dan sampai kau tak akan memerah jika aku menggombalimu."ucapnya main-main.

Aku hanya merenggut memanyunkan bibirku.Aku tak kuat jika harus terus berdebat dengannya.Rasanya melelahkan.Akhirnya dia mengajakku ke balkon apartemen ini,dia juga membawa dua cangkir teh yang ntah kapan dibuatnya.Teh buatannya selalu terasa enak.Ditempat ini aku bisa dengan jelas melihat kota ini,bahkan membuatku senyum sendiri.lalu tiba-tiba pertanyaan yang sedang mengganjal di kepalaku,ku tanyakan kepadanya.

"Ren,kapan kau akan kembali ke Newyork?Aku ingin ikut jika kau kembali kesana."
"Untuk apa?"balasnya dengan suara yang berat.
"Aku ingin menemui ibumu.Aku sudah lama tak melihatnya semenjak 1 tahun sebelum kepergianmu."
Namun ia hanya diam tanpa kata.seolah memikirkan kata apa yang tepat untuk ia katakan dan keluarkan dari bibirnya.Aneh,rasanya ini semua seolah tak benar.Rasanya ada yang salah dan sedikit rahasia tersimpan disini.Rahasia yang ia simpan jauh dari diriku.Tapi apa?
Dia masih bungkam.Suasananya seperti makin canggung saja lama-kelamaan.Aku bingung 'apa yang ada didalam pikiran nya?'

"Apa yang sedang kau pikirkan?"tanyaku memecah keheningan.

"Tak ada hanya saja,kumohon jangan pergi kesana untuk saat ini.Ehm...Belum aman Ra,aku pasti membawamu kesana,hanya saja nanti bukan saat ini karena belum saatnya."jelasnya.

"Aku harus jujur padamu.Rasanya dihati ku yang terdalam aku yakin ada sesuatu yang kau sembunyikan.Mengapa tak kau katakan saja padaku?"

Dia semakin terdiam.Wajahnya yang tampan itu menunduk sedang memikirkan apa yang harus ia jawab.Aku pun ikut menunduk untuk melihat wajahnya.Ada kerutan tebal dikening nya,aku tau ada yang ia pikirkan.Tapi mengapa ia tak ingin memberi tahu ku.Padahal jika saja ia memberi tahu ku,mungkin aku dapat membantunya.

Dia tak biasanya menyimpan sesuatu dari ku karena pasti itu akan sia-sia saja.Aku selalu dapat menebak apa yang ia pikirkan,tapi sekarang kenapa pria ku ini menjadi pria yang menutup hatinya?

'Apa aku melakukan kesalahan hingga ia tak menceritakannya padaku tapi justru merahasiakannya sendiri?Apa ia kuat jika harus merahasiakannya sendiri?'

Puluhan pertanyaan muncul lagi dikepalaku.Tidak,aku tak ingin ia merasa terbebani oleh pertanyaan yang aku katakan padanya.

"Maaf...maaf jika aku membuat mu pusing dengan pertanyaanku.Baiklah aku akan menuruti permintaanmu untuk kali ini.Tapi tidak untuk lain kali,mengerti?!"

Ia mengangkat kepalanya ada segurat senyum dibibir tipisnya.Tapi bukan senyuman lebar atau tawa yang ia biasa berikan padaku.Tiba tiba tubuhku ditariknya.Aku berada di dalam pelukannya saat ini .
Aku ada di posisi berdiri dan dia duduk,sehingga kepalanya saat ini berada tepat diperutku.Tapi,sialnya jantungku berdegup keras sekali.Ia tak pernah melakukan hal seperti ini.Ini pertama kali ia seperti ini,sekaligus aku yang diperlakukan seperti ini oleh pria mengingat Kak Juno yang sangat overprotective padaku.Tapi entah kenapa ia mempercayai Reno.Dan saat ini aku tak mau kalau Reno tahu jantungku berdebar keras,sangat keras.Tanganku tanpa sadar memegang kepalanya dan mengusapnya pelan.Hangat,itu yang kurasakan.Seperti ada yang menggelitik pinggang ku,padahal tak ada yang melakukannya.Dia menarik napas beratnya,seolah habis berlari jauh.aku tak akan menanyakan ada apa dengan dirinya,karena aku yakin cepat atau lambat ia pasti akan mengatakannya padaku.

"Hei,jangan tertidur di perutku.Aku bahkan belum minum teh nya sama sekali.Aku rindu teh buatan mu tahu!"ucapku dengan niat menggodanya.

Lalu beberapa detik kemudian aku merasakan getaran diperut ku.Ia tertawa disana yang mau tak mau membuatku ikut tertawa juga.Ia pun mendongakkan wajahnya dan mulai berdiri.

"Bukankah lebih baik menaruh kepalaku diperutmu,dari pada kutaruh kepalaku di lehermu?Atau kau lebih suka jika aku menaruh kepalaku di ceruk lehermu itu?"ucapnya lagi.Aku bingung dengan apa yang sebenarnya ia sedang bicarakan.

"Memangnya kenapa jika kau menaruh kepalamu di leherku?"tanyaku polos,tapi aku sungguh tak dapat menangkap pembicaraannya.

Lalu seringaian muncul di wajahnya membuatku memutar otakku lebih cepat,tapi tetap saja aku belum menangkapnya.Otakku lama sekali
bekerja,menyebalkan!

"Apa?!"tanyaku kesal padanya.

Ia mendekatkan mulutnya ketelingaku lalu berbisik"Aku benar-benar akan membuat banyak tanda disana,tanda bahwa kau adalah milikku.Tanda merah yang menandakkan kepemilikanku."Dia pun menjauhi kepalanya dari telingaku dengar seringai dibibirnya yang mau tak mau membuatku merah sendiri dan segera menutup wajahku dengan tangan sambil meneriaki kemesuman dirinya itu dan yang ia lakukan hanya tertawa.
Selalu sepeti itu.

Aku baru menangkap bahwa ia sedang membicarakan tentang kissmark yang akan dia berikan di leherku.Mesum sekali dirinya.Tapi dia pria aneh,tadi diam saja sekarang jadi mesum lagi.

Tiba-tiba saat aku masih menutup wajahku dia mengambil tangan yang ada diwajahku.Aku tak sadar kapan ia bangun dari tempat duduknya dan saat ini sudah ada dihadapanku.Dia tersenyum,senyum manis yang tidak ia tujukan untuk menggoda wanita,lalu ia mengatakan sesuatu yang dengan jelas yang akan selalu terekam di ingatanku.
"You're my Love,my sunshine,the reason why I live until now,and whatever happen to us,I will always protect you,cause if you gone or die I will die too.I Love You." Ucapnya dengan senyum tulus dan mata penuh cinta.

Semuanya hancur,pertanyaan yang mengganjal perasaanku hancur seketika.Pria ini benar-benar bisa mengendalikan hidupku.Ia bisa dengan hitungan detik membuatku yang marah bisa menjadi tidak marah.
Dia benar benar handal dalam merayu,tapi satu hal yang aku tahu bahwa kalimat itu bukan rayuan darinya.Itu kalimat yang ia katakan dengan tulus,aku tau karena matanya tak akan pernah bisa berbohong padaku.senyuman pun muncul dibibirku dan bibirnya.

Dan siang itu kuhabiskan dengan nya di balkon aparten miliknya.

"Aku akan membawamu ke penthouse ku sore ini.Aku ingin kau melihat penthouse yang baru kubeli kemarin sore.Joe,sekretaris ku baru mengabarkan bahwa penthouse itu telah rapih"ucapnya sambil menaruh handphone nya yang tadi berbunyi.

Aku tak peduli kemana,selama ia ada disampingku,itulah yang terpenting untukku.


Ini dua part ya digabung jadi satu.
So,hope you enjoy it.
Don't forget to comment and vote.
Follow aku juga ya...
Fast update juga kok,selama vote or comment banyak..

My Lovely BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang